1. Dia yang telah kembali

251 26 188
                                    

Apa yang telah aku terima dalam hidup ini, kini akan ku kembalikan beserta bunga yang menyertainya.
Bukan sebagai tanda keapatisan tapi ungkapan hati pada arti ketulusan sebuah hubungan.

_goresan hati_

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Waktu yang beranjak malam tak menyurutkan keramaian yang semakin kental dengan aroma nikotin dan alkohol, para pelayan hilir mudik dengan membawa nampan-nampan yang penuh dengan gelas tinggi dan botol wine.

Denting musik semakin menghanyutkan, membawa manusia kedalam fatamorgana kebahagian semu.

Tubuh tubuh yang nyaris telanjang saling membaur diantara keramaian,
Membuat para lelaki hidung belang seperti berada di puncak surga.

Tampak sesosok wanita dengan pakaian yang menurut mereka terkesan "aneh".

Namun seolah tak peduli dengan tatapan-tatapan penuh cibir yang didapatkannya, Dia berjalan ke arah bar dan duduk diantara deretan kursi kursi yang hampir terisi penuh.

"Apa kamu mencoba menggali jalan menuju neraka?"

Tegur sorang pria yang tidak bisa di katakan jelek . Dengan tinggi badan 190 cm dan rambut gondrong nya, Dia kerap menjadi bartender pavorit para wanita dan tak menutupi bagi sebagian pria.

Kepribadiannya yang dingin membuat nilai tambah untuk penampilannya.

Merasa tak mendapatkan jawaban dari pertanyannya, sang bartender hanya mengangkat bahu tanda pasrah.

Bagi dia, wanita di hadapannya adalah sosok yang seperti lonceng.
Berapa kali pun kita mengguncangnya untuk bersuara, dia hanya akan meninggalkan gema .

"Sejak kapan Dia kembali?"

Tiba -tiba wanita yang sejak tadi seperti hidup di dunianya sendiri itu mulai bersuara.

Jarinya tak henti memutar-mutar pinggiran gelas yang berisi jus. Ya hanya jus, itu semua karna sang bartender tampan tak mau melihat dia semakin terpuruk dalam mabuknya.

Ia sangat mengenal wanita di hadapannya. Wanita itu sangat rentan terhadap segala jenis alkohol, bahkan tak terkecuali rum dalam kue tart akan mampu membuatnya mengalami disorientasi kesadaran.

Mendapati sang wanita menatap dirinya, ia hanya mampu menghela nafas.

Pandangannya berkelana dan menjelajah dalam ruangan yang remang. Dan ia menghentikan pencariannya, ketika sosok pria dan wanita yang sangat familiar hadir dalam garis pandangnya.

"Untuk apa Kamu mencampuri urusan mereka?"

Menghirup nafas yang terasa berat sang wanita mulai bangun dari duduknya. Matanya mengikuti pandangan sang bartender, dengan senyum kecut ia melihat mereka.

"Apa aku berada di luar garis untuk mengetahui apa telah terjadi?"

Dengan sinis ia balik bertanya.

Sang bartender menatapnya dalam diam. Dia tahu, bagai mana kisah mereka seperti ikatan yang saling merajut dalam kusut.

"Aku pikir kalian menganggap aku hanya seperti pajangan"

Sepenggal Hati Yang TerluntaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang