7.) Kabar baik & buruk (revision)

Start from the beginning
                                    

"Kau--"

"Kenapa? Kau masih belum puas? Mau di pipi atau di bib--"

"Yang jangan ngomong gitu, aku geli ih." Misya menarik tangannya. Melihat reaksi Misya Dion tertawa terbahak-bahak membuat Misya berhenti melangkah.

"Eum, pacarku tidak mau dicium hemm?"Dion merangkul pundak Misya, namun ditepis.

"Aishh, kau semakin membuatku penasaran." Dion berdiri tegap dihadapan Misya, matanya menatap Misya begitu lekat, sementara Misya memalingkan wajahnya.

"Bukannya dulu kau selalu mengejar ku hemm? Dan ini gaya pacaranku, kau harus--"

"Aku tidak mau!"sela Misya tegas.

"Aku tahu kau selalu melakukan hal seperti ini pada pacarmu yang sebelumnya, tapi tidak denganku. Tidak semudah itu!"

"Jika kau mau, nikahi aku."

Dion tersenyum lebar mendengar itu, lalu mensejahterakan tingginya, Misya menatap Dion yang menatapnya dengan tatapan lekat.

"Kau mau menikah sekarang hem?"

Misya mundur selangkah, tak ia sangka, ia malah terjebak dengan Dion. Kedua Pipin sudah memanas.

"Aishh, sudahlah." Misya berjalan meninggalkan Dion dengan langkah panjang, dengan sigap Dion menyusulnya dan menarik tangan Misya untuk melingkar di pinggangnya.

"Ayangku lagi ngambek Hem.. iya-iya aku minta maaf. Lulus sekolah aku langsung datang ke rumah kamu, biar kita bisa menikah."

"Ishh Dion!!"Misya memberenggut kesal, tapi meski begitu ia tidak bisa menahan perasaan senangnya.

Ntah Dion serius atau tidak dengan perkataannya barusan, Misya hanya berharap semoga itu bisa terjadi.

.
.

Sampai di rumah sakit, mereka berdua berjalan ke ruangan Zeyn di rawat.
"Ah dia di rawat disini?"tanya Dion. Misya mengangguk kecil.

Misya dan Dion berhenti di depan pintu yang tertutup. Dengan pelan Misya membuka dan mendorong pintu masuk.

"Assalamu'alaikum." Salamnya.

Misya melihat ibu Zeyn tengah tertidur di sofa dengan wajah yang sangat kelelahan. Misya tersenyum haru, lalu bergerak mendekati ibu Zeyn.

Wanita tangguh, yang sudah menyandang singel parents. Ayah Zeyn sudah lama meninggal sekitar 7 tahun yang lalu. Belakangan ini ibu Zeyn jarang ke butiknya karena mengurus Zeyn yang masih sakit.

"Tante."

Mendengar itu ibu Zeyn bangun dan duduk. "Eh Misya, maaf Tante ketiduran." Ibu Zeyn tersenyum lelah.

Misya hendak memperkenalkan Dion tapi ternyata cowok itu tak masuk.

"Mm Tan... Misya permisi sebentar. Ada yang ingin jenguk Zeyn, sepertinya dia masih di luar." Misya melirik ke arah pintu luar.

"Kenapa ga masuk sekalian?"

Misya menggeleng tidak tahu.

"Ya sudah panggil dia masuk."

Misya berjalan keluar, di sana ia melihat Dion yang tengah berdiri bersandar di tembok dengan mata yang terpejam.

"Yang, kenapa masi disini? Yuk masuk." Ajak Misya dan menarik tangan Dion. Dion tersenyum kecil, dengan pelan ia melepaskan tangan Misya.

"Emm sepertinya aku pulang dulu."Tolaknya halus.

"Ngga, kamu kan udah sampe sini, masa pulang gitu aja."Tolak Misya.

Imam Dalam Tahajud (Completed)Where stories live. Discover now