HONEY, BUNNY, SWEETY - Bab 1

1.5K 119 2
                                    

Bab 1



Dengan tidak sabar, Zack mengetuk pintu di hadapannya lagi dan lagi. Ia sangat khawatir dengan keadaan Lisa saat wanita itu tak juga membukkan pintu untuknya. Apa ia harus mendobrak pintu kondominimum milik wanita itu? Ahhh! Itu akan sangat berlebihan, dan Zack tak ingin ia terlihat berlebihan dimata Lisa.

Zack mengetuk pintu lebih keras lagi, dan syukurlah, tak lama pintu dibuka, menampilkan sosok yang begitu ia rindukan, Lisa Wesley.

Wanita itu hanya mengenakan handuk mandinya, dengan rambut yang masih basah dan juga tatapan mata membunuh ke arah Zack. "Apa kau ingin merubuhkan pintu kondoku? Caramu mengetuk pintu mengganggu tetangga sebelah."

"Maaf, aku hanya khawatir." Zack menjawab dengan pendek.

Lisa hanya menghela napas panjang. "masuklah." Dan akhirnya Zack masuk setelah Lisa mempersilahkannya.

Seperti biasa, dengan leluasa Zack masuk lalu menggantungkan mantelnya pada gantungan yang tersedia. "bagaimana kabarmu, dan bayinya?" Zack bertanya sembari membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Lisa.

"Kau, sudah menanyakan hal itu kemarin, Mr. Wayne. apa aku harus menjawabnya setiap hari?"

Zack sedikit menarik sebelah ujung bibirnya, menampilkan senyuman miringnya. "Jika kau menerima tawaranku, mungkin aku tak akan menanyakan pertanyaan basa-basi seperti itu lagi."

Lisa menuju ke arah meja dapur, ia bahkan mengabaikan tubuhnya yang setengah telanjang, rambutnya yang masih basah, dan tetap memilih untuk membuatkan minuman untuk lelaki di belakangnya.

"Kau ingin membahas masalah itu lagi, ya? Tidak, aku tak akan menerimanya." Jawabnya dengan tegas.

Jadi beberapa minggu yang lalu, Zack menawarkan padanya untuk tinggal di apartmen yang sudah disiapkan oleh lelaki itu untuknya. Apartmen mewah, bukan kondominimum tua seperti yang ia tinggali saat ini.

"Lisa." Zack mendekat. "Pikirkan lagi. Aku bahkan bisa merasakan hawa dingin hingga sampai di ruangan ini. Padahal salju pertama belum turun."

"Jangan berlebihan, Zack. Sepanjang tahun aku tinggal di sini, entah salju turun atau tidak. Nyatanya aku baik-baik saja."

"Tapi kau sedang hamil, Lisa. Pikirkan bayimu." Zack tak ingin berhenti mendebat sebelum ia mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Tidak, Zack, aku tetap tidak ingin." Lisa tidak mempedulikan lelaki di sebelahnya itu. Ia lebih fokus membuat kopi untuk lelaki itu dari pada mmembahas hal yang tak ingin ia bahas. "Lebih baik, duduklah. Aku akan membuatkanmu kopi.

Zack menghela napas panjang. Ia kembali kalah dengan wanita keras kepala ini. dan ia memilih menuruti kemauan wanita ini. Zack duduk di sebuah kursi di depan bar dapur Lisa. Ia memilih diam, mengamati setiap pergerakan dari wanita tersebut, dan sialnya, Zack lagi-lagi tergoda.

Ya, Lisa memang akan selalu menjadi wanita yang istimewa untuknya, tapi Zack tidak tahu sejak kapan ia memiliki perasaan seperti ini pada Lisa. Perasaan ingin memiliki, sebagai seorang kekasih yang melihat Lisa sebagai wanita yang disayanginya. Bukan sebagai seorang saudara. Zack bahkan tega menyembunyikan sebuah kebenaran besar dari Lisa, kebenaran tentang siapa sebenarnya orang yang telah menjadi pendonor untuk Lisa dan membuat wanita itu berbadan dua saat ini.

Zack tersadar dari lamunannya setelah ia melihat Lisa membalikkan badannya, menuju ke arahnya dan menyuguhkan secangkir kopi untuknya.

