13. Pesta.

17.4K 821 37
                                    

Aimee melipat selimut, mengganti bed cover, membersihkan debu dari meja, dan menyiapkan baju ketika Stuart masih di dalam kamar mandi. Setelah dirasa telah rapi, Aimee memutuskan untuk keluar dari kamar. Dia harus membantu Claire untuk menyiapkan sarapan.

Tapi langkahnya terhenti ketika sepasang tangan memeluknya dari belakang. Aimee dapat merasakan jika punggungnya basah. Sisa air di tubuh Stuart terserap di bajunya.

"Diam." Satu kecupan mendarat di tengkuk Aimee. Stuart menahan tubuh Aimee yang bergerak tak nyaman. Stuart menekan tubuhnya, mempererat pelukkannya.

Aimee menggigit bibir bawahnya saat Stuart semakin berani. "Tuan, saya harus menyiapkan sarapan." Elak Aimee, mencoba melepaskan diri.

"Pelayan di rumah ini bukan hanya kau, biar mereka yang mengurus sarapannya. Kau di sini, beri aku sarapan."

Stuart membalik tubuh Aimee setelah meninggalkan bekas di tengkuk wanita itu. Aimee menatap Stuart dengan pipi memerah dan wajah kesal. Perpaduan yang mengemaskan di mata Stuart. Aimee menahan dada Stuart yang polos dengan kedua tangannya, saat laki-laki itu menarik pinggangnya mendekat.

"Jangan menggoda ku." Ujar Stuart.

"A..apa?"

Stuart menatap kedua tangan Aimee di dadanya yang liat, Aimee mengikuti arah mata Stuart. Wanita itu terpekik kecil ketika menyadari kebodohannya, menarik tangannya secepat kilat, dan menyesalinya kemudian. Stuart menarik tubuh Aimee hingga tak ada lagi jarak di antara mereka.

"Begini lebih baik." Ucapnya, sambil menyembunyikan kepalanya di lekuk leher Aimee.

Apanya yang bagus! Aimee menjerit dalam hati. Tubuh Aimee kaku dalam dekapan Stuart. Tangan laki-laki berkeliaran kemana pun ia mau, membuat pola liar di punggung kecilnya.

"Malam ini aku akan pergi ke pesta, kau harus ikut." Ajakan tanpa tolakan.

Kakinya mulai kesemutan karena mereka berdiri dalam posisi yang sama hingga beberapa menit. Aimee mengernyit. "Kenapa?"

"Karena aku ingin."

Yah, tentu saja. Aimee menahan diri untuk tidak mendengus kesal. Dia akhirnya menghembuskan nafas lega ketika Stuart melepaskan pelukannya. Aimee akan menjauh namun Stuart menarik kepala wanita itu dengan cepat, mempertemukan bibir mereka dalam lumatan panas pagi ini.

Stuart baru melepaskan Aimee saat wanita itu mulai kehabisan nafas. Stuart mengusap bibir bawah Aimee yang memerah karena ulahnya menggunakan ibu jari. "Aku sudah mempersiapkan semuanya, sore nanti akan ada yang datang membantu mu berias."

"Jangan kemana-mana, jika kau berani keluar dari kamar ini. Aku akan menelanjangimu saat itu juga." Kata-katanya membuat Aimee bergidik ngeri membayangkan.

Stuart meraih pakaian yang telah Aimee siapkan di atas ranjangnya. Sedang Aimee masih terdiam di tempatnya, diam-diam menghapus jejak Stuart menggunakan punggung tangan. Tiba-tiba Stuart melepas handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya tanpa tahu malu, membuat Aimee hampir menjerit jika dia tidak menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, secepat kilat Aimee membelakangi Stuart. Stuart yang mengetahui hal itu hanya tersenyum miring.

"Kau sudah pernah melihatnya, ingat." Kalimatnya mengundang rona merah sampai ke telinga Aimee.

Selesai berpakaian, Stuart berjalan ke meja kerjanya. Mengambil salah satu mab berwarna merah. Lalu kembali pada Aimee dan menarik wanita itu keluar dari kamarnya. Aimee hanya diam menurut. Bahkan saat mereka sampai di meja makan pun, Aimee membiarkan Stuart menarik kursi di sebelahnya menyuruhnya untuk duduk.

"Oh, Aimee. Kau ikut makan?" suara lembut milik Nyonya Ellie membuat Aimee terperanjat. Dia akan berdiri jika Stuart tak menahan tangannya.

"Duduk." Perintah laki-laki itu. Aimee menatap Ellie yang menganggukkan kepalanya kecil. Berisyarat mata dengan Aimee, agar menuruti perintah putranya.

MAID MINE (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now