3 . kekasih yang tak di anggap

132 30 85
                                    

Jika kebahagian adalah hal yang tabu untuk ku cecap dalam manisnya cinta.
Cukuplah kiranya Tuhan memberikan aku duka dalam cawan asmara.

_goresan hati_

🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊

"APA?  tidak mungkin!" ucap Galang linglung.

Seketika dia terduduk dalam tanya yang membelit. Matanya yang memandang Diandra penuh dengan ketidak percayaan.

Sementara itu Diandra hanya menatap sinis orang -orang yang tergugu dalam diam begitu dia mengatakan kebenaran yang telah dia simpan selama tiga bulan ini.

"Tidak, tidak mungkin. Aku tidak pernah menyentuh dirimu," ucap Galang.

Diandra hanya mencemooh Galang dalam kesakitan hatinya.

"Bahkan engkau lupa pada hal yang telah engkau lakukan padaku malam itu mas, apa sebegitu hina diriku di matamu. Hingga aku tak lebih dari sekedar kekasih yang tak di anggap"
Tangis Diandra dalam hati.

"Kau pasti berbohong, kalau pun dirimu hamil. Itu pasti bukan anak ku. Yah ! Itu pasti hasil dari perselingkuhan dirimu dengan pria lain, apakah pria itu Elang yang selalu mengikuti dan mengkhawatirkan dir ---" Tuduh Galang.

Plak

belum selesai Galang mengacau dengan kata-katanya, sebuah tamparan telah melayang pada pipinya.

Begitu keras tamparan yang Diandra layangkan hingga membentuk lukisan lima jari pada pipi Galang. Semua orang terkejut dengan apa yang telah di lakukan oleh Diandra.

Karena setahu mereka, Diandra adalah anak yang menerima apa yang menimpa dirinya. Tidak pernah seumur hidupnya Diandra kehilangan kesabaran seperti saat ini.

"Cukup kau menghina diriku. Tapi jangan sekali pun membawa Elang dalam dramamu. Dia jauh lebih baik dari pada kata -kata yang kau ucapkan!"

Diandra sambil mengacungkan jari telunjuknya di hadapan wajah Galang.

"Kenapa,Di. Apa yang aku katakan adalah kebenarannya!"

Tantang Galang sambil mengusap-usap pipinya yang terasa panas.

"Aku bilang cukup!"

Desis Diandra dengan amarah yang telah mencapai puncaknya.

Selama ini Diandra rela selalu di salahkan atas kesialan yang membelit langkah suaminya. Tapi ketika orang lain di sangkut pautkan dengan kebodohan dari ucapan suaminya, Diandra sama sekali tidak terima. Apalagi jika orang itu adalah Elang.

Sosok pria yang sudah menjadi teman, kakak dan juga guru dalam mengajarkan dirinya kebijaksanaan hidup.

Sungguh Diandra tidak rela ada orang yang menjelek-jelekan Elang.

"Kenapa dirimu begitu membela anak urakan itu?" tanya maria tak habis pikir.

Apa istimewanya Elang. Dia hanya seorang bartender yang kebetulan tampan, tidak lebih.

"Sepertinya memang ada yang aneh dengan kehamilan dirimu, Di."

Amira berusaha menyiram minyak kedalam sekam.

"Jaga perkataan dirimu Amira!" tegur Haris yang melihat kelakuan putri semata wayangnya.

Kasih sayang yang telah dia dapatkan dari orang tuanya kerap kali membuat sikap Amira menjadi pribadi yang egois .

"Papah selalu saja membela Diandra. Kenapa pah, apa bagi papa Diandra tidak mungkin membuat kesalahan karena dia adalah anak yang sempurna bagi papah."

Sepenggal Hati Yang TerluntaМесто, где живут истории. Откройте их для себя