***
Sudah sebulan semenjak Misaki tinggal dengan bosnya itu. Seperti biasa ia selalu pergi bekerja bersama sang bos dan pulang saat malam hari. Tidak lupa juga ia meminum vitamin dan obat penguat kandungannya.Hari ini adalah jadwal periksa kandungannya. Ia meminta ijin pada sang bos untuk tidak pulang bersama dengan alasan ingin mengunjungi kerabatnya. Awalnya Ryuu tidak mengijinkan, tapi dengan bujukan akhirnya ia mengijinkannya. Ia pergi ke rumah sakit menggunakan taksi mengingat mobil miliknya ditinggalkan di rumah semenjak ia dan Ryuu selalu pergi dan pulang bersama.
Sesampainya di Rumah sakit ia menuju poli kandungan dan menunggu hingga namanya dipanggil berhubung sebelumnya sudah membuat janji dengan sang dokter. Tidak berapa lama akhirnya namanya dipanggil.
"Selamat sore tuan, bagaimana keadaan anda sekarang?" tanya sang dokter.
"Lumayan dok. Sudah tidak mual dan muntah lagi."
"Baiklah, hari ini kita akan periksa janinnya lagi ya. Anda boleh berbaring ditempat tidur." ujar sang dokter.
Seperti biasa Misaki membuka bajunya dan menampilkan perutnya yang sudah sedikit membesar. Sang dokter kemudian mengoleskan jeli ke perut misaki dan mulai melakukan USG. Ia memperhatikan monitor dan melihat perkembangan sang janin.
"Usia janin anda telah memasuki 12 minggu. Janin anda tumbuh dengan sehat dan normal. Anda bisa melihat kepala dan kakinya lebih jelas sekarang." ujar sang dokter menerangkan. Misaki begitu bahagia. Ia melihat gambaran janinnya dengan penuh haru.
"Cantik sekali." ujarnya.
"Kapan saja bisa tahu jenis kelaminnya dok?" tanya Misaki tidak sabaran.
"Sabar tuan. Kita baru bisa mendeteksi jenis kelamin janin anda jika sudah memasuki kehamilan 18 minggu." jawab sang dokter.
Setelah selesai melakukan pemeriksaan, sang dokter menganjurkan Misaki tetap mengkonsumsi vitamin dan obat penguat janinnya dan meresepkannya menggantikan vitamin dan obat yang sudah habis. Setelah menebus resepnya ia pulang kerumah dengan taksi. Sesampainya di rumah ia langsung masuk ke kamar dan menyimpan hasil usg dan vitamin serta obat di bawah tempat tidur mereka. Ia berharap Ryuu tidak akan menemukannya di sana.
Jam telah menunjukkan pukul 19:00, Misaki sudah selesai mandi dan menggunakan pakaiannya. Setelah selesai ia mendengar suara mobil. Yup, Ryuu baru saja pulang. Ia berjalan menuju pintu dan membukakan pintu tersebut.
"Selamat datang. Terima kasih atas kerja kerasnya. " ujar Misaki. Ryuu hanya tersenyum dan mencium kening pria itu. Ia berjalan menuju kamar, meletakkan barang-barangnya dan pergi mandi.
Misaki telah menyediakan baju yang akan dipakainya di atas tempat tidur. Setelah selesai mandi, ia kemudian berpakaian dengan dibantu oleh Misaki. Setelah selesai mereka berdua turun ke meja makan. Di sana telah tersedia berbagai hidangan mulai dari nasi, sup. Anne juga sudah menunggu dan menyambut mereka."Silahkan tuan!" ujar wanita tua itu sambil membungkukkan badannya. Sesampainya di meja makan, mereka mengambil posisi untuk duduk. Misaki menuangkan nasi dan lauk ke piring Ryuu serta menempatkan sup ke mangkuk kecil. Ia melayani Ryuu dengan sepenuh hatinya. Setelahnya mereka makan dengan lahapnya.
"Mau lauknya lagi?" tanya Misaki.
"Tidak terimakasih. Makanlah yang banyak sayang." ujar Ryuu.
Ryuu memandangi Misaki yang makan begitu lahapnya dengan begitu tatapan yang tajam dan intens seolah sedang menyelidiki sesuatu. Ia melihat nafsu makan Misaki yang setiap hari semakin bertambah. Entah apa yang dipikirkan pria tampan itu namun ia tetap saja memandangi Misaki.
Setelah selesai makan, Ryuu pamit ke ruang kerjanya. Masih ada pekerjaan yang harus ia kerjakan meski kadang Misaki tidak tahu apa yang sedang dilakukan pria tampan yang merupakan ayah dari janinnya itu di ruang kerjanya. Misaki juga beranjak menuju kamar mereka dan merebahkan dirinya di kasur. Sesekali ia melihat langit-langit kamar itu dan sesekali ia memegangi perutnya seolah sedang bergumul dengan pikirannya.
Ia beranjak dari tempat tidur menuju cermin yang cukup besar yang ditempatkan di kamar itu tepat berhadapan dengan ranjang mereka. Ia mengangkat pakaiannya hingga sebatas dadanya dan memperhatikan bagian perutnya dari cermin tersebut.
"Sudah mulai membesar." batinnya sambil berkaca di hadapan cermin. Sesekali ia berputar ke kanan dan kekiri untuk melihat sudah seberapa besar perutnya kini.
"Kamu sudah mulai tumbuh besar ya nak." ujar Misaki sembari mengelus perutnya. Sebuah senyuman mengembang di wajah cantik pria itu.
"Bagaimana mama akan memberi tahu papamu?!" ujarnya lagi. Ekspresi wajahnya kini berubah menjadi bingung bercampur sedih. Kandungannya sudah memasuki tiga bulan dan sang ayah masih belum mengetahui calon anaknya sendiri menjadi beban tersendiri bagi Misaki. Ia ingin segera memberi tahu sang ayah kabar gembira ini.
Hasil USG janin Misaki yang ke 12 minggu. 😊
Gimana guys?? Btw saya mungkin akan up sedikit lebih lama dari biasanya berhubung karena saya mahasiswa tingkat akhir. Jadi saya harap kesabaran dari para pembaca untuk setia menunggu.
Thank you for you support!
Luv you 😘😘
YOU ARE READING
[BL] My Hubby [HIATUS]
RomanceTujuan hidupnya hanya bersenang-senang. Setelah keluar dari rumah orang tuanya karena mengakui kalau dirinya adalah gay, ia tidak ambil pusing dengan masa depannya. Bekerja hanya sebatas bekerja dan tujuan utama hidupnya hanya sebatas menik...