BAB 7.3

96 119 97
                                    

S C H O O LE V E N T

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

S C H O O L
E V E N T

Semua pasang mata kini mengarah pada sosok yang diajak oleh salah satu personil The Star. Tatapam kagum, iri, dan senang menyelimuti lagu yang masih dilantunkan.

Noah menarik lembut tangan Allysya dan mendudukan disampingnya yang masih kosong yang memang sudah disediakan, dan direncanakannya.

Mata coklat Noah menatap dalam iris mata Allysya. Tatapan penuh sayang, dan kerinduan. Allysya mengerti mengapa Noah menatapnya seperti itu, ia juga selama ini merasakannya. Membalas genggaman tangan Noah dengan penuh kelembutan, dan iku menyanyikan lagu pada bait terkahir.

It will never change me and you

Tepuk tangan menggema di aula tersebut. Pujian-pujian yang keluar masih tetap bersuara. Tapi tidak dengan kedua manusia yang masih saling menatap satu sama lain.

"I miss you." lirih Noah dan langsung memeluk erat Allysya. Mencium pucuk kepalanya dengan sayang. Menghirup aroma bunga lili di tubuhnya.

🌻 🌻 🌻

"Gue masih gak percaya sama apa yang gue liat. Sumpah, gue gak nyangka. Gimana bisa lo temenan sama pemain The Star? Ya, meskipun gue akui salah satu pemain The Star ada abang lo juga. Tapi kayaknya lo juga memiliki hubungan khusus sama Noah salah satu personil. Lo pacaran ya sama Noah?" tanya Gita.

"Hubungan apaan? Enggak lah. Itukan karena dia aja jarang main sama abang. Noah itu kayak udah abang sendiri, ya meskipun umur dia sama kayak gue." jelas Allysya dengan mengaduk minuman coklat yang ada di depannya.

"Tapi gue gak percaya omongan lo, karena selama ini dia udah melakukan lo dengan sepesial." tutur Amanda yang masih tak percaya dengan balasan Allysya.

"Spesial gimana sih, Man? Kan udah kenal dari lama, ya gak mungkin lah gue pacaran sama dia." Allysya kesal kenapa temannya tak ada yang percaya omongannya.

Luna yang masih diam, tiba-tiba berbicara yang membuat ketiganya menoleh ke arahnya."Apa jangan-jangan Noah pacar lo, terus karena gak direstuin sama abang lo jadi kalian gak pacaran, dan Noah juga pindah kan? Gak satu kampus lagi sama abang lo?

"Apasih, kok malah ngaco ngomongnya."

Kini mereka berada di kantin. Menikmati Susana makan siang jam kedua. Keempatnya tidak melakukan shalat, karena sedang datang bulan. Entah, apakah ini sebuah kebetulan? Maka dari itu, mereka langsung menuju ke kantin setelah acara super meriah di aula itu.

"Serius? Lo lagi gak bohong kan? Tapi gue masih gak pecaya sama lo deh, Sya. Bukan gak percaya karena apa ya, beda aja perlakuan dia ke lo. Perlakuan dia itu istimewa banget. Pas waktu pertandingan aja meluk lo, terus tadi juga dia ngajak lo ke depan, ngasih bunga, dan meluk lo lagi. Terus gak tau deh apa lagi yang Noah lakukan lagi ke lo."

Lost in Her EyesWhere stories live. Discover now