3. Na na na na

181 47 17
                                    

Tuk tuk

Lova menoleh saat merasakan ada yang nepuk-nepuk bahunya pakai benda lembut. Di sana ada sebungkus roti yang tersodor.

Cowok yang nyodorin itu tersenyum lebar. "Roti cokelat. Tadi bawa dari rumah, semalam dibeliin Mama."

Lova tersenyum canggung kemudian nerima roti cokelat pemberian cowok itu. "Makasih... eng..."

"Winwin," sahut cowok itu cepat. Dia nyengir lagi.

Lova ngangguk. Sejak tadi sebenarnya dia agak gagal fokus dengan sesuatu yang terpasang di kepala Winwin. "Itu... kenapa ada di sana ya?"

"Ini?" Winwin balas nanya sambil nunjuk bandana berbentuk telinga kucing yang dia pakai. "Biar poni gue gak berhamburan. Gak bagus ya?"

"Eh bagus kok, bagus."

Bagus tapi itukan yang make mustinya cewek, batin Lova. Tapi dia nggak peduli. Seenggaknya dia udah nemu satu orang baik selain Doyoung.

Ngomong-ngomong soal Doyoung, cowok itu udah berangkat duluan menuju poskonya. Terakhir, tadi mereka ngobrol dikit dan Doyoung cuma nanya nama dan jurusan Lova.

Sekarang ini, Lova dan teman-teman poskonya lagi nunggu mobil jemputan yang bakal bawa mereka ke lokasi. Dua cewek lain, Irsa dan Ajeng keliatannya udah akrab. Mereka asyik ngobrol berdua di teras kantor camat. Jaehyun sendiri duduk tenang di dekat mereka. Sedangkan Lova dan Winwin berdiri di pinggir jalan.

Lova sengaja ke pinggir jalan karena di seberang jalan ada hamparan sawah. Pas banget angin sore lagi berhembus karena tadi sempat hujan sebentar jadinya adem. Ternyata Winwin juga ngga bisa nahan diri untuk tidak menikmati suasana di sini.

"Lo yang namanya Lova ya?" tanya Winwin tiba-tiba.

"Iya. Kita seposko ya, Win?"

Winwin ngangguk. Tiap kali ngelihat gelagat Winwin, rasanya seperti melihat anak kecil. Semua ekspresi yang dibuat oleh cowok itu kelihat polos termasuk saat dia mengangguk seperti barusan.

"Dari jurusan mana, Lov?"

"Pertanian, Agribisnis. Elo?"

"Hukum nih." Winwin diam sebentar sambil merhatiin sekitar. "Bener ya kita bakal ditempatin di kelurahan yang paling jauh?"

"Ho'oh. Tadi aku dengarnya sih gitu."

"Ck, jadi tempat yang susah jaringan hape itu lokasi kita ya," kata Winwin sedikit kesal.

"Iya. Nelpon aja katanya musti ke sawah atau lapangan."

Setelah tau kalau lokasinya nanti susah jaringan, Lova langsung ngechat Chanyeol dan Sehun, berpesan pada dua kakaknya itu untuk nyempatin jenguk dia dan bawain beberapa keperluan walaupun Lova nggak minta karena dah pasti susah ngehubungin mereka kalau lagi di sana. Di sini aja sebenarnya jaringannya udah ilang-ilangan, apalagi di Serasih nanti.

"Ngomong-ngomong..." Lova melirik tiga temannya yang lain secara gak kentara. "Lo udah kenalan sama mereka?"

"Udah," jawab Winwin. "Nggak asyik mereka mah. Kayak jutek-jutek semua."

"Masa?"

"Iya. Katanya cewek dua itu beken semua. Si Irsa dari jurusan PWK, pernah jadi kandidat Miss Indonesia, sering ikut lomba juga. Kalau Ajeng dari Sastra Inggris, anak UKM paduan suara. Taulah itu UKM terelit di kampus kita karena sering menang lomba."

"Kalau Jaehyun?" tanya Lova penasaran.

"Diamah sefakultas sama gue."

"Loh? Kan gak boleh sefakultas di posko yang sama."

MOMENT ✖ JUNG JAEHYUNWhere stories live. Discover now