Kenapa Proses Kontrak Novel Terjemahan Bisa Super Lama?

2.1K 197 8
                                    


"Kenapa lanjutan novel terjemahan A nggak terbit-terbit, sih?"

"Udah satu tahun nih, kok seri novel B nggak lanjut lagi?"

Buat penggemar novel terjemahan dengan volume yang lebih dari satu pasti gregetan banget kalau lanjutan novel favoritnya itu lama nggak terbit-terbit. Padahal selalu rutin nanya di media sosial si penerbit, tapi cuma dibalas sama mimin dengan jawaban, "Masih proses kontrak, Kakak. Mohon bersabar, ya". Satu tahun pun terlewati tanpa adanya tanda-tanda novel tersebut akan terbit. Di saat itu pasti di benak kalian muncul pertanyaan, "Memang proses kontrak sampai selama itu, ya?"

Untuk itu, aku mau (mencoba) menjelaskan, gimana sih proses di penerbit untuk kontrak novel—mulai dari mengincar satu judul sampai kontrak bisa didapat.

Jadi, yang pertama banget dilakukan editor adalah mencari judul novel terjemahan. Sampai saat ini cara yang digunakan penerbit Clover untuk mencari judul adalah lewat rekomendasi editor sendiri dan rekomendasi dari pembaca yang masuk ke email atau media sosial. Rekomendasi ini juga bisa berasal dari penerbit asli. Misalnya di Jepang lagi booming banget novel A. Nah, karena si penerbit novel A ini sudah sering kerja sama dengan penerbit Clover, maka dengan persetujuan penulisnya, mereka bisa menawarkan novel tersebut untuk diterbitkan di penerbit Clover.

Setelah judul-judul dari rekomendasi tersebut dikumpulkan, ada proses yang disebut bedah naskah. Bedah naskah ini ritual wajib yang berlaku untuk semua judul yang direkomedasi, entah itu dari editor, pembaca, atau dari penerbit aslinya. Di proses ini, editor nggak cuma membedah ceritanya menarik atau nggak, tapi juga apakah bisa diterima pembaca di Indonesia, apakah mengandung unsur SARA, sampai apakah mau ada dramanya di TV dan sebagainya.

Setelah dapat judul-judul yang lolos bedah naskah, editor akan menghubungi "agen". Yang disebut "agen" ini adalah semacam penghubung antara penerbit di Indonesia dan penerbit di negara asalnya. Nggak semua penerbit luar punya agen, tapi kebanyakan mereka menggunakan agen untuk kerja sama dengan penerbit luar negeri. Lewat agen ini, editor akan menanyakan apakah judul-judul yang tadi sudah lolos bedah naskah ini bisa diterbitkan di Indonesia. Dari agen ini akan ditanyakan ke penerbit aslinya apakah sudah ada yang mengambil lisensinya di Indonesia. Kalau belum, si penerbit asli akan menanyakan ke penulisnya apakah bersedia diterbitkan di Indonesia.

Karena harus melewati agen inilah, prosesnya agak lama. Kalau agennya fast respond dan kerjanya rapi, prosesnya bisa cepat. Tapi kalau agennya handle banyak penerbit, besar kemungkinan responnya akan lebih lambat. Kalau seperti ini kasusnya, agen tersebut harus rajin-rajin ditanya. Belum lagi kalau penulisnya nggak tahu pasar novel di Indonesia dan nanya-nanya dulu-.- makin lama deh waktu yang dihabiskan...

Ketika si agen mengabari kalau penerbit aslinya sudah mengizinkan novel tersebut diterbitkan di Indonesia, negosiasi untuk hal-hal detil pun dimulai. Mulai dari besarnya royalti, jumlah cetakan pertama, hingga akan seperti apakah buku tersebut dalam versi bahasa Indonesia. Kadang agen atau penerbit mempertanyakan rencana spesifikasi buku. Di sinilah kelihaian editor meyakinkan agen atau penerbit asal diperlukan.

Oh iya, perlu diketahui juga kalau ada beberapa penerbit luar yang mewajibkan aplikasi baru untuk volume baru meski masih dalam seri yang sama. Jadi, diulang lagi deh itu prosesnya.

Nah, siapa yang pernah berpikir kalau editor kerjaannya cuma ngedit doang? Berarti kalian memiliki pikiran yang sama dengan diriku hehe. Dulu aku juga pikir editor itu kerjanya cuma berkutat dengan kata, kalimat, frase, teks, paragraf, dan sejenisnya. Tapi ternyata setelah nyemplung di sini... Welcome to the jungle, mi amigo.

Ada juga beberapa penerbit yang mulai menanyakan rencana promosi di tahap ini. Jika di tahap ini agen atau penerbit sudah mulai menanyakan rencana promosi yang akan dilakukan, pasti diperlukan waktu yang lebih lama lagi karena editor harus membicarakannya dulu dengan bagian promosi dan marketing.

Singkat cerita, kalau aplikasinya sudah oke dari penerbit asli, mereka akan mengirimkan kontrak untuk ditandatangani.

Inilah proses yang harus dilalui demi mendapatkan kontrak untuk satu judul. Cukup lama, kan? Kalau kalian pikir dengan dapat kontrak prosesnya sudah selesai, kalian sangat salah, saudara-saudara. Masih ada proses selanjutnya yang nggak kalah ribet dan makan waktu yang mungkin akan aku ceritakan di lain kesempatan. Hasta luego!

-Shasha-

Tulisan ini adalah hasil pemikiran pribadi editor yang bersangkutan, tidak mewakili Penerbit Clover secara keseluruhan.

Cuap-Cuap EditorWhere stories live. Discover now