[2 : Tatap]

21 9 0
                                    

                      [ Bulan Juni ]
[]
June ternyata satu kelas dengan Musa. Menurut June, Musa memang pintar, dan mungkin kali ini Musa saingan terberatnya. Sedangkan Malik duduk di kelas IPA 4. Cukup bego rupanya.
"Wah June!" Teriak Musa, panik. June ikut panik, "apa?" Tanyanya. Wajahnya hanya melototkan mata. "Kamu menjadi sainganku!" Jawab Musa sambil melotot ke arah June dan tertawa tanpa sebab.
June menyimpulkan, Musa lebih bego daripada Malik. Mungkin?
Kelas June bersebrangan dengan kelas Bulan, adik kelasnya. Tentu saja, sama sama kelas IPA 1. Biasanya adik kelas akan meminta bantuan ke kakak kelas terdekat, pastinya kepada kelas yang bersebrangan. Jadi, kelas 11 IPA 1 harus bersilaturahmi dengan adik kelasnya, 10 IPA 1. Yah, begitu tradisinya.
June melamunkan kejadian tadi, saat pertama kalinya bertatapan dengan Bulan. Oh God, siapa yang tidak terpesona dengan June? Mungkin Bulan. Bulan yang satu-satunya tidak menjaga image dan ketus. Mantap.
June hanya sedikit tidak percaya, Bulan tadi menghilang begitu saja. Kan June belum puas memandanginya!
June mengusap mukanya dan kembali ke dunia nyata. Ia sadar, hebat bukan? June mengalihkan pandangannya dan rasanya Ia ingin membodohi Musa yang duduk di sebrangnya.
"Bego, berdiri." Ucap June, seperti menusuk ucapan dinginnya kepada Musa. Musa mengerjap dan berdiri, masih kebingungan. June menepuk pundak Musa, dan setelah itu Musa dibuat sakit hati setelah June berbisik dengan ketusnya, "pantesan bego."
Ia tahu. Tadi Ia dibodohi, selama beberapa detik.
"Bloon."

[ B J ]

"Cepetan dong silaturahmi, kunyuk! Lo June! Berdiri!" Teriak ketua kelas yang baru saja di angkat, Warid. June yang baru saja di angkat menjadi wakil ketua kelas berjalan ogah-ogahan. Malas rasanya ia harus turun tangga, kemudian naik tangga. Dan haruskah Ia berbicara di depan adik-adiknya? Beruang kutub justru akan gugup di depan anak 10 dan apalagi, itu adalah kelas yang ditempati Bulan. Ah, sial! Rasanya ingin mengundurkan diri saja.
Akhirnya organisasi kelas 11 IPA 1 sudah berada di kelas 10, adik kelasnya sendiri dan ditemani salah satu anggota OSIS tentunya.
"Permisi adik-adik mohon menganggu waktunya! Seperti tradisi kita, silaturahmi sesama kelas IPA 1! Perkenalkan ketua kelasnya, Warid Anggara. Wakil ketua kelas yang tampan ini, June Mikhael. Sekretaris Putri Mahesa dan bendahara Zahera dan Musa. Salam kenal!"
"Salam kenal Kak!"
June hanya mencari keberadaan Bulan, namun nihil. Sudah pasti Ia melihat satu bangku yang kosong dengan tas, yang kemungkinan itu adalah bangku Bulan. Ia ingat betul tasnya, walau sekilas, tas itu mudah diingat. Tas peach polos, memiliki gantungan disneyland.
"Cari siapa sih June?" Bisik Musa. Baru saja June ingin menjawab, tiba-tiba seseorang masuk ruangan dengan sembarangan.
"Ah, maaf! Maaf kak!" Gadis itu menunduk dan berhenti melanjutkan langkahnya. June tersenyum, sangat tipis. Sehingga hanya June dan Tuhan yang tahu, maybe?
"Tentunya bidadari masuk pintu.." ucap June pelan. Musa terkekeh, ia paham betul dengan remaja kasmaran ini.
"Siapa namamu?" Tanya Zahera. "Saya Bulan, Kak." Zahera ber-oh dan memperkenalkan teman-temannya kepada Bulan. Bulan pun mengangguk dan tersenyum manis kemudian ia pun dipersilahkan duduk. June memandang Bulan dengan berani dan detail. Bulan yang merasa dipandangi pun memberanikan diri membalas tatapan June yang tajam dengan sekilas.
'Anjir berasa ditelanjangi gue. Seram.' Batin Bulan.

....
[Kantin, 09.57]

"June, tuh Bulan yang lo cari." Musa menepuk bahu June. June hanya menoleh dan menatap Musa yang tertawa terbahak-bahak. "Ah lo sih gampang ditipu! Suruh siapa lo ngelamun!" June hanya mendecih, kesal. "Nyari siapa sih lo?" Kali ini Malik bertanya, sedikit waras. "Halah, paling Bulan."
"Bulan? Bukannya nanti malam baru ada Bulan?" Tanya Malik dengan polosnya. "Si tolol mikirin apa sih," ucap Septa, sambil mencubit telinga Malik. "Hiyahiya, sejak kapan si abang jatuh cinta? Bukannya lu.."
June melototkan matanya, masih menunggu perkataan Malik.
"Homo ya?"
"WALAH WALAH MINTA DI HAJAR RUPANYA!"

                            [ B J ]

"Berisik amat," keluh Ajeng, Ajeng Veronika Madenara sahabat Bulan dari SD. "Katanya sih emang sering gitu. Kumpulan cogan katanyaaa." Ucap Bulan. "Itu sih gue tau. Namanya juga gue tau malahan!" Ucap Ajeng bangga. "Wah kasih tau dong Jeje,"
"Jadi yang cubit telinga temennya itu Bang Septa Adam, kalo yang ngehajar satu lagi itu Aditia Musa, terus yang diem terus rambutnya agak pirang itu June Mikhael, terus yang korban hajar itu Malik. Ganteng kan?" Kata Jeje, penuh semangat. "Emm b aja. Kecuali.. yang agak pirang itu." Ucap Bulan ragu. "Wah pasti itu Lan! Itu June, anaknya pemilik sekolah ini! Dan katanya June lagi suka dalam diam. Itu heboh banget tau!"
"Siapa?"
"Cewek."
"Yaiyalah, bege! Namanyaaaa,"
"Itu mah gue gatau. Tapi kalo lo atau gue yang disukai.. beruntung banget lohhhh," goda Jeje, sambil mencolek pipi Bulan. "Idih. Ribed."
"June itu yang masuk kelas kita tadi?" Tanya Bulan. Jeje mengangguk. "Kebetulan, tadi gue diliatin June sampe detail banget. Astaga, berasa ditelanjangi gue!" Ucap Bulan sedikit berbisik. Jeje menganga, dan tertawa bahagia sambil memukul meja dan menepuk temannya dengan keras. [elah kebiasaan si eneng]
"adaw adaw sakid."
"wah bahagya banget gue!" Kata Jeje sedikit berbisik sambil mengacungkan jempolnya.

Di sisi lain..
"Musa, telinga panas." June mengelus-elus telinganya yang cukup panas itu. "Bantuin dinginin telinga gue." Tambah June.
"Lo siapa gue emang?"

[ Bulan Juni ]

Jangan lupa vote dan komen. Thank you //'3'//

Bulan Juni Where stories live. Discover now