8💦

6.6K 368 9
                                    

Author POV

Raras berjalan ke arah dapur yang cukup mewah, di sana sudah ada Sandrina adik ipar dari nyonya besar yaitu Yuli. Raras perlahan mendekati Sandrina yang asik dengan kegiatannya.

"Ada yang bisa saya bantu bibik Sandrina?"

"Ehh Raras, sini bantu mencuci bahan-bahan ini." Sambil memberikannya kepada Raras.

"Bibik ingin membuat apa?" Tanya Raras dengan mencuci bahan itu.

"Bibik akan membuat beberapa sayur dan lauk, kamu bantu bibik memasak sayurnya ya." Di jawab anggukan oleh Raras.

Setelah Raras membantu memasak di dapur, ia menatanya di atas meja yang megah itu dengan rapi. Beberapa saat semua orang turun untuk makan bersama termasuk juga Wisnu. Yang mengambil duduk disebelah Raras dan mengambil makanannya.

Semua orang tidak banyak bicara saat makan tetapi saat selesai mereka akhirnya berbincang ringan terutama nyonya besar. "Apa benar kalian jadi pindah rumah?" Yuli yang selesai dalam makannya memulai percakapan yang serius itu.

"Iya ma, kami akan pindah besok dan kami bahkan sudah menyiapkan semuannya." Wisnu mengambil insiatif untuk menjawab saat melihat Raras tidak berani menjawabnya.

"Kalau memang sudah keputusan bulat mama sudah tidak bisa mencegahnya kalian bisa mandiri dan apabila ada hal yang mendesak jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan mama."

"Iya mah..."

Setelah mereka sarapan anggota laki-laki segera berangkat untuk ke kantor dan perempuan mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Keluarga Nugroho dikenal karna sangat handal dalam berbisnisnya. Bahkan saat mendengar bahwa putranya dinikahkan dengan wanita desa, mereka semua tidak dapat mempercayai pendengaran mereka sampai mereka melihatnya sendri.
Sungguh beruntung wanita desa itu mwndapatkan suami yang kaya dan juga tampan.

Kini hari dimana Raras dan juga Wisnu akan menempati rumah barunya. Mereka berpamitan kepada nyonya besar serta keluarga lainnya. Cintia sebenarnya ingin iku untuk tinggal bersama Wisnu tetapi dicegah oleh mamanya, Cintia tidak ingin berpisah dengan kakaknya itu.

Sepanjang perjalanan Raras tertidur di kursi sebelah Wisnu. Sesekali Wisnu menatap wajah damai Raras entah mengapa membuat hatinya menjadi tenang. Raras adalah wanita yang cantik di dunia ini bahkan hatinya-pun tak kalah cantiknya tetapi Wisnu belum bisa mengatakan kalau di sudah jatuh cinta atau belum kepada Raras.

Setelah beberapa waktu akhirnya mereka sampai di sebuah rumah yang cukup mewah tetapi sederhana. Wisnu memakirkan mobil di bagasi dan mematikan mesin mobionya. Ia melepas sabuk pengamannya dan menoleh ke arah Raras yang masih tertidur dan juga melepas sabuknya. Merasa gerakan di sebelahnya Raras terbangun dari tidurnya.

"Ahh.. maaf aku tertidur sampai kita sampai." Raras mengucek kedua matanya dengan imut.

"Tidak papa kamu pasti lelah ayo kita turun dan kamu bisa istirahat di dalam." Mereka turun dari mobil untuk menuju rumah baru mereka.

"Tidak aku tidak lelah yang lelah pasti kamu."

"Yaa sedikit lelah."

Mereka memasuki rumah dengan beriringan. Melihat kedalam rumah yang sederhana itu. Dekorasi yang tidak kalah cantiknya di kediaman Nugroho itu sekarang adalah rumah keduanya. Rumah yang akan menjadi saksi suka dan duka hubungan mereka berdua.

Setelah selesai melihat-lihat rumah mereka. Kini hari sudah berubah menjadi malam. Raras maupun Wisnu sudah sangat lelah dan segera membersihkan diri masing-masing. Raras di kamar mandi kamar mereka sedangkan Wisnu di kamar mandi ruang tamu.

Raras selesai pertama dan ia duduk di kamar menunggu Wisnu untuk memutuskan siapa yang akan tidur di sofa atau bisa saja Raras akan tidur di ruang tamu saja. Wisnu membuak pintu kamar dan masuk dengan keadaan segar, rambutnya bahkan masih basah dan menetes-netes.

"Kenapa kamu belum tidur?" Wisnu mengambil duduk disebalah Raras dan mengeringkan rambutnya.

"Emm.. itu.. bagaimana kalau aku tidur di ruang tamu?" Raras mengigit bibir bawahnya dengan cepat. Dia sedikit tidak berani saat mengutarakan pendapatnya.

"Ehh? Kenapa?" Wisnu bingung dengan kesimpulan Raras kali ini, kenapa dia ingin tidur terpisah. "Apa kamu takut kalau akau akan melakukan sesuatu terhadapmu."

Dengan cepat Raras berseru. "Tidak... bukan itu maksudku.." tiba-tiba Wisnu bergerak dan tidur di atas tempat tidur.

"Tidurlah, aku tidak akan melakukan sesuatu padamu. Kita jalani hidup sesuai jalannya tetapi aku tidak akan menyentuhmu. Dan sekarang tidurlah kamu pasti sangat lelah."

"Emm.. baiklah." Akhirnya Raras mengambil tidur di sebelah Wisnu yang sedang membungkus tubuhnya dengan selimut.

Setelah merabahkan tubuhnya mata cantik Raras segera tertutup. Entah mengapa ia bisa tidur dengan cepat kali ini. Sedangkan Wisnu ia masih belum bisa tidur. Ia berfikir bagaimana kedepannya dan sampai ia juga ikut pergi ke alam mimpi.

Tak sadar hari sudah mulai pagi. Raras bagun terlebih dahulu dan pergi kearah dapur untuk memulai memasak sarapan pagi mereka berdua. Raras mencuci dan memotong semua bahan yang sudah disiapkan lalu menumisnya.

Tidak butuh waktu lama sarapan yang Raras siapkan sudah siap dan sudah ditata rapi di atas meja makan. Raras perlahan pergi menuju kamar mereka untuk membangunkan Wisnu yang masih lelap dalam tidurnya.

"Wis....." Raras membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Wisnu.

"Hemm..." tetapi Wisnu malah menarik kembali selimut itu.

"Wisnu bangun ini udah pagi, kamu ada kantor hari ini!" Raras terus berjuang untuk menarik selimut itu. Bagaimana caranya agar Raras bisa membangunkan pria itu. Apakah dia harus mengatakan apa yang nyonya besar katakan. "Ka-kalau kamu tidak segera bangun aku.. aku akan menyirammu dengan air." Raras ingin sekali segera berlari setelah mengatakan itu.

Mendengarnya Wisnu langsung terbangun dari tidurnya. Wisnu biasanya akan bangun sendiri tanpa ada yang membangunkan tapi entah mengapa hari ini ia sangat nyenyak dan menurutnya kata-kata Raras sama persis dengan apa yang diucapkan oleh mamanya saat Wisnu telat bangun. Sedikit merasa bingung Wisnu mengumpulkan kesadaran.

Setelah itu Wisnu berdiri dari tidurnya berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan rutinitas paginya. Sedangkan Raras ia kembali ke arah meja makan untuk menyiapkan sarapan pagi mereka yaa dengan wajah yang sangat malu tentunya.


🐳🐳🐳







Lanjut......

Antara Takdir Dan Jodoh (Tamat)Where stories live. Discover now