Chapter 4 - Takahashi Ryuu

15.7K 1.2K 85
                                    

Selesai mengambil vitamin yang diresepkan dokter, Misaki berjalan menuju parkiran dan menaiki mobil miliknya. Ia melajukan mobil tersebut menuju rumah kontarakan miliknya. Sesampainya di dalam, ia menjatuhkan bokongnya ke sofa. Kepalanya terasa begitu penuh. Berita tentang kehamilannya benar-benar mengejutkannya.

"Hamil? Hahahaha.. Yang benar saja." katanya sambil tertawa seperti orang gila.
Ia meraih ponselnya, melihat saldo yang tersisa pada akun banknya.

"Cih.. " gumamnya. Uang simpanannya semakin menipis dan ditambah lagi kehadiran calon bayi yang tidak direncanakan ini membuatnya harus berpikir lebih keras lagi untuk mendapatkan uang.

Sampai saat ini dari sekian banyak lamaran yang dijatuhkannya, tidak satupun perusahaan yang memanggilnya bekerja. Ia merik nafas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Sekali lagi ia memikirkan soal rencana aborsi yang sempat terlintas di pikirannya. Tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi.

"Halo, bisa berbicara dengan tuan Misaki?" ujar suara seorang wanita dari seberang sana.

"Ya, saya sendiri." ujar Misaki.

"Selamat tuan, anda diterima bekerja di perusahaan kami. Mulai besok anda sudah bisa bekerja."

"Benarkah? Kalau boleh tau saya diterima di posisi apa ya?"

"Perusahaan kami sedang membutuhkan seorang sekertaris." ujar wanita tersebut.

Setelah berbicara panjang lebar, akhirnya panggilan ditutup. Ia mengelus-elus perutnya dengan lembut.

"Nasibmu sungguh beruntung nak. Baru saja aku berpikir untuk membunuhmu, tapi sepertinya nasib berkata lain." ujarnya.

"Kau tahu mama dapat tawaran dari perusahaan mana?" ujarnya lagi sembari mengelus perut miliknya yang masih rata itu.

"Perusahaan papamu." lanjutnya lagi. Terukir senyuman indah dibibir pria itu. Tapi tidak ada yang tahu apa yang ada dipikirannya.

Malam pun tiba, setelah dinner, ia mengambil vitamin yang diresepkan dokter dan meminumnya.

***
Pagi pun tiba, setelah selesai berpakaian dengan rapi, menyantap sarapan dan meminum vitaminnya, Misaki berangkat menuju kantor dengan mobil miliknya. Kali ini pakaian yang digunakan berbeda dari yang biasa dipakainya. Jas yang rapi dan pas di badan dengan rambut yang ditata rapi. Kali ini ia tidak memakai kacamatanya tetapi menampilkan mata indahnya.

Sesampainya ia dikantor, ia dibawa oleh seorang wanita yang menuntunnya menuju ke sebuah ruangan. Dari keterangan wanita tersebut, ruangan itu milik ceo perusahaan tempat dia bekerja. Sang wanita mengetuk pintu dan masuk ke dalam diikuti Misaki dari belakang, kemudian ia membungkukkan badannya sambil memberi penghormatan.

"Selamat pagi tuan. Saya membawa Tuan Misaki menghadap anda." ujar wanita itu. Tidak sedikit pun sang pria tampan memalingkan pandangannya dari kertas-kertas yang ia pegang.

"Tinggalkan kami berdua." ujar sang pria dengan nada dinginnya. Setelah itu sang wanita meninggalkan mereka berdua di sana.

"Selamat pagi tuan!" sapa Misaki sambil membungkuk memberikan salam. Sang pria yang adalah CEO itu menghentikan aktivitasnya dan mengalihkan pandangannya kepada pria seksi itu. Ia memandang Misaki dengan intens kemudian mengembalikan pandangannya ke kertas yang ada di tangannya. Ada sedikit kekesalan di dihati Misaki. Ia merasa diabaikan.

"Ugh.. Beraninya kau mengabaikanku setelah semua yang kau lakukan padaku." batin Misaki.

"Lihatlah nak! Sungguh kurang ajar sekali papamu itu." batinnya lagi. Kini Misaki sedang mengomel-ngomel dalam benaknya.

[BL] My Hubby [HIATUS]Where stories live. Discover now