Heartgasm

19.8K 2.5K 817
                                    

Paginya, aku bangun dengan tubuh yang capek banget. Aku menggeliat di tempat tidur. Bantalnya kosong. Aku sendirian. Aku berbaring lagi. Kusisipkan tangan ke bawah bantalnya. Udara yang kuhirup masih sangat beraroma percintaan. Waktu mandi, kakiku masih gemetar. Aku duduk di samping bak mandi menunggu air hangat terisi penuh. Tenggorokanku kering banget. Aku sampai minum dua gelas sekaligus.

Tubuhku merinding mengingat yang dilakukan Heath semalam. Aku nggak tahu aku bisa seperti itu. Heath bikin aku mengambang di antara sadar dan nggak. Bibirku masih terasa bengkak. Nggak cuma bibir, seluruh tubuhku terasa nggak keruan. Ya ampun, cuma mengingat begini saja, jari kakiku sampai mengerut.

Aku pengin dia lagi.

Dia di dapur, menggendong Vi. Di tangan Vi ada pisang yang sudah dimakan separuh. Dia berbicara pada Mila yang berdiri di sebelahnya. Mila berpaling padaku. "Hai, Mommy!" Anak itu memelukku.

Waktu menggendongnya, rasanya bagian belakang sampai ke pahaku sakit.

"Kamu sudah makan?" tanyaku setelah menciuminya.

"Sudah. Mommy, Daddy mau ajak aku naik kuda lagi."

Aku membawanya berjalan ke meja dapur. "Oh, ya? Terus yang lain mana?"

Heath memeluk pinggangku dan menciumku. "Selamat pagi, Mommy. Yang lain ada di belakang bersama Lou dan Mary. Mereka membuat rajutan bersama Nanna."

"Kenapa kamu biarkan aku kesiangan?"

Dia mengecup bibirku. "Kukira kamu butuh tidur lebih lama. Aku tidak enak mengganggumu mengorok," jawabnya sambil mengusap punggungku. "Bagaimana kabarmu?"

"Parah," jawabku.

Dia mengangkat alis, menungguku menjelaskan.

"Aku kayak korban perang."

Sambil tertawa, dia menempelkan tangan di punggungku dan menggiringku ke teras belakang. Dia berdiri sangat dekat denganku untuk berbisik, "Kamu seksi sekali."

"Masa?" Kukira dress biru selutut ini sama sekali nggak seksi. Dress ini nggak ada bentuknya dan nggak ada motifnya. Ini cuma baju biasa dengan kanding depan dari atas sampai bawah.

Sophia sedang ngobrol dengan Lou. Rosie memainkan spagetinya sampai berantakan. Tapi, kelihatannya dia masih berniat menghabiskan makannnya itu. Mila bergabung dan membuat spageti mereka makin berantakan.

"Pagi, Ma!" sapaku sambil mencium kepalanya. "Hi, Lou! Apa yang kalian kerjakan."

Heath menarik kursi untukku dengan satu tangan, lalu menurunkan Vi di kursi sebelahnya. Anak langsung makan stroberi dan apel sekaligus.

"Mau makan apa? Sophia membuat makanan untuk satu minggu," kata Heath dengan suara keras agar Sophia mendengarnya.

Sophia tertawa. "Kukira kalian kelaparan setelah membuat keributan semalam." Dia menurunkan kacamatanya ke hidung, lalu memandangku dengan tatapan menuduh. "Lain kali lakukan di kamar. Cucu-cucuku jadi susah tidur gara-gara kalian."

Heath terbahak-bahak. Wajahnya sampai merah saking serunya dia tertawa. Wajahku mungkin juga merah, bukan karena ketawa. Malu! Sumpah!

"Masa sih kedengaran, Ma?" bisikku saat Heath memperbaiki tempat duduk Vi.

Sophia tersenyum. "Aku bersyukur mendapat tempat tidur di atas.

Astaga! Kok aku nggak sadar sih sudah ribut gitu? Iya aku memang bersuara gitu. Tapi, masa sampai ke kamar Sophia? Apa ini juga alasan Heath bikin kamar kami jadi kedap suara?

"Mommy, aku mau lihat ayam," kata Rosie.

"Habiskan dulu makananmu, baru kita bermain dengan ayam," kata Sophia sambil mengelap mulut Rosie yang belepotan saus keju.

Lovely Glacie (Terbit; Penerbit Galaxy)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant