13.

1.4K 71 0
                                    

Prankkkk...
Sebuah dentingan pecahan kaca mengusik sepasang kekasih yang tengah menikmati waktunya.
Saling meresapi dan merasakan bibir satu sama lain.

Suara itu nampak tak jauh dari kediamannya dengan segera mereka menghentikan apa yang tengah mereka lakukan dan mencari dari mana sumber suara itu berasal.

Betapa terkejutnya meraka saat melihat seorang wanita cantik yang sangat mereka kenal dengan pecahan gelas yang menumpahkan isi di dalamnya berserakan di bawah kaki jenjang gadis itu.

Tak kalah terkejutnya gadis itu seakan membeku di tempatnya, tak bergerak dan tak bersuara dengan tatapan yang begitu sulit untuk di artikan.

Ada sebersit rasa terluka di dalam tatapan itu. Membuat siapa saja yang melihatnya merasakan sakit yang gadis itu rasakan.

"Azura..."
Ujar pria itu terkejut melihat siapa yang datang mengganggunya.

Di detik selanjutnya gadis bernama Azura itu pergi meninggalkan mereka berdua tanpa sepatah katapun terucap dari bibirnya. Jangankan untuk berbicara mengendalikan tubuhnya untuk tegap berdiripun sulit baginya.

Azura terus melangkah menjauhi dua pasangan yang masih terdiam di balkon hotel tempat pesta itu di adakan.

Dengan sekuat tenaga Azura menahan air matanya yang terus mendesak untuk keluar.

"Kakak aku ingin pulang sekarang"
Ujarnya saat berhasil menghampiri Kakak tersayangnya.

Jika dia berhasil menahan air matanya untuk keluar, tapi sayangnya dia tak sanggup untuk meredam suaranya, suara seraknya mengisyaratkan Nadeo jika ada sesuatu yang tak beres dengan adiknya.

Tanpa berkata apapun Nadeo mengiyakan ajakan Adik kecilnya itu untuk meninggalkan pesta.

●●●

"Sudah lebih tenang?"
Tanya Nadeo.
Sepanjang perjalanan Azura tak bisa menghentikan air matanya, dia terus menangis tanpa berbicara apapun, membuat Nadeo juga enggan untuk menanyakan apa yang terjadi.

Saat ini mereka berada di tempat yang cukup tinggi, dari tempat mereka berdiri tampak begitu jelas gemerlapnya lampu-lampu yang menerangi setiap sudut ibu kota di malam hari.

Nadeo sengaja tidak membawa adiknya itu kembali ke mansion karna dia yakin yang Azura butuhkan bukan rumah dan mengurung diri di kamar. Tapi suatu tempat yang bisa membuatnya tenang.

Mendapat pertanyaan itu, Azura hanya menganggukan kepalanya mengiyakan.

"Mau bercerita?"
Tanya Nadeo lagi.
Masih belum ada jawaban, sepertinya Azura masih membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya.

Hingga tiba-tiba bibir mungil Azura menyuarakan apa yang ia rasakan dan membuat Nadeo terkejut mendengarnya.

"Aku mencintainya"
Cicit Azura, mungkin jika mereka tidak sedang berada di tempat yang sepi, Nadeo tidak akan mendengarnya.

"Azura"

"Aku mencintainya Kakak, bukan cinta seorang adik terhadap Kakaknya. Aku mencintainya sebagai seorang pria"
Jelasnya.

"Azura Kau..."
Ini cukup mengejutkan untuk Nadeo walaupun mungkin Nadeo sudah tau bagaimana perasaan Adiknya terhadap pria itu tapi rasanya tetap mengejutkan saat Azura mengakuinya langsung.

"Maafkan aku Kakak, aku tau.... hikss.. aku tidak seharusnya mencintainya... hiksss.... tapi..."
Air mata itu kembali lagi, kini Azura bahkan terisak. Dia tak mampu menahannya lagi.

"Hey... Princess.. It's oke.. tenang lah"
Ucap Nadeo, dengan sigap ia membawa Adiknya itu kedalam pelukannya.

"Aku... aku sudah,,, mencobanya Kakak. Hikss... Aku sudah mencoba untuk melupakannya. Tapi... tapi...."

Why Do I (The Fantastic3 Series) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang