Beautiful Sin

117 16 1
                                    

Yixing menghela nafas bosan. Konsentrasinya pecah berhamburan mendengar suara ribut-ribut di luar sana. Itu suara kakak perempuannya. Yixing memijat pelipisnya frustrasi. Mereka pasti bertengkar lagi. Demi Tuhan, tak bisakah ada kedamaian di rumah ini barang sehari saja?

"Kau darimana saja? Dari rumah perempuan itu kan?"

"Bora sedang sakit, Seungwan-ah. Wajar kan kalau aku menjenguknya, dia sekretarisku."

"Alasan! Bilang saja kau ingin memanfaatkan kesempatan berduaan dengannya!"

"Bukan seperti itu! Aku hanya menjenguknya. Tidak lebih!"

"Oh ya? Lalu apa kau bisa menjelaskan kenapa lipstik perempuan itu bisa menempel di bajumu?"

"Ta-tadi Bora merasa agak limbung, karena itu aku membantu memapahnya. Mungkin waktu itu..."

"Cukup, oppa! Aku tidak percaya omong kosongmu! Kau pikir aku bodoh dan mudah kau tipu, begitu? Tidak perlu menyangkal. Aku tau kau memang berselingkuh dengan perempuan itu! Kau bahkan sering menginap di rumahnya!"

"Jang Seungwan, jaga bicaramu! Aku ini suamimu!"

"Aku tidak peduli! Aku membencimu, Nam Eric!"

BRAK!

Yixing mendengar suara pintu dibanting. Tidak lama kemudian, pintu kamarnya terhempas terbuka. Kakak perempuannya menerobos masuk dan langsung mendudukkan diri di atas tempat tidurnya.

"Nuna..." Yixing bangkit dari kursinya dan melangkah menghampiri kakaknya. Dapat dilihatnya bahu Seungwan bergerak naik turun. Semakin dekat, Yixing dapat mendengar semakin jelas isakan dari bibir sang kakak.

Isakan Seungwan perlahan mereda. Dia menoleh menatap Yixing yang mengusap punggungnya, memberinya ketenangan. "Maaf Yixingie, kau pasti merasa terganggu."

Yixing menghela nafas. "Tidak apa-apa, nuna. Aku sudah terbiasa."

Seungwan menyeka airmatanya. "Eric oppa pulang terlambat lagi dan kali ini, aku menemukan noda lipstik di bajunya. Yixingie, aku yakin dia punya hubungan spesial dengan perempuan itu!"

"Seharusnya nuna mendengarkan penjelasan Eric hyung terlebih dulu. Siapa tau nuna hanya salah paham!"

Seungwan menggeleng lemah. "Semuanya sudah sangat jelas, Yixingie. Eric oppa dan perempuan itu memang berselingkuh. Terakhir kali, aku memergoki mereka sedang berciuman di mobil Eric oppa. Kau tau, rasanya sakit sekali. Sangat sakit!"

Yixing mengertakkan rahangnya. Karena masih menghargai kakaknya, dia menahan diri agar tidak menyumpahi kakak iparnya itu. "Kalau sakit, kenapa nuna masih bertahan?" tanyanya pelan.

"Aku masih mencintainya, Yixingie. Meski aku ragu apakah dia juga masih memiliki perasaan itu. Tapi aku akan bertahan sekuat yang aku bisa, demi Jisung. Aku tidak mau dia tumbuh tanpa figur seorang ayah. Bagaimanapun, dia masih membutuhkan ayahnya."

Yixing mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Nuna, untuk apa bertahan bersama orang yang hanya mampu menyakitimu? Kau bisa mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik daripada Eric hyung."

Seungwan menatap Yixing lekat-lekat. "Yixingie, apakah kau bermaksud menyuruhku meninggalkan Eric oppa?"

Yixing mengerjab. Melihat raut wajah kakaknya, dia sadar mungkin ada yang salah dengan perkataannya. "Bukan begitu, nuna. Aku hanya tidak ingin melihatmu terus menerus tersakiti seperti ini. Aku hanya ingin kau bahagia. Aku menyayangimu, nuna. Sangat menyayangimu. Setelah kematian Appa dan Mama, aku tidak punya siapa-siapa lagi. Nuna, aku hanya tidak ingin kau terluka..."

Seungwan tersenyum lembut. Diusapnya pipi Yixing dengan penuh kasih sayang. "Terima kasih, Yixingie. Aku juga sangat menyayangimu. Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Aku yakin aku bisa melewati ini semua."

Cupcakes : Aneka Rasa Kisah dalam Sekali GigitWhere stories live. Discover now