Chapter 56 : Akankah Semuanya Berakhir?

Start from the beginning
                                    

Sebegitu rapuhnya Ciel. Selama ini istrinya hanya memendamnya seorang diri. Menelan bulat-bulat keluh kesahnya dalam hati. Tanpa ada seorang pun yg menyadarinya selain Zeldric. Ciel selalu bersikap bahwa ia baik-baik saja. Tetapi yg Zeldric tahu istrinya begitu rapuh dan terpuruk. Dua kali juga, Ciel hampir kehilangan putra dan juga putrinya. Zeldric sangat mengerti penderitaan istrinya. Kejadian itu menjadi pukulan telak tersendiri untuk istrinya. Membuat istrinya ketakutan setiap kali ada masalah yg bersangkutan dengan keluarga kecilnya.

Disisi lain, Raven yg baru saja menginjakkan kakinya di istana kerajaan Flanders merasakan ada yg janggal. Kenapa terasa mudah sekali menyelidiki makhluk aneh itu dalam semalam. Bukankah itu aneh? Pikir Raven, merenung di dalam kamarnya. Sepertinya ada yg salah. Perasaannya mulai tidak enak. Ia mondar-mandir di dalam kamarnya. Raven terlihat gelisah.

Matanya terpejam sejenak, untuk memikirkan sesuatu yg mungkin bisa ia lakukan saat ini dan benar saja. Ada sesuatu yg ingin ia coba. Hanya saja akan menguras tenaga jika ia melakukannya. Sungguh ia benci melakukannya karena akan membuat dirinya jatuh lemas dan tidak berdaya. Raven menggeram sejenak. Lalu ia mulai mengambil ancang-ancang. Tangan kanannya ia julurkan ke atas dengan tangan kirinya mengepal erat. Rahangnya mengatup rapat dengan otot leher tercetak jelas. Ia seperti menahan sesuatu.

" Arrgghh... sial!! " umpat Raven, berusaha menarik kekuatannnya membentuk awan hitam berkabut yg siap turunkan hujan. Kekuatan Raven, melambangkan elemen yg bisa ia manfaatkan kapapun saja.

Selang beberapa menit, gumpalan awan hitam terbentuk menutupi langit berbintang malam hari itu. Raven sengaja membuat langit yg indah menjadi gelap tanpa bulan ataupun bintang yg menghiasinya karena ia memiliki tujuan lain yg lebih penting. Dengan begitu, satu masalahnya akan mudah teratasi.
Raven hanya menggunakannya di istana kerajaan Zeldric, tujuannya hanya satu memantau pergerakan musuhnya. Bisa di katakan, awan itu adalah matanya. Mungkin saja musuh akan menyerang kerajaan Zeldric dengan tiba-tiba. Perasaan Raven sungguh resah dan gelisah.

●●●●🌷●●●●

Renner mendongak menatap langit dengan kening berkerut. Langitnya tiba-tiba saja tertutup awan hitam. Pasti ulah ayahnya. Mudah di tebak, memang siapa lagi yg memiliki kekuatan empat elemen kalau bukan ayahnya dan ya semua pasti tahu bagaimana hujan bisa terbentuk. Perlu unsur panas, air dan petir agar mampu membentuk hujan. Lagipula, ia mengenal betul aura milik siapa yg menguar di awan hitam itu.

" Itu pasti ulah ayahmu? " Celetuk Chiron kepada Renner. Matanya juga tengah memandagi langit yg menggelap. " Pasti terjadi sesuatu. Apa kita perlu mencari tahunya? "

Renner melirik Chiron sekilas. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain sembari memikirkan saran Chiron. Zenos dan Elder yg melihat interaksi keduanya hanya memilih diam atau lebih tepatnya menyimak.

" Tak perlu!! " putus Renner, pada akhrirnya. Chiron mengernyitkan dahi, tak mengerti dengan ucapan Renner. " Bertindak sendiri tanpa perintah dari Uncle Zeldric, hanya akan menimbulkan masalah! Aku tak ingin itu terjadi hanya karena kecerobohan kita. " Tegas Renner.

Chiron, Zennos dan Elder hanya mengangguk-anggukkan kepala.

" Hmm... kau benar. Bertindak sendiri justru akan menyeret kita masuk ke kandang singa betina. Kalian tahu bukan? Itu jauh lebih mengerikan lagi!! " Elder bergidik ngeri, membayangkan sesuatu yg tidak-tidak. " Lebih baik dikepung ribuan musuh dari pada dikepung lima induk singa betina! " Ujarnya sembari menggelengkan kepala.

Sontak saja Renner, Zenos dan Chiron menatap Elder horor. Ck, bocah satu itu benar-benar ingin di hukum pancung atau di cabik-cabik. Mulutnya tidak pernah di kondisikan.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now