Ko-ee No Yo-kan' (1)

15 3 0
                                    

"I always wanted a pet"
"You realise, you can't keep this thing, right?"
"Why not? It's cute."
"It's a dragon."

- James to Jane at 6 y.o

Sejak awal, kami sangat jarang satu pikiran.

Hingga suatu hari, aku menyadari alasan mengapa wajah kami tak serupa, mengapa pigmen rambut kami tak sama dan kenapa warna mata kami berbeda.

Itu karena kami bukan saudara.

***

JAMES menatapku, rambutnya berwarna merah terang dan dengan cahaya matahari yang secara tak sempurna menembus mosaik kaca jendela—meninggalkan jejak bayang yang menutupi separuh wajahnya—ia terlihat semakin tampan dan misterius dari sebelumnya.

“Aku rasa sudah berkali-kali, kuminta kau untuk menjaga sikap dan tidak asal menggebrak pintu ruanganku hanya karena kau tak suka.”

Itu adalah peringatan ke-40 bulan ini.

“Kau tidak perlu melakukannya.” Kukibas udara kosong di depan.

Seijuuro menatapku dengan kernyitan bingung. “Apa?”

“Soal pintu. Aku tidak berniat melakukan semua yang kau perintahkan, termasuk yang satu itu. Jadi simpan tenagamu untuk melakukan hal-hal yang lebih berguna ....” Bola mata dwiwarna milik James menatapku lurus-lurus. Kedua tangannya berada di balik punggung, sorot mata menyatakan bahwa ia tahu perkara apa yang membawaku menghampirinya pagi-pagi begini, “kau pasti tahu apa yang kumaksud, 'kan?”

James mengangkat kedua bahunya. Berkata melalui gestur, sudah-kuduga-kamu-akan-melakukannya-lagi.

"Itu sudah yang ketujuh kalinya di minggu ini. Sudah bulan ketiga semenjak perayaan hari ulang tahunmu yang ke-23, dan kamu masih menolak semua pinangan para pangeran. Apa salahnya menikah, lalu membangun keluarga kecil yang bahagia?"

Jane memutar bola matanya jemu, tangan naik ke pinggang dan dengan ketus ia menjawab, “Lihat siapa yang telah naik takhta dan siapa yang justru dipaksa untuk membangun keluarga? Bukankah harusnya kau yang mencari calon permaisuri?”

James mendekat, agaknya 'tersentil' dengan kalimatku barusan. Ia melewati meja kerjanya, tempat kertas-kertas berharga kekaisaran bertumpuk-tumpuk. Dengan langkah-langkah kecil seirama, kedua kakinya berhenti beberapa senti dari ujung sepatuku.

Sosoknya sekepala lebih tinggi, hingga suka-tidak suka aku harus mendongak untuk menanggapi sorot matanya yang membuat bulu-bulu roma berdiri. James punya aura mengintimidasi yang kuat, bahkan jika dia hanya bernapas.

"Aku tidak ingin membahasnya." James tersenyum kecil melihat wajah masamku yang tidak dibuat-buat. Kalau saja dia masih berdiri di belakang mejanya seperti tadi, aku pasti sudah berteriak, “Tidak adil!”

"Apa yang salah dengan Duke Vingerton?"

Aku mendengkus. “Akan sangat membuang-buang waktu, jika harus kujelaskan betapa jeleknya sikap yang ditunjukan oleh seorang Duke. Kutekan gelar yang diberikan James pada orang yang tidak bisa menjaga etikanya saat bersama dengan wanita, hanya karena wanita tersebut adik angkat kaisar. “Jadi akan kupersingkat saja.”

"Go ahead."

"Are you sure I can't punch him in the face?"

Cup of Rose [Antologi Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang