22

2.3K 222 23
                                    

"Hah? Lo siapa?"

Abel kaget bukan main saat orang asing tiba-tiba menghampirinya dan mengajak gadis itu untuk berpacaran. Sinting ni orang.

"Mentang-mentang udah terkenal sekarang jadi lupa sama gue," pria itu mendekatkan dirinya dan mencolek lengan Abel genit.

"Apaan sih! Jangan macem-macem ya!"

Abel makin ketakutan saat pria itu makin memojokkannya ke tembok. Lobby apartemen kosong, satpamnya entah kemana emang kampret. Dan kalo dia masuk lift sekarang terus orang asing ini juga masuk makin berabe dia di apa-apain di dalem lift.

Tapi jujur Abel bingung banget, kok orang ini bisa hafal nama panjang dia gitu.

"Ayo jadi pacar aku Freya," ujarnya tepat di hadapan gadis itu. Tercium bau alkohol yang menyengat, ah sial.

Abel berusaha mendorong pria tersebut sekuat tenaga. Namun pengaruh alkohol pada pria itu entah mengapa malah menambah energi pria tersebut, sehingga memudahkannya untuk menjebak Abel di antara kedua lengannya.

"Accept me or i will kiss you."

Abel menutup matanya takut. Okay, goodbye my first kiss.

Brug

"Gak papa?"

Abel membuka matanya, di hadapannya udah ada Rian dengan muka khawatir. Pria mabuk itu udah tergeletak jatuh di dekat vas bunga. Dengan cepat Rian segera menekan tombol lift dan kembali menutupnya sebelum pria mabuk itu dapat mengikuti mereka.

"Huhuhu makasih kak Rian."

"Cup cup, udah gak papa. Saya sangat khawatir Rey, astagfirullah," ujar Rian sambil mengusap mukanya kasar. "Saya kira saya bakal kebalap rossi lagi kaya waktu itu, Rey!"

Abel mengusap air matanya bingung.

"Kebalap? Maksudnya?"

Rian menggaruk tenguknya yang tidak gatal. Dia ragu mau nyampein sekarang atau engga. Tapi semakin cepat semakin baik bukan?

"Saya dengar dia menyatakan cinta ke kamu, Rey. Saya ada saat kamu dan dia saling mendekatkan wajah, saya kira kamu terima dia. Udah mau nangis saya."

Abel yang mendengar penjelasan Rian yang tergesa-gesa itu tak kuasa menahan tawanya. Rian kalo lagi kaya gini lucu juga ya.

"Cemburu nih kak?" Goda Abel sambil nyenggol-nyenggol lengan Rian.

Lift yang menuju lantai 18 itu terasa amat lama.

"Rey, saya boleh peluk kamu?" Tanya Rian sambil membuka tangannya lebar-lebar.

Abel membulatkan matanya kaget, heran dengan permintaan Rian yang tiba-tiba. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Abel masuk ke dalam dekapan Rian.

"Saya rasa, ini waktu nya saya akan benar-benar menjaga kamu sepanjang waktu. Melindungi kamu dari segala macam bahaya. Selalu ada waktu kamu senang walaupun sedih. Bisa jadi sosok pasangan sekaligus abang kedua bagi kamu."

Rian berhenti sejenak, menghembuskan nafasnya kasar, lalu kembali bernafas dengan normal.

Abel udah deg deg an banget, apalagi dia juga bisa denger suara jantung Rian yang gal kalah berdebar karena tinggi Abel yang hanya sedada Rian. Otomatis mukanya berhadapan dengan dada pria itu.

"Jadi milik saya ya, Freya Arabelle?"

🏸

Tah aing kasih dabel apdet wakaka
Sebelum ukk gays

Apdetnya agak deg deg serrrr kali ini

Mau triple apdet kagaaakk?!!!

Mind ; Rian ArdiantoOnde histórias criam vida. Descubra agora