Drama 'Snow White' Dimulai, Apakah Yang Terjadi?

1.9K 103 0
                                    

*Author's POV*

Debby menghembuskan nafasnya sekali lagi, keringat dingin mengucur deras di pelipisnya membuat Bella yang tengah merangkap sebagai make-up artist mengomel panjang pendek

"Cmon Debby, rileks lah kalau kau begini terus pekerjaanku tak akan selesai."

Bella memukul pelan pundak Debby membuat gadis itu menatap wajah Bella yang merengut kesal dari balik pantulan kaca di hadapannya, sekali lagi Debby menghela nafas dan menganguk

"Maafkan aku...."

Debby mencoba rileks saat Bella mengepang rambut blondenya dan menjepit poninya kebelakang, dengan lihai Bella mengoleskan pink lipstic di bibir Debby, serta mengulas brown eye shadow, mascara, eyeliner, blush on yang diulasnya sedikit demi sedikit hingga memberi kesan fresh natural

"Nah selesai sekarang saatnya ganti baju, Lira.. Debby sudah siap."

Bella melangkah keluar mencari petugas wardrobe, Debby memandang pantulannya di cermin dan memandang sedih, apakah ia cantik? Apakah dramanya akan lancar? Mendadak Debby kehilangan percaya diri

"Aduh... aku gugup."

Debby memelintir jari-jarinya khas jika ia sudah gugup, Lira belum juga muncul membawa dressnya

"Debby...."

Debby menoleh dan mendapati Yair berdiri didepannya sudah rapi dengan baju kerajaan yang benar-benar membuatnya nampak seperti pangeran, Yair begitu charming... Debby mendadak sesak nafas melihatnya

"Hey Debby are u there?"

Yair tersenyum manis sambil sebelah tangannya dikibaskan di depan Debby, gadis itu tersentak dan tersenyum malu

"Kau keren sekali..."

tanpa sadar, tanpa bisa dicegah kalimat itu terlontar dari mulut Debby, mendadak wajah Debby memerah Ia membungkam mulutnya sendiri gugup. Yair sendiri hanya tersenyum lebar sambil menggaruk belakang tengkuknya yang sebenarnya tak gatal, wajah Debby makin memerah dan Yair sendiri merasakan butterfly in stomach

"Disini kalian rupanya, Yair cepat kebelakang panggung kau dicari Liam. Dan Debby ganti bajumu."

Lira muncul mencairkan suasana gugup yang sempat membuncah, Yair menganguk sekilas dan keluar dari ruang rias itu, Debby sendiri cepat-cepat menyambar dress ungunya dan menghilang di balik kamar ganti

Deretan kursi di ruang audiotorium hampir terisi penuh di setiap sudutnya, deretan pertama sudah terisi dengan guru-guru maupun staf-staf Abraham lain, deretan selanjutnya sampai akhir sudah di penuhi oleh siswa-siswi dari kelas 10-12, Dakota cs memilih duduk di deretan tiga, sederet dengan Justin, Chaz, Ryan.

Bicara tentang Justin, pria itu tetap terlihat datar tanpa ekspresi namun sebenarnya hatinya gundah juga, entahlah kenapa sekarang ia jadi ikut gugup begini, padahal kan Debby yang akan tampil dibalik panggung, kericuhan tak dapat terhindar, lima menit lagi layar akan dibuka dan kegaduhan pun membahana, Liam sibuk berteriak kencang mengabsen satu-satu anggota klub dramanya, tim property sendiri masih sibuk mengecek peralatan dan dekor panggung, perkap mengecek sound system dan tata lampu, para pemain sendiri melingkar sambil mengaitkan tangan mereka berdoa bersama

"Mari kita tundukan wajah sejenak dan memohon kelancaran drama 'Snow White' dalam rangka ulang tahun Abraham, semoga tiga bulan persiapan kita tidak sia-sia, berdoa.... mulai."

Liam memimpin doa, beberapa saat semua kru sudah tertunduk larut akan munajat mereka masing-masing

"Selesai."

Liam mengadah menatap satu persatu wajah krunya

"Sukses!"

Tangan mereka dihentakan diudara bersama membentuk yel-yel. Narrator sudah siap di pinggir panggung, scene pertama akan memperlihatkan ibu snow white dan raja yang akan diperankan Marie dan Liam, keduanya sudah siap di atas panggung yang masih tertutup layar

My Arrogant BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang