54

907 137 102
                                    

Enjoy zeyenk

...

Usai membeli hadiah untuk Hanbyul, Hanbin lajuin motornya menuju kantor Suho dengan arahan Minhee.

Pas ngeliat itu kantor, takjub si Hanbin. Pangling dia. Mulutnya menganga, persis kayak anak ilang.

Hanbin ngintilin Minhee masuk ke dalam gedung besar itu. Hanbin celingak-celinguk liat design interios lobby gedung.

"Gila, keren banget" pujinya kesekian kali.

Minhee mah udah biasa.

"Eh yang, itu ada kamu!" tunjuk Hanbin ke layar TV panjang.

"Anjay ada qoutes nya, apaan tu qoutesnya? Gue ga paham"

"Bacot ni"

"Gila gila muka pacar gue terkespos dah ini, diliat ama siapa aja" suara Hanbin meninggi, membuat beberapa org yg mereka lalui melirik mereka berdua.

Minhee nyenggol siku Hanbin "jangan norak napa sih!" geramnya.

Hanbin nyengir.

Keduanya memasuki lift dan mencet angka 12.

Sebenarnya Minhee sendiri gatau mau nanyain apa ke Suho.

Hanbin genggam tangannya, ngasih dia power.

Mereka sampai dan dapatin Suho lagi sendirian, Minhee ngijin ke sekretaris nya lalu nyelonong masuk.

"Lho? Tumbenan" ucap Suho.

"Bang"

"Kenapa sayang? Uang jajan kurang?"

"Bukan"

"Terus?"

Minhee natap Suho yg lagi nyusun2 dokumen, sibuk banget emang ya.

"Liat gue dulu" Suho mengadah, natap mata adeknya dengan senyuman. "Gue udah tau"

"Apanya?"

"Papi punya penyakit parah kan? iya kan?"

Dokumen yg Suho pegang mendadak jatuh, dia mengerjapkan matanya. "Ngomong apa sih?" jawab Suho dengan tawa kecilnya.

"Kenapa gaada yg bilang ke aku sih? Kalian semua masih anggep aku bocah kecil? iya? Kenapa cuma aku yg gatau?"

Suho bangun dari duduk, deketin Minhee. "Ga gitu dek" akhirnya dia ngungkap.

Dada Minhee rasanya sesak banget "Terus apa bang? Kenapa kalian nutupin? Dan bikin seakan-akan papi baik2 aja. Padahal..." tanggisnya pecah.

Suho langsung meluk dia. "Papi cuma pengen liat kamu bahagia, ga sedih kayak gini dek."

"terus papi sakit apa?" suaranya bergetar.

Suho diam, dia nimang apa ini waktu yg tepat buat bilang ke adeknya?

"Jawab bang, papi sakit apaaaa?"

Suho nahan napasnya terus bilang, "Papi kena kanker paru stadium 4"

Minhee ngelepas pelukan Suho, dia natap abangnya ga percaya. Tangannya nutup mulut.

"Lo bohong" dia geleng-geleng.

"Itulah kenyataannya Hee"

Minhee bungkam, detik berikutnya dia nangis kejer. "Ga, ga, ga. Papi bukan perokok, mana mungkin"

"Dia dosen Kimia Minhee. Udah berapa tahun ini aktif buat ngelakuin penelitian beresiko"

Minhee geleng-gelengin kepala, dia gamau dan gabisa percaya kata-kata Suho. Walaupun itulah kenyataannya.

YOU ; kimhanbinWhere stories live. Discover now