Lima

168 24 0
                                    

Hari ini pernikahan Melanie dan Ervan akan dilaksanakan. Sekarang Melanie sedang di make up oleh perias yang diusulkan oleh Mama nya Ervan. Melanie sudah di make up sejak subuh tadi dan sekarang sudah pukul 9 lebih.

Melanie menatap pantulan wajahnya dengan lesu. Bagaimana tidak lesu? Untuk akad saja dia harus memakai konde plus berbagai hiasan kepala untuk mempercantik. Kepalanya terasa berat dan dia ingin menidurkan kepalanya sekarang. Tapi itu tak mungkin terjadi, karena perias tak akan membiarkan hasil kerja keras mereka rusak dengan sia-sia.

"Ayo mbak pakai kebaya,"

Melanie berdiri dari duduknya lalu penata busana memakaikan kebaya yang sangat menyiksanya. Bahkan rasanya untuk menarik dan membuang napas saja susah sekali. Mau tidak mau dia harus memakainya bukan? Siapa yang tidak ingin tampil cantik di acara pernikahannya sendiri? Ya walau pun pernikahan ini terjadi dengan terpaksa, tapi Melanie tak akan menyia-nyiakan kesempatan menjadi ratu dalam sehari walau pun harus tersiksa seperti ini.

"Coba ngaca mbaknya. Pasti bakal pangling, saya jamin deh!" Suruh sang penata busan sambil memutar tubuh Melanie untuk menghadap ke kaca.

Dan benar yang diucapkan olehnya, Melanie kini tak mengenali dirinya sendiri. Matanya membulat terkejut, dia tak percaya jika perempuan cantik nan anggun dicermin adalah dirinya. Memang tadi saat di make up dia biasa saja justru terkesan bodo amat, tapi setelah dia memakai kebaya putih yang cantik ini dia jadi terpukau.

"Wahh, she is really me?" Decak kagum akhirnya terucap dari bibirnya.

Tok tok tok

Semua orang didalam kamar menolehkan pandangannya ke arah pintu, pintu terbuka dan menampilkan seorang pria berwajah tampan dengan senyum diwajahnya.

"Kak Kevin!" Jerit Melanie.

Melanie ingin berlari tapi jarit yang dipakainya menyulitkan dirinya untuk berlari. Jadi dia berjalan dengan pelan sambil merentangkan tangannya.

Pria bernama Kevin itu tersenyum lebar lalu berhambur memeluk Melanie.

"Kak Kevin, I miss you so bad!"

"Me too,"

Kedua melepaskan pelukannya lalu duduk disofa. Binar wajah Melanie menambah kecantikannya, itu semua terjadi karena kedatangan Kevin, kakak sepupunya yang paling dekat dengannya.

"Aku kira Kakak gak dateng ke pernikahanku,"

"Ya gak mungkin Kakak gak dateng ke pernikahan kamu Mel, kamu kan adik Kakak yang paling cantik dan paling kakak sayangi. Sesibuk apa pun Kakak, pasti ada waktu untuk kamu,"

"Makin sayang sama Kak Kevin!"

Melanie memeluk lengan Kevin dengan manja. Dan sesaat kemudian Tante Lily masuk ke dalam kamar dan melotot kepada kedua ponakannya tersebut.

"Eh kalian berdua ini! Kevin kamu itu ya, tante kan suruh kamu ke dapur kenapa malah disini! Melanie juga, mau nikah malah peluk-peluk cowok lain!"

"Tante apaan sih ganggu aja, Melan kan lagi kangen-kangenan sama Kak Kevin. 1 tahun gak ketemu tuh kangen berat Tan," Rajuk Melanie tanpa melepaskan rangkulannya dilengan Kevin.

"Nanti aja kangen-kangenannya! Sekarang kamu1 mau ijab Mel. Itu rangkulannya dilepas! Kevin! Ke. Lu. Ar!"

