memilih bertahan atau pergi

122 24 117
                                    

Ketika engkau lelah , berhentilah .
Lalu berjalan lembali.
Ketika banyak duri, tepikanlah.
Lalu berjalan kembali.
Ketika ada lubang, lompatilah.
Lalu berjalan kembali.
Ketika ada badai, hadapilah.
Lalu berjalan kembali.
Cinta sejati itu tidak ditemukan.
Tapi Dia dibina sedari menjadi biji.

_goresan hati_

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Diandra menatap sekelompok kecil orang yang baru datang tersebut.  Dengan dahi berkerut, Dia merasa akan ada badai yang akan segera menerpa.

Begitu mereka tiba di hadapan Diandra,  sang ibu mertua langsung memeluknya. Diandra hanya mampu membalas pelukan itu dengan hati yang tidak menentu, perasaan dingin semakin merayapi hatinya.

Diandra menatap sosok pria yang telah menjadi suaminya selama lima tahun itu, berjalan kedalam rumah tanpa melihat sedikitpun kearahnya.

"Ayo Mah, Pah. kita masuk!" ajak Diandra .

Mereka semua masuk kedalam rumah.

Galang yang sudah terlebih dahulu masuk sudah duduk di sofa tunggal yang mewah. Tatapannya tidak sekalipun menatap wajah Diandra.

"Ayo semuanya duduk, biar Diandra ambilin minum dulu."

Setelah itu Diandra berlalu menuju dapur dimana asisten rumah tangga sudah sibuk meracik minuman hangat dan kue kering di atas nampan.

" Kalo sudah selesai langsung bawa kedepan yah Bik."

" Iya, 'Nya."

Diandra tersenyum hangat, kemudian Dia kembali untuk berkumpul dengab semuanya.

"Duduk Di, ada yang mau Papa bicarakan sama kamu!"

Haris sambil menepuk kursi di sebelahnya.

Diandra hanya mengangguk dan berjalan kesamping Haris. Begitu Dia tiba, Haris langsung menghela tangannya untuk segera duduk.

"Di, sudah tau kalau Amira sudah pulang?" tanya Haris lembut.

Diandra hanya mengangguk lemah sambil menatap Amira yang duduk di samping Ibunya .

"Udahlah Pah tidak perlu bertele-tele. Langsung saja. Lagi pula Diandra juga sudah tau kesepakatan yang telah di tandatangani bersama!" ucap sang Ibu.

Semua orang hanya menghela nafas lemah, pandangan mereka menatap Diandra sendu.

" Kenapa?" tanya Diandra keras.
"Apa karena, Amira sudah datang jadi Ibu dan Mas Galang  ingin aku pergi." Sinis Diandra

" Bukan begitu, Di," jawab Haris

"Lalu apa? Dimata kalian aku hanya sebagai pengantin pengganti, tidak lebih. Begitu Amira datang kembali, aku harus tetap diam dan pergi dengan suka rela "

"Bukan begitu, Di " potong Amira. Wajahnya yang cantik kini semakin cantik dengan dengan kematangan jiwa yang dilaluinya.

Diandra hanya melirik sinis Amira dalam diam.

"Lalu, untuk apa kini kamu kembali?"  tanya Diandra.

Hatinya merasa sakit dengan perlakuan semua orang di hadapannya.

"Aku bisa jelasin semuanya semuanya sama kamu, Di" jawab Amira lembut.

Tubuhnya meluncur dan bersimpuh di hadapan Diandra. Tangannya meraih tangan Diandra yang bergetar.

Tapi belum sempat Amira berkata Galang sudah terlebih dahulu meraih Amira untuk berdiri.

" Sudah Aku bilang. Biar Aku sendiri yang menjelaskan semuanya kepada Diandra," desis Galang pada semuanya.

Sepenggal Hati Yang TerluntaWhere stories live. Discover now