30

44 2 0
                                    

Akhirnya aku dan Elsa sampai tempat tujuan. Yakni rumah keluarga Elsa. Seperti sebelumnya, aku mengirim pesan singkat pada keluarga Elsa akan kedatangan kami. Apa karena itu, rumahnya jadi terlihat ramai? Aku harus menyiapkan diri juga. Aku tidak ingin terkena bogem yang tidak seharusnya aku terima untuk kedua kalinya.

"Aku tidak mengerti? Kenapa kamu memilih pergi dari orang yang ada di sekelilingmu? Kamu bisa lihat bukan? Banyak sekali orang yang akan menyambut kamu pulang?" tanyaku. Elsa hanya memandang jauh ke dalam rumahnya. Mungkin dia tengah mengenang sesuatu.

"Elsa, kamu itu orang yang ceria. Kamu itu bagaikan matahari untuk semua orang. Apa jadinya mereka semua yang selama ini menunggu kamu kembali pulang? Mereka pasti merasa tidak akan seru tanpa kamu. Tanpa kehadiranmu. Kamu seharusnya sadar, selama ini tidak ada orang yang akan menghidupkan suasana selain dirimu bukan?" lanjut ku.

"Bagaimana kamu bisa tahu itu?" tanya Elsa penasaran.

"Tidak perlu waktu lama untuk mengenal dirimu Elsa. Semua yang kamu lakukan selama sehari atau dua hari saja, sudah menunjukkan siapa atau bagaimana dirimu sebenarnya. Huft.. Hanya saja.. Untuk orang yang suka kerapihan seperti kamu memiliki hal konyol dengan kemalasan pada hal yang membuat kamu pusing hingga terbebani. Padahal itu untuk dirimu sendiri." jawabku.

"Sebenarnya kamu ingin memuji atau menjelekkan aku sih? Semenjak kamu bertemu dengan tante kamu yang datang tiba-tiba itu, kamu jadi banyak bicara. Lebih baik kamu jadi orang yang pelit berbicara saja seperti awal kita bertemu. Yah walau sikapmu jadinya dingin dan menyebalkan. Tapi itu terlihat cocok untukmu Ed." ujar Kiara memberi saran. Aku hanya membalasnya dengan senyum khas ku.

"Iya! Seperti itu. Senyum menyebalkan itu juga lebih cocok bagimu Ed." tambah Elsa.

"Sudah.. Lebih baik kamu turun dari mobil ku dan segera kembalilah pada keluarga dan teman-teman kamu sana." mendengar apa yang aku katakan, Elsa langsung cemberut.

"Kamu tidak mau mengantar aku ke sana Ed? Ayo temani aku Ed.. Plis.." rengek Elsa.

"Siapa juga yang bilang tidak? Tentu saja aku akan mengantarmu sampai kamu benar-benar bertemu dengan keluargamu. Aku juga akan memberikan salam juga untuk semua yang menunggu kamu di dalam sana."

"Terimakasih Ed."

Aku dan Elsa akhirnya turun dari mobil. Lalu berjalan memasuki pekarangan rumah Elsa. Tidak lama kemudian, semua orang yang tadinya berkumpul di dalam rumah, jadi pada keluar begitu mengetahui kedatangan kami. Emm.. Maksudku mungkin kedatangan Elsa saja. Teman atau mungkin sahabat Elsa langsung datang menghampiri Elsa untuk menyambut kedatangannya. Drama pun dimulai. Mereka saling berpelukan, sedih, terharu, dan menanyakan kabar Elsa selama ini. Seperti biasa, aku diabaikan.

Drama terus berlanjut, dengan seorang pria memeluk Elsa erat. Sedangkan kedua kakaknya menunggu giliran terakhir untuk menyambut Elsa kembali. Tapi.. Ada sesuatu yang aneh. Dari awal aku datang, seorang pria terus saja menatap dan memperhatikan pandangannya padaku. Bukan pada Elsa. Kenapa?

"Siapa pria yang datang bersamamu ini Elsa?" tanya pria yang memeluk erat Elsa tadi. Dejavu.

"Oh iya. Perkenalkan, dia Ed. Selama aku pergi, aku tinggal di rumahnya." ucap Elsa memperkenalkan diriku.

"Kamu selama ini tinggal di rumahnya? Hanya berdua saja?"

"Tidak Ben, aku tinggal bertiga di rumahnya bersama Kiara. Memang kenapa?"

"Apa? Kamu masih bertanya Kenapa? Dia.."

"Maaf, kalau aku memotong pembicaraan kalian. Tolong beri aku waktu untuk memperkenalkan diriku ini kembali secara resmi." potong ku cepat, sebelum salah paham ini tidak semakin besar. Lagipula, kenapa Elsa tidak langsung memberitahukannya kepada mereka kalau aku ini seorang perempuan sih.

"Namaku Edlyn Mettacarini. Aku ini seorang wanita. Bukan seorang pria, yang sepert kalian lihat. Ada alasan pribadi mengapa aku ber-penampilan seperti pria. Dan aku ikut datang ke sini hanya ingin mengantar Elsa kembali pulang dengan selamat." lanjut ku menjelaskan.

"Oh iya! Karena penampilan kamu aku jadi lupa kalau kamu itu ternyata seorang wanita. Jadi nama aslimu Edlyn?" seru Elsa.

"Iya." jawabku seraya menganggukkan kepala.

"Maaf Elsa. Aku tidak bisa berlama lama di sini. Aku harus segera kembali pulang. Karena aku sudah menyelesaikan tugas ku untuk mengantarkan kamu kembali, sekarang aku mohon undur diri."

"Kenapa buru-buru sekali? Aku bahkan tidak tahu harus berbuat apa untuk membalas semua kebaikanmu selama ini."

"Gampang. Berubahlah menjadi orang yang lebih baik lagi. Kamu mengerti?"

"Tapi.."

"Oke. Selamat tinggal Elsa." tanpa mempedulikan nya lagi, aku beranjak pergi dan masuk ke dalam mobil ku.

Sebelum benar-benar pergi aku berteriak pada Elsa, "Kamu tidak lupa jalan ke rumahku bukan?" tanyaku dengan mengedipkan satu mata. Tidak lupa lambaian tangan untuk mengakhirinya.

.

.

.

.

.

Yey.. Akhirnya selesai juga.. Karena hari libur juga jadi bisa selesai lebih cepat nih hari ini..

#littlebees #littlebeeschallenge #littlebees30

Artemisiahanazi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ed(lyn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang