Heath : Confession

Start from the beginning
                                    

Jangan menangis membaca ini, Little Bee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan menangis membaca ini, Little Bee. Aku tidak sedang menangis. Aku tersenyum. Akhirnya aku mengetahui kebenaran yang selama ini kucari. Aku merasa lega karena akhirnya mendapat jawaban tentang siapa yang salah di antara mereka. Ini penting karena aku ingin mengenang seseorang sesuai dengan sejarahnya yang benar. Buruk sekali kalau sampai meninggal aku mengenang ibuku sebagai perempuan sundal yang meninggalkan suami dan anaknya demi laki-laki lain. Kini, aku bisa mencintainya dengan benar. Aku bisa merindukannya dengan benar.

Dulu, aku selalu memikirkan tentang bagaimana rasanya memiliki ibu. Aku selalu memikirkan tentang keluarga utuh yang tidak kumiliki. Walau masih hidup, ayahku nyaris tidak pernah bicara denganku. Satu-satunya pembicaraan kami adalah saat aku mendaftar ke militer dan meninggalkan Stoneberg. Selebihnya, kami hanya dua orang tidak saling kenal yang tinggal di rumah yang sama.

Aku punya seorang yang menyelamatkan hidupku. Pertemuan dengan perempuan ini tidak akan kulupakan. Dia tersenyum saat membantuku di karnaval musim gugur. Aku jatuh dari lori. Kakiku berdarah. Dia meludahi dan menutup lukaku dengan selendang tipis. "Pulanglah dengan langkah pelan. Cuci lukamu dengan air hangat, lalu tidurlah," katanya dengan suara tegas.

Namanya Brigitta Darling. Aku tidak tahu nama keluarganya hingga saat ini. Dia datang ke Stoneberg dengan nama itu dan tidak memiliki catatan kependudukan sama sekali. Dia pelacur gendut berambut merah menyala. Mulanya kukira itu hanya warna cat rambut. Ternyata dia memiliki rambut warna merah pada bagian lain tubuhnya juga-Setelah akrab, dia mengizinkanku mandi bersamanya. Brigitta tertawa saat aku memberinya uang hasil kerja paruh waktu di pabrik kain Mr. Heyes.

"Kamu masih sangat kecil, Tampan. Tunggu nanti kalau kamu sudah cukup besar," katanya sambil menebalkan lipstik. "Apa Old John tidak menghajarmu kalau tahu kamu ke rumahku?"

"Dia tidak tahu," jawabku dengan jantung yang berdetak kencang. Aku tidak siap dengan penolakan. "Mereka bilang aku sudah terlalu besar untuk dipeluk. Kenapa sekarang kamu berkata aku belum cukup besar? Aku harus sebesar apa sebenarnya untuk mendapat pelukan?"

Dia meletakkan lipstik dan mengernyit. "Dipeluk?"

"Iya." Aku menahan diri agar tidak menangis. "Aku... aku ingin merasakan apa yang dirasakan orang lain, dipeluk perempuan dewasa."

"Perempuan dewasa?"

"Ibu."

Brigitta berkacak pinggang. "Kamu ingin dipeluk ibumu?"

Aku mengangguk pelan, khawatir di mengamuk. "Aku tidak memintamu menjadi ibuku. Aku hanya ingin kamu memelukku seperti seolah-olah kamu adalah ibuku. Mereka bilang kamu memberikan pelayanan yang bagus. Aku hanya ingin dilayani seperti anak lain."

"Astaga! Heath Grahamm! Simpan uangmu! Kemari anak tampan. Oh, Tuhan! Kenapa ada anak semenderita ini?" Dia memelukku. Dia menciumi kepalaku sambil menangis. Malam itu, dia tidak ke bar atau ke tempat lain. Dia memelukku sampai malam. Dia menceritakanku cerita-cerita lama tentang Stoneberg dan tempat tinggalnya yang berpindah-pindah. Dia bukan hanya memberikan dongeng. Dia memberiku tujuan hidup.

Lovely Glacie (Terbit; Penerbit Galaxy)Where stories live. Discover now