"shuhua," panggil guanlin dengan penekanan pada setiap suku katanya.
shuhua mengangkat alisnya bingung, lalu tersenyum mengejek, "hm? kenapa?"
"lo... sebenernya siapa?" tanya guanlin geram.
pasalnya, kelakuan shuhua ini sudah tidak bisa guanlin toleransi. tahu darimana ia kalau guanlin benci binatang?
tahu darimana ia kalau guanlin selalu kehausan setelah membunuh binatang?
"siapa apa? ya gue shuhua lah, memang siapa lagi?" tanya shuhua masih meremehkan guanlin.
shuhua beralih menyodorkan botol minum yang ia beli pada guanlin, "diambil dong? masa dianggurin aja?"
"apa sih?" tanya guanlin sinis lalu mulai melangkahkan kakinya meninggalkan shuhua.
dengan gesit shuhua mencegah guanlin untuk pergi dengan mencengkram lengannya.
"eits, mau kemana?" tanya shuhua.
guanlin menghempiskan tangan shuhua kuat hingga perempuan itu tersentak, "jangan ngomong sama gue."
lagi-lagi guanlin melangkahkan kakinya meninggalkan shuhua begitu saja.
tapi langkahnya terhenti saat shuhua berkata, "lo mau ninggalin bukti?"
guanlin terdiam. wajahnya mengeras menahan amarah.
lalu dengan cepat, guanlin mencengkram tangan shuhua sembari berjalan menghampiri kucing yang ia bunuh tadi.
"aw! sakit, lepasin!" keluh shuhua.
mengikuti permintaannya, guanlin melepaskan tangan shuhua kasar.
"liat tuh," ujar guanlin sambil menatap mayat kucing yang ia bunuh.
"lo ga takut sama gue apa?" tanya guanlin masih menatapi kucing itu.
shuhua tergelak, "kenapa harus takut kalo gue sebenernya sejenis sama lo?"
