Empat Belas

161 20 2
                                    

"Mel, aku nanti nyusul ya,"

"Ngapain? Udahlah kamu jaga rumah aja,"

"Mana bisa aku tidur kalo gak meluk kamu?"

"Bisa-bisa, kan ada guling,"

"Rasanya beda Mel,"

Sekarang mereka berada dibandara, Ervan mengantarkan Melanie yang akan ke Malaysia untuk menghadiri konser idolanya. Namun lagi-lagi Ervan membuatnya jengah dengan sifat manjanya, suaminya itu tak mau ditinggal sendirian di Indonesia, jadi dia merengek agar diijinkan menyusul ke Malaysia besok pagi. Tentu saja Melanie menolaknya mentah-mentah, mana mau dia quality timenya diganggu, apalagi pengganggunya semacam Ervan. Errr sangat mengerikkan.

"Mel!"

"Oy Nay!"

Naya menghampiri Melanie dengan tas koper besar yang ditariknya, dia melirik suami sahabatnya yang tengah mencebikkan bibir dengan kedua tangan bergelayut dilengan kiri Melanie. Naya mencolek bahu Melanie dan mengarahkan dagunya ke arah Ervan.

"Napa suami lo?"

"Minta ikut,"

"Ya tinggal ikut dong,"

"Goblok banget sih lo Nay. Yang ada gak bisa fangirlan gue disana kalo ada dia,"

"Bahasamu Mel," Peringat Ervan.

Melanie memutar bola matanya kesal, Naya menganggukkan kepalanya setelah mengerti situasi.

"Oo gue paham kok. Van, lepasin tuh tangan lo dari Melan. Pesawatnya bentar lagi mau take off,"

"Gak mau, entar gue ditinggal sama Melan!"

"Dasar bocah! Lepasin tangan gue Van! Nyebelin banget sih!" Gerutu Melanie sambil menggerak-gerakkan tangannya, berusaha melepaskannya dari gelayutan Ervan.

"Mel!"

"Apa sih! Jangan mulai deh!"

Cup

Cup
Cup

Ervan mengecup bibir Melanie sekali, lalu kedua pipinya. Tubuh Melanie mendadak kaku dan tak bisa bergerak. Naya yang melihat hal itu sontak menutup matanya dengan telapak tangannya.

"Van, sumpah ya lo tuh tau tempat dikit kek! Bandara ini njing!" Ujar Naya yang tak bisa menjaga bahasanya.

Ervan melirik tajam Naya dan menyuruhnya diam. Dia beralih kepada Melanie yang masih diam terpaku, kedua tangannya menangkup pipi Melanie.

"Mel, sering-sering VC atau telpon ya. Jangan lupa makan disana, jaga kesehatan. Jangan ngelirik cowok lain, inget!"

"Goblok dipupuk tuh ya gini, orang istrinya mau nonton EXO yang isinya cowok-cowok malah bilang jangan ngelirik cowok lain ya. Suruh micekin mata apa gimana tuh!" Gerutu Naya tanpa ada filter bahasa lagi.

"Apaan sih kamu Van! Cium-cium sembarang juga! Udahlah aku pamit, kangennya jangan kebangetan. Yang harusnya jaga diri tuh kamu, soalnya gak ada yang masakin lagi. Panggil lagi deh Bu Mira yang kerja ditempat Mama buat masakin kamu,"

"Perhatian banget sih, hati-hati ya,"

Ervan mengecup dahi Melanie sedikit lama, lalu Melanie menyalimi tangan suaminya itu. Naya menghembuskan napas kesal melihat interaksi keduanya, mereka tidak memikirkan efek dari sikap keduanya yang membuat kaum kurbel seperti Naya iri. Dasar pasutri baru!

"Udah jangan lama-lama pamitannya, ada jomblo nih!"

"Ganggu aja! Cari cowok sana!" Dumel Ervan.

Naya mengacungkan jari tengahnya ke Ervan, namun tak digubris oleh suami sahabatnya itu. Naya menarik tangan Melanie untuk segera check in, meninggalkan Ervan yang melas karena di tinggal oleh Melanie.

"Mel!" Panggil Naya.

"Hm?"

"Hubungan lo sama Ervan kayaknya udah ada kemajuan nih?" Tanya Naya.

"Heem, dikit."

"Widihh, gue kira bakal stay kayak awal-awal dulu."

"Gaklah. Tuh bocah ngomel mulu ke gue. Dijudesin gak mempan, ya udah gitu deh," Ujar Melanie seadanya.

Naya tersenyum miring lalu menolehkan badannya ke Melanie. "Pasrah amat lo? Udah naena dong berarti?"

Melanie langsung berhenti berjalan, dia memukul kepala Naya sedikit keras. "Bahasa lo njir!"

Naya mengelus kepalanya dan tertawa untuk meledek Melanie.

"Malu ciye, berarti belum dong ya? Kuat juga tuh imannya si Ervan. Jangan-jangan dia gak straight sampai-sampai lo sekarang belum jebol?"

Melanie menepuk bibir Naya dengan telapak tangannya. "Gue lakban ya tuh mulut lo! Dia lurus njir, sebelum nikah aja gue udah di cipok abis-abisan di parkiran!"

Naya terbelalak kaget, dia menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Omo Omo, sebelum nikah udah disosor dulu? Tapi sekarang belum dije--"

"Mulutmu bangsat!"

Melanie menutup mulut Naya dengan telapak tangannya hingga mereka naik ke dalam pesawat. Tak peduli dengan tatapan aneh orang-orang, yang terpenting mulut sahabatnya ini tidak mengocehkan hal-hal yang membuatnya malu.

❤🇰🇷❤

Married with FangirlWhere stories live. Discover now