8 - Begin of Cruel

2.9K 356 116
                                    


.

.

.

.

Bunyi petikan senar gitar dimainkan beruntun, sejeret harmoni ballad menemani senja sayupnya.

Binar mata Taehyung redup, melamun dan menikmati setiap nada yang mengalun merdu oleh android canggih itu.

Seorang pria kekar berbalut jaket denim navy duduk memangku gitar dekat bibir jendela, memetik dawai teramat santai.

"Apa permainan saya bagus, Tuan?" tanyanya sambil tersenyum ringan, menaruh hati-hati gitar besar ke sisi tembok.

Ya, dosen satu ini amat menyukai ketenangan. Ia sosok pribadi yang tak suka keributan dan sorak sorai. Tak gemar berbaur. Dia benci berada di keramaian palsu.

Maka dari itu, dia selalu menghabiskan waktu cuti untuk berada di apartemen sendirian.

Namun, kini beda.

Dia mulai menyukai nuansa hangat dan sejuk yang dirakit oleh android pintar OS 1 ini.

Taehyung mematung. Masih asik menopang dagu sambil mengaduk secangkir latte yang berangsur dingin.

Krim putih atas kopi yang mengepul perlahan reot, menggumpal tak sedap dipandang mata.

Jungkook melambai-lambai tangan di hadapan wajah Taehyung.

Tak kunjung dapat jawaban, satu sentilan gemas jatuh di kening si dosen.

"Ishh, waeyo? Kenapa memukulku lagi huh?" sungut Taehyung marah, mengusap dahi malangnya.

Giliran Jungkook yang dibuat melongo, diam tak bergerak sama sekali.

Risih diperhatikan, Taehyung ngedumel sebal. "Apa lihat-lihat?! Robot aneh!" ketusnya kasar memalingkan muka.

"Cantik sekali." ucapnya polos.

Tanpa diduga, Jungkook tersenyum kecil.

Dan baru pertamanya pria Kim melihat senyuman yang nyata tanpa dibuat-buat dari wajah datar si robot. "Hey, sepertinya mesinmu banyak berkembang."

🍃🍃🍃

Taehyung membolak-balik buku pelajaran dengan perasaan tidak menentu. Konsentrasi mengajarnya menguap. Niatnya ingin meninjau laporan tapi pikirannya melantur entah kemana.

"Saya sangat senang melihat wajah Tuan yang mulai terlihat cantik. Sangat sehat." Pernyataan Jungkook yang mendadak dan langsung kemarin malam membuatnya kaget.

Keduanya mengobrol di sofa  sambil menyeruput camilan.

Dipuji cantik?
Menurut kalian, haruskah Taehyung merasa girang? Malu-malu atau bersyukur, barangkali?

Entahlah.
Ingin mengelak dirinya tampan pun percuma. Toh, dia sudah rusak. Ia kini tak lebih dari korban--aksi pemerkosaan liar muridnya sendiri.

Keren, kan?

Ketika ia baru memulai merevisi proposal skripsi, kedengaran suara familiar.

"Pak Taehyung!" panggil orang itu.

Taehyung menghempus napas berat sebelum ia mengangkat kepala menatap datar pemuda yang berdiri santai di depan mejanya. "Ya? Ada perlu apa?"

Binder bersampul dan satu pena mendarat di atas mejanya.

Taehyung menengok dan mendapati Hoseok, si supercentil, muncul tanpa diundang.

AURORA | KOOKV YOONTAE MINVWhere stories live. Discover now