20. Latihan

13.7K 820 44
                                    

Hai semua, happy reading. Semoga suka, maaf kalo masih ada typo dan kawan-kawannya. ^^

***

Padahal Stuart kemarin mengatakan ini adalah vila, tapi bukankah ini terlalu besar. Aimee melihat dia berapa di lantai dua, membuatnya dengan mudah melihat isi vila ini. Temboknya dicat putih gading, banyak jendela besar yang membuat cahaya matahari masuk menerangi ruangan. Di setiap pojok tempat dihias oleh bunga berbeda warna, aroma dari bunga tersebut menyebarkan kesegaran.

Aimee menuruni tangga melingkar untuk mencapai lantai bawah. Saat kakinya menyentuh lantai bawah, seorang laki-laki setengan baya datang menghampirinya.

"Anda sudah bangun nona."

Aimee melihat ke sekelilingnya, mencari orang lain yang laki-laki itu panggil dengan sebutan nona. Tapi di tempat itu hanya ada, "aku?" tunjuk Aimee pada dirinya sendiri.

Laki-laki itu tersenyum dan mengangguk kecil. "Saya adalah Lindson, pengurus vila ini."

"Oh, aku Aimee Izuku, salam kenal." Aimee membungkukan tubuhnya sembilan puluh derajat.

"Saya tahu. Tuan Stuart yang memberitahu saya tentang anda, dia juga berpesan untuk menyiapkan sarapan begitu anda bangun."

"Kapan dia mengatakan itu?" bukankah Aimee yang bangun terlebih dahulu.

"Tadi pagi-pagi sekali ketika Tuan Stuart menggendong anda ke kamar."

Menggendong?! Wajah Aimee seketika merona saat tanpa sadar membayangkan Stuart menggendongnya di depan semua orang. Bukankah itu terdengar seperti suami istri yang baru saja menikah.

"Mari ikuti saya, Nona Aimee."

Aimee mengikuti Lindson yang membawanya ke beranda di belakang vila. Sejenak Aimee terpaku melihat pemandangan laut lepas yang indah, warnanya biru kehijauan. Sangat cantik.

Lindson menarik kursi untuk Aimee, dengan canggung Aimee pun duduk. Saat Aimee akan mengambil makanan yang telah tersedia di atas meja, Lindson mencegahnya dan menyiapkan sarapan Aimee yang beruba bubur berwana hijau dengan telur setengah matang di atasnya, dan segelas susu serta segelas orenge jus.

"Silahkan nona." Ucap Lindson begitu ia selesai menghidangkan sarapan Aimee.

"Maaf sebelumnya, tapi bisakah Paman Lindson berhenti memanggilku nona. Panggil saja namaku." Seumur hidup Aimee melayani Stuart, tak pernah sekali ia dilayani seperti ini, dan tidak ada yang memanggilnya dengan sebutan nona. Situasi ini membuatnya cemas dan tidak nyaman.

"Maaf nona, tapi Tuan Stuart yang meminta semua orang di vila ini memanggil anda begitu. Kami tidak mungkin membantah perintah tuan."

Aimee tahu, memang tidak mungkin membantah perintah laki-laki itu. Tapi... "kumohon, aku sangat tidak nyaman dipanggil seperti itu."

"Maaf Nona Aimee, tapi..."

"Apa yang kalian ributkan pagi hari seperti ini."

Suara yang datang dari balik punggungnya membuat Aimee terlonjak kaget. Tanpa sadar tubuhnya duduk dengan kaku, seiring suara langkah yang semakin mendekat.

"Apa yang terjadi Lindson?"

"Tuan," Lindson membungkuk sopan. "Nona Aimee menolak dipanggil nona oleh kami."

Stuart menatap Aimee yang duduk membelakanginya. Lindson tidak perlu mengadukannya seperti itu kan, gerutu Aimee dalam hati. Habislah dia setelah ini.

"Kau bisa pergi, Lindson." Perintah Stuart yang segara Lindson laksanakan.

Stuart duduk di depan Aimee, mengambil bubur kacang hijau yang sama seperti milik Aimee dan meletakkan telur setengah matang yang tersedia fi atas buburnya. Aimee mencoba sebisa mungkin untuk tidak bersitatap dengan Stuart, rambutnya terurai menutupi sebagain wajahnya.

MAID MINE (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now