guanlin and his anomaly : one

5K 1K 281
                                    

7 years old guanlin

"lin, kamu lagi ngapain?" tanya ibunya saat memasukki kamar guanlin.

terdengar suara pukulan bertubi-tubi diikuti rintihan yang lebih berupa cicitan.

"guanlin? kok lampu kamarnya dimatiin?" ibunya berjalan menghampiri guanlin yang duduk di sisi kasur dekat tembok.

belum sampai di depan guanlin, ibunya sudah menutup mulutnya kaget melihat apa yang ada dihadapannya.

"guanlin... kamu apain vivi?" tanya ibunya pelan.

vivi adalah nama anjing yang dipelihara oleh keluarga mereka sejak tahun lalu.

guanlin membalikkan badannya, menengok ibunya, "ma.. guanlin haus.."

ibunya tentu saja terkejut karena melihat guanlin yang sedang memukuli vivi dengan tongkat baseball ayahnya, belum lagi sekarang wajah guanlin berlumuran darah.

"guanlin.. kok kamu..?" ibunya terkejut, tidak terasa kakinya malah berjalan mundur.

"vivi duluan yang salah... vivi nyakar tangan guanlin ma." elak guanlin. "guanlin haus..."

"i-iya.. bentar mama ambilin minum dulu.." ujar ibunya sambil melangkahkan kaki keluar dari kamar guanlin.

nyatanya, ibunya tidak pernah kembali membawakan minum untuk guanlin.

malahan, saat guanlin keluar untuk mengambil minum, barang-barang ayah dan ibunya sudah tidak ada.

guanlin sudah benar-benar ditinggalkan oleh ayah dan ibunya.

15 years old guanlin

sudah delapan tahun lamanya. delapan tahun ia ditinggalkan oleh ayah dan ibunya seorang diri.

dan saat ini, guanlin tidak punya siapa-siapa lagi. ia tinggal sendirian di rumahnya masih berharap ayah dan ibunya kembali.

"guanlin! kamu ngapain sih?" tanya gurunya saat melihat guanlin sedang melamun.

guanlin tersadar kembali, lalu memandang sekitar dan mendapati orang-orang menatapnya dengan wajah penuh jijik.

"bukan gitu cara bedah kodoknya!" seru gurunya gemas. "kok kamu bedahnya nafsuan gitu sih?"

"e-eh, emang iya ya bu?" tanya guanlin malu-malu. "hehe maaf ya bu, saya numpang beli minum bentar."

guanlin melepas sarung tangannya dan berjalan meninggalkan lab biologi menuju kantin.

tenggorokannya terasa sangat-sangat kering sekarang. ia benar-benar butuh air minum.

"bu, air putihnya satu dong.." ujar guanlin terbata-bata.

ibu kantin tersenyum melihat guanlin, "aqua atau ron88 atau vit atau apa dek?"

"aqua aja bu... cepet..." kata guanlin yang sekarang sudah menggaruk lehernya.

ibu kantin tersenyum lagi, "aquanya yang botol apa yang gelas dek?"

"yang besar aja..." rintih guanlin.

ibu kantin tersenyum lagi, "besarnya yang 250ml atau yang 500ml dek?"

"duh!!" guanlin memukul meja kantin dan menatap ibu itu marah, "banyak omong banget sih? yang mana aja bu, saya haus pengen minum sekarang!"

"oo-oh iya iya dek, ini dek lima ribu ya," kata ibu kantin gemeteran.

guanlin mengeluarkan uang lima ribuan dari kantongnya, "kembaliannya ambil aja."

guanlin langsung lari menuju toilet pria disana. masuk ke dalam salah satu bilik, dan menguncinya.

lalu langsung meminum habis air putihnya itu dalam beberapa kali teguk.

"aah," guanlin mendesah lega, sedetik kemudian keluar dari biliknya.

mencuci tangannya, guanlin memperhatikan kuku-kukunya yang sudah mulai mengeluarkan darah.

"duh, kayaknya terlalu keras lagi deh," ujar guanlin saat menatap lehernya yang juga berdarah.

"haah, keseeel," keluh guanlin dan beralih mencuci tangan dan lehernya sampai lukanya sebisa mungkin tidak terlihat.


vivi... anjing yang gue titipin... :(
-om sehun

guanlin and his anomalyWhere stories live. Discover now