7.) Kabar baik & buruk (revision)

361 19 0
                                    

Sudah satu minggu Misya menjalin hubungan dengan Dion. Sekolah gentar melihat kedekatan antar keduanya.

Bahkan banyak anak-anak yang tak menyangka Misya berhasil merobohkan tembok besar yang dimiliki Dion, sulit dipercaya jika dulu Misya yang selalu mencari Dion kini Dion yang selalu ingin berada di dekat Misya.

Bahkan tak jarang keduanya berpelukan mesra di depan umum, membuat semua anak-anak yakin dan percaya kalau memang keduanya sudah menjalani hubungan.

Saat ini Misya sedang duduk di tengah-tengah rooftop, awalnya ia selalu ragu ke rooftop karena phobia ketinggian, tapi belakangan ini Dion selalu membiasakan dirinya.

Belakangan ini ia sering ke rooftop hanya untuk bertemu dengan Dion. Meski sudah resmi pacaran, Misya masih membatasi hubungannya dengan Dion. Yang berani ia lakukan hanya memeluk dan dipeluk.

Tapi ironisnya penampilan Misya semakin minim, semenjak ia pacaran dengan Dion, ia selalu ingin terlihat cantik dan seksi agar Dion tidak berpaling lagi padanya.

Memang salah, tapi Misya akan berusaha akan melakukan hal yang menarik perhatian Dion agar tak kehilangan sosok yang selama ini ia kejar.

Dalam satu minggu ini ia sangat senang karena bisa menjadi kekasih Dion, tapi ia juga sedih mengingat Zeyn masih terbaring  di rumah sakit, sudah 3 minggu lebih Zeyn tertidur.

"Aku mencarimu di kelas, kenapa kau disini? Apa kau tidak membaca pesanku?"tanya Dion yang baru datang dan berhasil memecah lamunan Misya.

"Hah a..apa, kamu bilang apa?"tanya Misya melongo terkejut melihat kedatangan Dion.

Dion menghembuskan nafasnya pelan lalu ikut duduk di samping Misya.

"Kenapa kau disini? Bukannya aku sudah mengirim pesan di wa, kalau kita ke ruang musik hari ini dan makan disana, tapi aku menunggumu kau tidak juga datang jadi aku mencari mu di kelas, tapi tidak ada, tau-taunya kau disini."

Misya tersenyum mendengar kalimat panjang dari Dion. Misya memeluk Dion dari sampingnya.

Dengarkan? Mencari Misya? Dulu apa Dion mencari Misya? Tidak!!

Bahkan untuk menatap Misya saja tidak, tapi kini? Memang benar yah kalau Allah itu maha membolak-balikan hati manusia, pikir Misya.

"Maaf, ponselku low, ya udah kita kesana yuk."Misya melepaskan pelukannya dan berniat berdiri, tapi Dion menahan tangannya.

"Tidak usah, sebaiknya kita makan disini saja."

Misya mengangguk patuh.

           **

Pulang sekolah Misya pergi ke kelas Dion.

"Yang... mau ikut aku jenguk Zeyn ga?"tanyanya manja.

Dion yang baru saja mengemasi alat tulisnya pun menatap Misya yang kini duduk di bangku sampingnya.

"Ngga, aku--"

"Ayo dong, aku mohon kali ini aja. Lagian kenapa sih kamu ga pernah mau jenguk Zeyn? Dia sahabat aku loh." Rengeknya manja.

Dion menghela napasnya kasar, lalu mengangguk pasrah berhasil membuat wajah Misya berbinar. Lagi pula, Zeyn juga belum sadarkan diri.

"I love you more..."ujar Misya kekanakan, Dion hanya mengacak rambut Misya lembut.

"Ya udah yuk berangkat." Dion menarik tangan Misya dan menggenggamnya berjalan keluar. Misya tersenyum menatap tangan Dion yang menggenggam lembut tangannya.

"Kau belum membalas ucapan cintaku." Misya pura-pura marah, sementara Dion terkekeh kecil. Tanpa permisi Dion langsung mengecup pucuk kepala Misya.

"Ini cukupkan?"tanyanya menggoda, mendapatkan perlakukan seperti itu Misya melototkan matanya tak percaya. Ini kali pertamanya, mendapatkan kecupan meski hanya di pucuk kepalanya.

Imam Dalam Tahajud (Completed)Where stories live. Discover now