Mereka menangis bersama hingga Taehyung tertidur karena lelah. Menyisakan Seokjin dengan segala beban pikirannya. Dia harus kuat, saat ini ia harus mampu merangkul adik-adiknya.

Dari ruang rawat, Namjoon mulai menunjukkan perkembangan. Matanya terbuka perlahan, Hoseok yang bertugas menggantikan menjagapun menyadari akan hal tersebut. Lekas saja ia menekan tombol di sebelah brankar.

Seorang dokter dan dua suster menghampiri. Hoseok menjauh. Dokter melakukan beberapa prosedur. Hasil pemeriksaan di catat salah satu suster, suster lainnya memeriksa keperluan pasien.

"Pasien sudah baik-baik saja namun harus beristirahat total untuk pemulihan jadi sebaiknya tidak di ajak mengobrol terlebih dahulu. Dalam beberapa jam kedepan kami akan mengganti infusnya. Permisi." Dokter melenggang bersama dua suater tadi.

"Terima kasih dokter." Hoseok kembali mendekati Namjoon.

"Jimin baik-baik saja?" Tanya Namjoon pelan.

Hoseok tersenyum. "Jimin baik-baik saja, kau istirahatlah." Hoseok membenarkan selimut Namjoon. Kemudian dirinya melenggang menuju sofa agar Namjoon tak bertanya lebih banyak lagi.

Malam akan berlalu dan semua pasti baik-baik saja esok. Mereka  memutuskan beristirahat dengan tetap memegang keyakian masing-masing.

***

Suasana masih sepi tak ada yang mencurigakan. Namjoon berjalan pelan dengan kembali menngendong Jimin di punggungnya, ponsel yang ia temukan sudah mati. Mungkin baterainya habis, pikirnya. Namjoon tak lagi ambil pusing.

Namjoon harus fokus menemukan jalan keluar. Namjoon merambat melewati dinding. Dengan begitu akan menemui ujung dinding dan menemukan pintu. Satu-satunya cara agar ia lekas menemukan jalan keluar itu.

Keyakinannya membuahkan hasil tatkala tangannya menyentuh engsel pintu yang sepertinya berkarat parah. Pelan tapi pasti, Namjoon membuka pintu, cahaya matahari berpendar menerpa. Harapan muncul dari sana.

Namjoon tak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan masih menggendong Jimin, Namjoon melangkah menjauh secepat yang bisa ia lalui.

Beruntunglah sebuah mobil Jeep terparkir tak jauh dari tempat ia berdiri. Namjoon menghela napas, mencoba meyakinkan diri. Seperkian detik kemudian, Namjoon melesat, tak ingin sampai si penjahat tau dirinya kabur. Apalagi, sebuah jeep yang kemungkinan milik orang itu, ia bawa pergi. Tamatlah riwayatnya.

Tidak! Namjoon masih ingin melihat member dan ARMY. Dan tentu saja ingin Jimin, adiknya, selamat.

Jeep melaju cepat. Namjoon menahan napas, ia tak pernah berkedara.

***

Pihak kepolisian memberitahukan Sihyuk selaku wali dari Bangtan : ada sepuluh orang tertangkap sebagai anak buah, seorang wanita dan pemuda diduga berada dibaliknya, dan berdasarkan video yang ditemukan Jungkook, seorang pria yang tak jelas wajahnya yang telah menyebabkan banyak nyawa melayang sebelum dan saat kejadian ini. Dan satu lagi pria yang masih belum diketahui kaitan dari kejadian. Wanita dan tiga pria masih belum di temukan. Pihak kepolisian masih mencoba membuat kesepuluh orang yang tertangkap membuka mulut.

Sihyuk sendiri mencoba menguatkan diri sendiri, banyak hal yang harus ia tangani. Dirinya sendiri tak yakin dapat menanganinya. Bukankah semua hal kembali pada yang mengatur. Dia hanya manusia biasa.

"Yeoboseo!" Ponsel di tangannya ia angkat mendekati telinga.

Dia mendengarkan dengan seksama rencana yang akan dilakukan di kantor tanpa sepengetahuan siapapun karena diduga pelaku berasal dari perusahaan. Dari seberang polisi sudah menemukan beberapa petunjuk hanya tinggal memastikan.

Love Yourself, Park Jimin ✔Where stories live. Discover now