Kevin tertawa kecil lalu melepaskan rangkulan Melanie ditangannya dengan lembut. Melanie menatap Kevin dengan pandangan tak suka, bibirnya mencebik kesal.

"Kak kevvvvv!" Rajuk Melanie.

"Sekarang kamu harus ijab Mel, nanti Kakak temuin kamu lagi," Ujar Kevin dengan nada lembut.

Melanie menangguk lalu Kevin keluar dari kamarnya. Melanie manatap sinis Tante Lily yang memelototinya dengan garang.

"Tante ish!"

"Ayo!"

Tante Lily menarik tubuh Melanie yang ogah-ogahan berdiri dari sofa. Sebelum keluar perias menata kembali make up dan busananya. Dengan perasaan tak menentu Melanie keluar dari kamarnya. Semua mata menatap ke arahnya, dia menjadi sedikit gugup. Gadis itu melirik Ervan yang tengah gugup juga, dia terkikik dalam hati melihat wajah Ervan yang berkeringat banyak hingga Mamanya harus turun tangan untuk mengusap peluhnya.

Acara pun dimulai dengan lancar. Ervan hanya mengucapkan kalimat ijab satu kali dengan lancar. Dan kini Melanie tak single lagi, dia sudah memiliki pendamping hidup untuk ke depannya.

Melanie menyalimi tangan suaminya dan Ervan yang mengecup dahi istrinya. Mereka berdua tampak serasi sebagai pasangan pengantin baru. Tangisan bahagia tak dapat ditahan oleh keluarga mereka. Senyum tersungging di wajah semua tamu yang hadir.

"Gak single lagi ciyeeeee," Ledek Kevin yang membuat Melanie mendengus sebal.

"Pengantin kok cemberut, senyum Mel. Suami kamu aja senyum,"

Melanie melirik Ervan yang tersenyum lebar, sikunya menyikut pinggang Ervan hingga membuatnya meringis kecil. Hal itu ditangkap oleh Papa Ervan dan dia pun melayangkan godaan.

"Melanie sabar ya, nanti malem aja anuannya,"

Wajah Melanie memerah kesal, Papa mertuanya benar-benar menyebal, begitu pikirnya. Ervan yang mendengar itu tersenyum lalu mengaitkan jemarinya di jemari Melanie.

"Tuh dengerin kata Papa, nanti malam aja," Bisik Ervan tepat disamping telinga Melanie.

Melanie melotot dan mencubit pinggang Ervan dengan keras hingga membuat suaminya menjerit kencang. Kedua pasangan itu membuat semua yang ada disana tertawa karena tingkahnya yang kekanakan.

"Mel jangan ganas-ganas entar malem diterkam Revan habus kamu," Ledek Jordan, sepupu Melanie.

"Nah betul tuh mbak, kalo udah berhadapan sama Mas Ervan pasti mbak Melanie nggak kuat sampai akhir,"

Imbuhan ledekan dari Bima aka adik sepupu Ervan, membuat wajah Melanie tambah murung. Bibirnya tertekuk ke bawah. Matanya pun memincing tak suka kepada Bima dan Jordan.

"Bosen hidup ya kalian?" Geram Melanie.

"Ampun mbak kita belum nikah, jadi jangan dihajar dulu. Mending ngehajar Mas Ervan aja, iya nggak?" Bima menaik turunkan alisnya dengan wajah yang tampolable.

"Nah nah ya itu, Om setuju sama kamu,"

Kalau saja Melanie tidak ingat jika ini adalah hari pernikahannya mungkin dia sudah mengacak-ngacak riasannya dan mengobrak-abrik semua dekorasi disini.

"Sabar Mel, katanya orang sabar disayang bias,"

Melanie melirik Ervan dengan tatapan lasernya. Ervan tersenyum sambil mengelus tangan Melanie dengan ibu jarinya.

"Sotoy!"

❤🇰🇷❤

Married with FangirlWhere stories live. Discover now