1. how do we meet?

342 50 34
                                    

"Anjer ya! Lo mau KKN apa mau pindahan? Ini banyak banget bawaan lo. Gak bakalan gue anter besok. Ogah gue bantu angkat-angkat sebanyak ini!"

Lova yang sejak tadi sibuk memasukkan satu persatu barang-barang ke dalam koper sontak berdiri. Kedua tangannya berkacak di pinggang, matanya melotot lebar.

"Kok Mas jahat sih? Ini tuh wajar. Lagian aku bakal sampe dua bulan di sana. Untung-untung nih kalo di lokasi ada minimarket atau semacamnya. Kalau enggak?"

Chanyeol menggeleng, tanda nggak peduli sama sekali dengan argumen-argumen adiknya. Ayolah, dia juga pernah KKN pas kuliah dulu, dia tahu banget apa aja yang dibutuhin pas di sana. Siapa sih yang bakal sempat-sempatin pake makeup pas udah di lokasi? Ngapain coba, Lova bawa hampir semua peralatan makeup-nya?

"Nggak. Simpen kembali tuh barang-barang gak guna. Lo mau KKN apa mangkal di sono?"

Baru saja Lova mau menyahuti Chanyeol, seorang cowok lain masuk ke dalam kamar dengan tentengan kantong plastik di tangannya.

"Itu apa pula?" Chanyeol menunjuk kantongan yang ada di tangan cowok itu. "Jangan bilang--"

"Sunblock titipan Lova."

Lova tersenyum penuh haru yang Chanyeol lihat sangat alay bin dramatis. Cewek itu berlari ke arah cowok yang masih berdiri di dekat pintu.

"Mas Sehun emang kesayangan aku!" pekik Lova sembari memeluk Sehun, kakak nomor duanya.

Sehun ngelepas pelukan Lova, sepasang matanya lalu memperhatikan barang-barang yang berhamburan di lantai kamar adik perempuannya itu.

"Ini semua mau dibawa?" tanyanya tenang.

Lova mengangguk cepat. "Besok Mas Sehun aja ya yang anterin aku. Mas Chan bacot mulu."

"Ya udah. Ayo diberesin semua abis itu kamu istirahat biar besok bisa bangun pagi. Jam 7 udah disuruh ngumpul kan?"

Chanyeol mencibir waktu Sehun dengan kalem membantu Lova menyusun barang-barangnya ke dalam koper. Kadang, Sehun kelihatan lebih dewasa dibandingkan Chanyeol yang notabene adalah anak pertama di keluarga itu.

"Dek, emangnya bakal pake sheetmask tiap hari?" Sehun tiba-tiba nanya dengan kening berkerut pas sadar, sheetmask yang paling mendominasi di dalam tas jinjing punyaan Lova.

"Kan! Kan! Apa gue bilang. Ni anak gak beres." Chanyeol berceletuk.

Lova mengkerucutkan bibirnya. "Kan lagi musim panas. Kulitku kan gampang kering, Mas."

"Dua pack aja udah cukup, Dek. Nanti kalau abis, telfon Mas aja. Mas yang bawain ke sana," kata Sehun.

"Bener ya?"

Sehun mengangguk. "Iya. Nih liat, barang-barang lain masih belum dapat tempat tapi tasnya hampir."

Chanyeol melempar sekotak pembalut ke arah Lova, membuat cewek itu hampir saja menyerang kalau nggak ditahan Sehun. "Noh yang penting."

Setengah jam kemudian, urusan packing-packingnya selesai. Dua koper ukuran sedang satu tas jinjing, plus satu ransel. Chanyeol dengan baik hati memasang luggage tag berisikan nama lengkap adiknya biar barangnya gak ketuker nanti.

"Maaaas!!!" Sehun menutup kupingnya sementara Chanyeol malah cekikikan mendengar jeritan Lova. "Baby Ilova! Bukan Babi!"

***

"Kecamatan Sukamaju! Kecamatan Sukamaju!"

Seorang cowok bertampang blasteran sibuk berteriak-teriak di depan deretan bis yang paling ujung. Di sana sudah ada beberapa mahasiswa lain yang berkumpul. Para cowok sibuk menaikkan barang bawaan, sementara yang cewek hanya berdiri dengan tampang bete di sisi bus. Kentara banget kebanyakan terpaksa dengan KKN ini.

MOMENT ✖ JUNG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang