Ny. Black 17

217K 9.2K 163
                                    

Jihan mulai tidak betah tinggal di rumah sakit, hari ini dirinya hanya di temani pelayan kepercayaan Mr. Black dan Juga Rheina, pengawal pribadinya. Mr. Black barusan menghubunginya dan memberitahu bahwa akan datang sore hari karena ada pekerjaan yang mesti diselesaikan di istana.

“Rheina” panggil Jihan

“Ada apa Ratu” balas Rheina dengan hormat dan ramah

“Saya mau kembali ke istana, disini sangat membosankan”

“Maaf Ratu, Yang Mulia Raja memerintahkan supaya Ratu tetap beristirahat di sini sampai keadaab Ratu kembali pulih”

“Saya sudah sehat Rheina dan disini sangat membosankan, saya mau pulang dan tidak boleh di bantah”

“Ratu”

Jihan tidak memperdulikan larangan Rheina dan dia menukar bajunya, keinginannya untuk pulang dan bertemu Mr. Black lebih besar dan tidak bisa ditahan.

“Ayo pulang”

“Ratu” Rheina masih berusaha menahan kepergian Jihan.

“Gpp… saya yang tanggung jawab, ayo” Jihan memegang tangan Rheina dan pelayan yang bernama Maria. Kedua orang itu kaget Ratunya berani dan mau memegang pegawai seperti mereka.

“Santai saja Rheina, Maria… saya bukan tipe orang kolot yang patuh akan protocol istana, anggap saja kita teman, umur kita sama kan?”

“Ratu…”

“Udah dibilang santai saja… ih bandel ya”

“Terima kasih Ratu.. Ratu memang Ratu sejati untuk Negara Blacktan”

“Ah gaklah, aku cuma seorang istri yang mencintai suaminya dan apapun keinginan suami aku harus ikuti, termasuk menjadi Ratu… ya dalam hati sih sebenarnya hanya ingin bahagia dan menjadi keluarga seperti orang – orang kebanyakan tapi suamiku sejak lahir sudah diberi beban untuk menjaga Negara, mau gak mau harus dijalani kan”

“Ratu memang bijak, tidak salah Yang mulia Raja memilih anda” balas Maria

“Ya mudah – mudahan tidak salah pilih” kata Jihan sambil berjalan dengan bahagia

“Oh iya Ratu… Yang Mulia Raja sudah mempersiapkan hadiah khusus untuk Ratu di istana”

“Oh ya? Apa?”

“Ratu akan lihat sendiri”

“Apa ya yang suamiku beri, jangan – jangan keperluan untuk Putra Mahkota, sayang… Daddy kamu so sweet banget sih…” Jihan mengelus perutnya.

JIhan semakin penasaran ketika Rheina dan Maria membawanya kesebuah ruangan di istana. Sebuah kamar tidur tamu.

“Ayo masuk Ratu”

Jihan membuka pintu dan melihat seseorang sedang duduk menghadap balkon.

“Bunda?” Bunda menoleh setelah mendengar suara Jihan memanggilnya.

“Ya Allah Jihan…” Bunda berlari memeluk Jihan, anak yang sudah hampir 1 bulan lebih tidak ditemuinya.

“Bunda kapan datang?”

“Baru banget, Jihan… sepertinya kita harus bicara” Bunda melihat Jihan dengan tajam

“Ada apa Bunda”

“Jujur sama Bunda… ini dimana? Rumah ini terllau besar untuk disebut rumah, penjaganyapun terlalu banyak dan kalo boleh Bunda lihat ini seperti di istana”

Jihan tertawa dan membawa Bunda untuk duduk.

“Iya Bunda ini istana Negara ini…”

“Istana? Kenapa kamu bisa tinggal disini”

12. Pengantin BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang