Lima Kotak Merah Artinya Iya

496 47 2
                                    

"No, ada LINE dari mantan lo nih bales dulu." Gue langsung menyerahkan hapenya ke Kino biar dia baca.

Tatapan gue kedepan, gak tau ekspresi Kino gimana. Lalu, dia menepikan mobilnya.

"Gak bisa deh aku, Mars. Kalo kamu diemin gini..." katanya.

"Gak diem, ini gue masih nafas dan ngomong sama lo."

Kino memberi penjelasan, "Aku sama Kalila emang kaya gitu. Tapi gak ada yang spesial lagi. Kita pure temenan."

"Oooh jadi selama ini udah biasa kaya gitu?" Kata gue. Yaelah, nada gue kenapa kaya cewek posesif banget sih?! Gak niat kaya gini cuma tuh sebel aja dengernya.

"Ya tapi temenan doang, Mars." Katanya.

"Kalo aku sama Geo jalan bareng berdua, kamu jangan marah kaya waktu itu ya?"

"Itu beda konsep."

Gue makin menantang, "Apa bedanya?"

"Aku cuma chat kamu jalan berdua!" Kino sedikit meninggi nadanya.

"Sama aja! Isi chat kamu juga kaya gitu." Gue pun begitu.

"Mars, aku bener-bener temenan. Kalo kamu maunya aku berhenti chat yaudah nih gak akan aku bales." Sadar dengan situasi yang memanas, Kino melembutkan suaranya.

"Aku gak minta kaya gitu." Gue menjawab tanpa menatap dia.

Beda halnya dengan Kino yang menatap gue. "Yaudah, jangan cemburu kalo aku tetep bales."

"Aku gak cemburuuu!" Kata gue yang reflek mengalihkan pandangan gue ke dia.

"Yaudah, iya gak cemburu. Biasa aja dong nadanya." Katanya.

Lalu, gue mengeluarkan kata yang artinya akhir dari sebuah percakapan. Mampus lo Kino. "Terserah."

"Kalo aku sih cemburu kamu jalan sama Geo. Masa jalan berdua? Story bareng lagi. Soalnya aku sama Kalila emang bener-bener gak pernah jalan bareng." Kino masih usaha, sodara-sodara.

"Tapi chat tiap hari lol." Gue pun gak mau kalah.

"Ya terus mau kamu apa? Mana aku ngerti kalo gak ngomong."

"Yaudah iyaaaaa." Gue mau kalah aja dari Kino.

"Apaaaa sayang?"

LAAAH SI BAMBANG. PENGEN NYAUTIN TAPI BLUSHING KAN RESE.

"Yaudah iya aku cemburu. Jangan chat sama Kalila lagi, dia mantan kamu. Mau setemen apapun tetep aja statusnya mantan. Aku ga suka." Gue melontarkan kalimat itu dengan lancar. Unek-unek gue selama ini yang selalu melihat notifikasi Kalila di hape Kino akhirnya tersampaikan.

Kino tersenyum, "Nah gitu dong, kenapa gak dari kemarin ngomongnya?"

"Siapa gue?" Tanya gue.

"Pacar Kino kan?" Jawab Kino enteng. Gue diem.

Lalu, dia melanjutkan kalimatnya, "Eh calon deng," katanya. Terus gue masih diem.

Kino ngomong lagi, "Atau mau pacaran aja sekarang? Biar lo bisa larang-larang gue kaya tadi dengan tenang?"

Pacaran sekarang aja, matamu...

Dengan tenang, matamu...

Ini Kino ngajak pacaran udah kaya mau beli gorengan! Gak gue liatin, tapi masih gue diemin.

Kino ngoceh lagi, "Mars, jangan diem aja dong gue butuh kepastian. Emang lo doang yang butuh kepastian?!"

"Apa sihhhh?" Kata gue.

Accidentally Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang