Prolog

972 198 189
                                    

Eidelland.

Negeri sihir yang damai nan tentram. Sebuah tempat yang indah, namun tak pernah bisa dijangkau oleh manusia biasa. Menjadi surga dan tempat tinggal bagi para Valkrye, manusia bersayap indah dengan paras rupawan bak dewa-dewi surga.

Negeri Eidelland merupakan tempat yang penuh dengan bunga Edelweiss. Di negeri ini, bunga itu dapat tumbuh dengan sendirinya dan takkan pernah habis meskipun para Valkrye memetiknya terus-menerus, karena Edelweiss merupakan simbol keabadian. Sama seperti negeri ini.

Negeri ini dijaga dan dilindungi oleh sebuah kristal keabadian yang biasa disebut,

Azore Crystal.

Azore adalah sumber kekuatan sihir terbesar yang ada di negeri Eidelland. Maka dari itu, kristal tersebut dijaga oleh empat orang Valkrye. Bukan sembarang Valkrye yang bisa menjaga kristal tersebut, melainkan para Valkrye pilihan yang memiliki kekuatan khusus. Itulah sebabnya mengapa kehidupan di negeri Eidelland begitu damai.

Namun, kedamaian itu sirna ketika sang penguasa kegelapan menyerang negeri Eidelland.

Lord

Sang raja kegelapan dari negeri Black Glover, berambisi untuk merebut Azore dari negeri Eidelland. Lord beserta para pasukannya menyerang dan menghabisi para Valkrye yang ada di negeri Eidelland.

Pertempuran terjadi begitu sengit hingga akhirnya Lord bisa mendapatkan kristal tersebut. Namun para Valkrye penjaga kristal tersebut tak tinggal diam. Mereka ber-empat berjuang untuk merebut kembali kristal tersebut dari tangan Lord.

"Azore ini milikku!" Lord tertawa puas sambil menggenggam kristal tersebut.

Ia melihat para Valkrye penjaga yang kewalahan melawannya. Jelas saja mereka kewalahan karena saat ini kristal tersebut melindungi Lord dari serangan mereka ber-empat.

Situasi di negeri Eidelland saat ini cukup mencekam. Api berkobar dimana-mana, pohon-pohon tumbang, bahkan bunga-bunga yang sebelumnya terlihat indah kini terbakar habis. Tanah yang retak pun seolah menunjukkan bahwa dahsyatnya pertempuran mereka.

Keempat Valkrye tersebut menatap tajam ke arah sang raja kegelapan. Tidak. Mereka takkan membiarkan kristal Azore jatuh ke tangan orang yang salah.

"Tak akan kubiarkan Azore itu jatuh ke tanganmu!" teriak seorang Valkrye perempuan berbaju merah itu. Lalu ia mengeluarkan bola api dari kedua telapak tangannya dan mulai menyerang Lord,

"FIRE BALL!!!!"

Bola-bola api tersebut berjatuhan dan menyerang sang raja kegelapan, tetapi Lord tetap tenang karena sebuah perisai melindunginya dari kobaran bola-bola api tersebut. Serangan demi serangan terus diluncurkan oleh Valkrye yang memiliki kekuatan api tersebut. Namun semakin ia menyerang, bola-bola api tersebut malah memantul dan kembali ke arahnya.

Melihat temannya sedikit kewalahan, Valkrye berbaju biru maju dan berusaha menahan serangan bola-bola api tersebut.

"WATER BLAST!!!" teriak Valkrye berbaju biru tersebut dengan lantang bersamaan dengan kedua tangannya yang seolah menghempaskan sesuatu.

Tiba-tiba, keluarlah gelombang air yang memadamkan bola-bola api tersebut. Setelah bola api tersebut berhasil dipadamkan, para Valkrye itu menghentikan serangan mereka. Mereka sungguh lelah, energi mereka terkuras habis. Bersamaan dengan hal itu, perisai yang melindungi sang raja kegelapan pun perlahan memudar. Lord menatap para Valkrye tersebut dengan pandangan yang seolah meremehkan.

"Apa hanya segitu saja kemampuan kalian? Sungguh lemah!" Cibir Lord dengan suara khasnya.

"Sampai kapan pun kami takkan pernah menyerahkan kristal itu padamu!" seru seorang Valkrye berbaju hijau.

Eidelland : Azore CrystalWhere stories live. Discover now