"Minumlah, aku akan mengganti pakaian dulu." Dan tak lama, wanita itu menghilang dari balik pintu kamarnya.

Zack menghela napas panjang. Hampir saja ia tak dapat mengendalikan dirinya. Hampir saja ia tak dapat menahan godaan yang terpampang jelas dihadapannya. Sial! Lisa benar-benar tampak menggoda untuknya dengan penampilan setengah telanjang seperti tadi. Zack tentu saja tersulut seketika gairahnya, padahal sebelumnya, ia tidak pernah merasakan gairah yang menggebu-gebu seperti tadi

"Jadi, kau tidak ada pekerjaan siang ini?" pertanyaan Lisa yang tiba-tiba itu kembali membuat Zack tersadar dari lamunannya. Wanita itu sudah mengenakan dres selutut yang tak begitu ketat. Tapi tetap saja, perut hamil wanita itu tampak begitu jelas. Zack ingat dengan jelas, baru Lima bulan yang lalu wanita ini mengabarkan tentang kehamilannya siang itu di dalam ruang kerjanya, dan kini, wanita ini tampak begitu menakjubkan dengan tubuh hamilnya.

"Aku..." Zack berdehem saat merasakan suaranya tiba-tiba terdengar serak. "Aku tak ada jadwal." Zack berbohong. Ia bukanlah seorang pengangguran. Ada ribuan karyawan yang menggantungkan hidup di perusahaannya, Zack memiliki banyak sekali pekerjaan, tapi karena dia tahu bahwa hari ini jadwal Lisa ke dokter, maka Zack sengaja membatalkan semua janjinya.

Lisa menuju ke sebuah kursi dan duduk tepat di dekat Zack. "Tumben sekali Mr. CEO Wayne Enterprise ini tak punya kerjaan. Kau, tidak sedang berbohong, bukan?" Lisa bertanya dengan penuh selidik.

"Aku jujur, Lisa." Zack menyesap sedikit kopi buatan Lisa. Kopi yang akan selalu menjadi kopi terenak yang pernah ia rasakan. "Jadi, apa jadwal kita hari ini?" tanyanya.

"Tak banyak. Kita hanya akan ke dokter seperti biasa, kemudian... Ahhh." Erangan Lisa membuat Zack panik seketika apalagi saat wanita itu segera menangkup perutnya.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanyanya dengan penuh kekhawatiran.

"Zack!" Lisa berseru. Tapi wanita itu segera membawa sebelah tangan Zack untuk menyentuh perutnya. "Astaga, kau merasakannya?"

Tentu saja Zack merasakannya. Itu adalah tendangan pertama yang ia rasakan dari bayi Lisa, bayinya. Zack hanya bisa membeku saat merasakan tendangan tersebut.

"Oh Zack! Aku sangat senang karena kau bisa merasakannya. Kupikir Little Bunny tak suka dengan Paman Zack hingga dia hampir tak pernah bergerak saat kita sedang bersama."

"Bunny?" Zack bertanya dengan wajah tak mengerti pada Lisa.

Lisa tersipu malu, wanita itu menundukkan kepalanya dan menjawab pertanyaan Zack. "Jadi, aku harus memberi nama kecil untuknya. Hanya sebuah panggilan sayang saja. Dan kupikir, Little Bunny adalah nama yang lucu."

"Kenapa harus Bunny?" tanya Zack lagi.

Lisa tersenyum lembut, ia mengangkat wajahnya dan menjawab. "Karena Honey." Lisa menunjuk dada Zack. "Bunny." Kemudian ia menunjuk perutnya sendiri. "Dan Sweety." Kali ini Lisa menunjuk dadanya sendiri. "Kau tidak marah bukan? Jika kita bertiga menjadi Honey, Bunny, Sweety?"

Zack hanya ternganga mendengar jawaban polos tersebut. Oh Lisa. Dari mana datangnya wanita ini? bagaimana mungkin wanita ini mampu membuatnya terpesona dan terpana dengan setiap tingkah lakunya?

-TBC-

Mr. & Mrs. Wayne (SAMPEL)Where stories live. Discover now