20. Danau Astaroth

Start from the beginning
                                    

Si pencium melepaskan penyatuan bibir mereka berdua, Hamerra semakin melotot saat mengetahui si pelaku.

"Christoff!"

Iblis itu tersenyum tidak berdosa setelah membuat Hamerra mati ketakutan. Ia pikir monster iblis menunggu danaulah yang mengganggunya, ternyata pangeran iblis yang sialnya sangat tampan, pelakunya.

Christoff mendekat dengan memegang kedua bahu Hamerra. Ia membelai pipi Hamerra dengan sangat lembut. Hamerra memukul dada Christoff dengan kesal. Christoff kembali tersenyum.

Wajah Hamerra semakin merah, hampir kehilangan napas. Namun di detik selanjutnya, Christoff kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Hamerra. Keduanya saling berciuman sambil berenang ke atas danau.

Setelah di atas permukaan,  Christoff menyadarkan tubuh Hamerra di sebuah dinding gua di sekitar danau.

Keduanya masih saling memangut dengan lidah saling bertali. Christoff melepaskan ciuman mereka berdua. Ia menenggelamkan dirinya kembali ke dalam air.

Napas Hamerra memburu antara mengambil udara dan gairah yang tiba-tiba menggelayuti dirinya, saat ia merasakan lidah Christoff yang sedang bermain di dalam intinya.

"Oh..."

Hamerra mencoba berpegangan pada sekitar dinding gua agar dirinya tidak tenggelam karena rasa yang di berikan Christoff,  sangatlah nikmat.

"Ahh..."

Erang Hamerra saat mendapatkan pelepasannya.

"Ohh..."

Desah Hamerra saat Christoff menghisap kuat cairan miliknya.

Christoff muncul di dalam air. Ia kembali mencium bibir Hamerra dengan sangat ganas. 

"Apa stanimamu sudah kembali?"

Tanya Christoff dengan terengah sambil membelai lembut pipi Hamerra setelah melepaskan ciumannya.

Hamerra memejamkan matanya menahan gairah. Kemudian ia mengangguk sebagai jawabannya.

Christoff kembali mencium bibir Hamerra,  memaksakan lidahnya agar menyusuri rongga mulut Hamerra dengan sangat liar. Iblis itu seperti sudah di ujung nafsunya. 

Satu tangannya, Christoff gunakan untuk menurunkan celana miliknya,  sementara satu tangannya lagi ia gunakan untuk meminggirkan ke samping kain penutup inti Hamerra.

"Ahh...."

Desah Hamerra saat Christoff memasuki intinya dengan miliknya.

Christoff terus menggerakan pinggulnya sampai keduanya mendapatkan pelepasan,  dimana Christoff melepaskan cairan gairahnya di dalam air.

Christoff menyerukan wajahnya di lekukan leher Hamerra dengan napas kasarnya saling bersahutan dengan napas Hamerra.

Setelah napas keduanya tenang,  Christoff mengangkat wajahnya dari lekukan leher Hamerra.  Ia menatap Hamerra dengan penuh arti. Christoff menyelipkan rambut Hamerra yang basah pada telinganya.

"Maaf,  aku terlambat. Tadi aku harus menemui Yakov terlebih dahulu."

Hamerra mengangguk. Ia hanya mencoba percaya dengan Christoff. Hal yang mustahil bila iblis bisa di percaya. Tapi sisi manusia Christoff tidak bisa tidak di indahkan begitu saja. Apalagi mata hijau Christoff,  mata yang menjadi favoritnya selalu muncul di hadapannya. Sungguh,  itu sangat menyejukkan hati Hamerra.

Christoff mencium kening Hamerra,  Hamerra memejamkan matanya meresapi ciuman penuh kelembutan dari pria iblis-nya.

Setelah ciuman Christoff terlepas. Pria itu berbalik memunggungi Hamerra,

"Berpeganganlah."

Hamerra tersenyum, tanpa ragu ia melingkarkan tangannya pada leher Christoff.

Dan Christoff pun berenang menyusuri pemandangan indah di dalam danau dengan Hamerra menempel di belakang punggungnya.

Hamerra tidak bisa berhenti tersenyum. Entahlah, ia semakin bahagia berada di samping Christoff.

Selama ini,  Hamerra hidup bagai di sangkar emas dengan berbagai aturan dan larangan khusus untuknya. Tapi bersama Christoff, ia seperti memiliki sebuah kebebasan.

Terlebih untuk pertama kalinya, Hamerra merasakan perasaan yang selalu di nantikan oleh setiap umat di alam semesta,

Jatuh Cinta.

*****

"Dimana Meredith dan Igor?"

Tanya Hamerra pada Christoff yang sedang memasangkan jubah miliknya pada tubuh basah kuyup Hamerra. Keduanya sama-sama basah kuyup setelah berenang dengan mengenakan pakaian lengkap.

"Mereka menunggu di atas."

Christoff mengulurkan tangannya,  Hamerra menyambut. Dengan saling menggenggam,  Hamerra dan Christoff terbang ke atas meninggalkan danau yang indah di bawah sana.

Setelah sampai di atas,  di sebuah padang bunga dandelion, Igor dan Meredith langsung memberikan salam hormatnya pada Christoff.

Tanpa melepaskan tautan tangannya dari Hamerra, Christoff menuntun Hamerra menyusuri padang dandelion yang indah untuk kembali ke kastil.

Sebelah tangan Hamerra yang bebas menyentuh setiap bunga yang ia lewati dengan wajah memancarkan kebahagian,  apalagi angin sepoi menerpa wajah dan rambutnya yang terurai basah.

"Christoff."

Christoff menoleh pada Hamerra,

Christoff menoleh pada Hamerra,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

T. B. C


Dewi Hamerra

Edward Christoff

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Edward Christoff

Edward Christoff

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dewi HamerraWhere stories live. Discover now