8

24 7 0
                                    

"Kenapa?" tanyaku. Elsa dan Kiara terlihat murung seketika setelah aku bilang ingin pulang.

"Terus.. Aku di sini sama siapa? Ed kalau kamu mau pulang, bolehkah aku ikut?" rengek Elsa.

"Bukankah ada Kiara?"

"Kiara?"

"Iya. Kiara, katamu tadi ke sini ingin camping juga bukan?"

"Eh! Emm.." kiara seperti bingung ingin menjawab apa. Dia sekarang sedang berpikir ulang. "Aku tadinya memang ingin camping di sini. Tapi, seperti yang di katakan Elsa. Akan lebih baik jika aku ikut ke rumah mu Ed. Bolehkan?"

"Untuk apa kalian ikut ke rumahku? Memang kalian masing-masing tidak punya rumah?" tanyaku heran. Elsa dan Kiara kini kompak menggelengkan kepala.

Sedangkan aku? Apa yang harus aku lakukan? Kalau aku melihat mereka seperti ini, aku tahu. Aku mengerti apa yang mereka rasakan. Mungkin. Tapi menampung mereka ke rumahku? Akan jadi apa rumahku nanti?

"Ed? Kalau kamu mau menginzinkan aku tinggal di rumahmu, aku bisa membersihkan rumahmu." usul Elsa.

"Kalau aku.. Jika aku juga diizinkan tinggal di rumahmu. Aku bisa membuatkan makanan untukmu Ed." usul Kiara.

Aku sekarang makin pusing dibuatnya. Kenapa mereka berdua jadi seperti ini? Aku tidak butuh orang untuk membersihkan rumahku. Aku juga tidak perlu orang untuk membuatkan aku makanan. Karena aku bisa melakukannya sendiri.

"Kalau kalian ingin mengikuti syarat dariku juga. Aku akan izinkan." ujarku akhirnya. Elsa dan Kiara langsung menegakkan punggung mereka dengan wajah berseri. Seakan mereka baru saja mendapatkan harapan.

"Apa pun syaratnya kami pasti sanggup Ed. Aku tahu kamu adalah orang yang baik!" seru Elsa dengan wajah semringah. Aku rasa, aku bukan orang yang baik.

"Terima kasih Ed!" seru Kiara.

🎭🎭🎭

Setelah membongkar tenda punyaku dan punya Kiara, kami bertiga langsung menuju ke mobil. Sebelum berangkat, Elsa dan Kiara meributkan hal tidak penting. Haruskah aku membelah diri jadi dua? Agar mereka tidak ribut memperebutkan aku untuk ada di dua mobil sekaligus.

"Kiara.. Elsa.. Kalian satu mobil di belakang. Aku akan di mobil ku sendirian." ucapku menengah. "Jika kalian tidak mau dan hanya ingin ribut, yasudah." lanjutku.

Aku orang yang tidak peduli terhadap masalah orang lain, langsung masuk ke dalam mobil ku sendiri. Sebenarnya untuk apasih mereka meributkan aku? Sungguh tidak jelas sekali mereka. Seprti anak kecil. Aku sempat melihat arah belakang melalui kaca spion mobil. Ternyata keduanya langsung menurut masuk ke dalam mobil belakang. Tanpa ragu lagi, aku jalankan mobi ku menuju rumahku yang sebentar lagi psti akan ramai.

Sampai!  Aku parkirkan mobil terlebih dahulu lalu turun dari mobil. Tidak lama juga Elsa dan Kiara juga sudah turun dari mobil.

"Ed, ini dimana? Aku juga tidak melihat rumahmu."

"Mobilnya tidak bisa lagi masuk. Jadi kita harus berjalan untuk sampai rumahku." jawabku.

"Berjalan kaki? Jauh tidak?" kini Kiara bertanya.

"Hanya lima menit saja dari sini." jawabku. Yah.. Kurang lebih sih hehe.

Ku bawa barang belanjaan yang tersisa dari bagasi mobil. Entah nanti cukup atau tidak. Mungkin besok aku harus kembali lagi ke kota untuk belanja.

Elsa dan Kiara langsung diam di tempat melihat rumah megah di tengah hutan. Bagai negeri fantasi.

"Siapa yang mendesain rumah ini Ed? Rumah ini bagu sekali." ucap Kiara kagum.

Menurutku sih rumah yang aku bangun ini tidak terlalu megah. Mungkin karena di tengah hutan, jadi terlihat megah. Rumah dengan latar dikelilingi berbagai pepohonan besar, jadi terlihat seperti lukisan saja.

.

.

.

.

.

Ed akhirnya jadi punya teman di rumah 😊 Ed.. Aku tahu kamu pasti tidak akan menyesal nantinya..

#littlebees #littlebeeschallenge #littlebees8

Artemisiahanazi

Ed(lyn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang