2. Mari kita lakukan

12.3K 797 15
                                    

Tiga bulan setelah aku menikah dengan Kim Taehyung, kehidupanku setelah tinggal d rumahnya tak terlalu jauh berubah. Kita tidur dikamar yang terpisah dan hanya berbicara sesekali. Aku bahkan merasa seperti belum menikah sama sekali dengannya. Aku hanya harus mempersiapkan beberapa keperluannya itu pun tidak banyak karena dia sudah mempunyai beberapa asisten rumah tangga yang tinggal d rumah terpisah dengan kami dan mereka juga yang biasanya mempersiapkan keperluan Taehyung slm ini. Tentu saja mereka tidak tau akan penyakit Taehyung. Mungkin mereka menganggap Tae memang orang dengan kepribadian tertutup slma ini. Kalau saja aku tidak harus menandatangani kontrak yang menyatakan aku tidak blh menceritakan semua tentang penyakit Taehyung, rasanya ingin sekali aku bercerita kepada teman^ku bahwa aku baru saja menemui seseorang dengan penyakit yang sangat langka spt ini.

-
Seperti biasa pagi ini aku menyiapkan sarapan untuk tae sebelum aku pergi mengajar, tae sbnernya menyuruhku untuk tidak melakukannya krn dia bisa menyuruh asistennya utk itu. Namun aku memintanya utk ttp melakukan itu agar aku bisa sedikit berguna di rumah ini.

"Tae, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu"

"Terimakasih"

Aku memanggilnya tae meskipun kita beda 5 taun tapi dia yang memintaku untuk memanggilnya spt itu. Kami memang tidak pernah mengobrol banyak. Waktunya pun dia habiskan diruang kerjanya. Sebenernya aku ingin sekali lebih mengenal dia namun dia begitu tertutup hingga aku tak berani mendekatinya.

Seharusnya dia hanya alergi bersentuhan saja, bukan alergi berbicara juga kan?

Ibuku beberapa kali menelfonku menanyakan kabarku. Aku harus beberapa kali juga berbohong bahwa aku sangat bahagia hidup disini dengan smua fasilitas yang ada. Sekarang aku juga sudah bisa membelikan rumah dan fasilitas lainnya yang diminta oleh ibu dan adikku. Tentu saja karena tae. Dia yang memintaku untuk menulis apa saja yang aku dan keluargaku butuhkan. Lalu aku menulis semuannya dan semuanya lsg dikabulkan olehnya.

Aku berbohong kpd semua orang bhwa sbnernya aku tlh lama mengenal tae, dan menutupi hubunganku dengan dia slm ini. Untungnya mereka percaya, karena aku bukan tipe orang yang selalu membagikan masalah pribadiku di sosial media. Beberapa temanku kaget krn mereka mengetahui menikah dengan seorang CEO scr tiba^ kemarin.

"Aku bahkan tidak punya waktu untuk berpacaran karena aku sibuk bekerja begitupun juga dia jadi kami memutuskan untuk langsung menikah." Begitu ucapku kepada teman^ku.

-
"Kamu sudah pulang ternyata" ucap taehyung yang melihatku sedang berjalan menuju kamar

"Ahh iya, kamu udh makan? mau aku buatkan sesuatu? Atau ada hal yang ingin kamu butuhkan?" Tanya ku

"Ah tidak"

"Baiklah kalau gitu aku kekamar dlu, kalau kamu membutuhkanku bilang saja ya"

"Sebenarnya ada hal yang ingin aku katakan"

"Kenapa?" Tanyaku penasaran

"Bisakah kau menggenggam tanganku sebentar?"

"A-apa?"

"Kau yakin?" Tanyaku lagi

(Tak biasanya tae seperti ini, aku bhkan sampai kaget dia memintaku untuk melakukan hal itu)

"Aku hanya ingin meliat reaksi tubuhku jika aku melakukannya lagi"

"Baiklah jika kau memintanya"

Aku sbenarnya tidak yakin namun perlahan aku arahkan tanganku untuk memegang tangannya. Aku menggenggam tangan tae slama 10 detik lalu melihat reaksi tubuhnya.

Entah kenapa sekarang aku gugup melihat reaksi yang akan timbul setelah aku memegang tangannya. Taehyung seperti menahan sesuatu setelah aku memegangnya, lalu aku melepaskan tanganku.

"Jangan dilepas" seru tae

"Tapi kamu sperti kesakitan tae"

"Biarkan saja" tambahnya lagi

Entah apa yang dia inginkan lalu aku menggenggam tangannya lagi lebih lama.

"Arrghhhhh" Taehyung menggeram

Aku melihat kulit disekitar tangannya langsung memunculkan reaksi penolakan terhadap sentuhanku. Tapi tae tidak mau melepaskan tanganku.

"Tae cukup!" Aku membentak

"Kau tak lihat tubuhmu sudah memerah seperti itu!"

"Taehyung!!" Aku membentaknya lagi

Tae langsung melepas tanganku. Dia sangat terengah-engah menahan rasa sakit yang ada pada tubuhnya. Aku pun langsung mengambil obat antihistamin yang dia taruh d laci. Dan menyuruh tae untung lsg meminumnya untuk meredakan kulitnya yang bereaksi seperti itu. Aku menunggu reaksi obat itu selama 20-30 menit untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Setelah kurasa tubuh tae sudah normal kembali aku membuka suaraku.

"Kenapa tae? Kenapa kau ingin melakukannya?" Tanyaku

Tae terdiam

Sepertinya dia sangat frustasi akan penyakitnya selama ini. Aku tidak tau apakah ada cara agar dia bisa sembuh dari semua ini atau tidak. Tapi rasanya aku ingin sekali menolongnya.

"A-aku pikir aku sudah mulai terbiasa olehmu, karena sekarang kita sudah tinggal satu rumah dan membiasakan diri untuk berinteraksi satu sama lain. Namun itu salah."

"Tubuhku masih belum bisa menerimanya" tambahnya lagi

Bagaimana bisa kau bilang kita sudah mulai terbiasa bahkan kita pun selalu terpisah dan berinteraksi seperlunya saja selama ini.

"Mulailah bercerita denganku" kataku dengan tiba-tiba

"Mungkin darisana kita bisa mempunyai hubungan yang lebih erat. Aku akan mencobanya, tapi izinkan aku memperlakukannmu layaknya sperti seorang isrti kepada suami"

"Bisakah kau menerima itu?"

"Menerima semua perlakuanku untukmu" tanyaku lagi

Taehyung seperti sedang berpikir, mendalami setiap perkataan yang aku ucapkan. Entah keputusan apa yang akan dia ambil sekarang. Aku mencoba menerka-nerka. Namun tetap tidak tepikirkan.

"Baiklah" jawab tae

Sesingkat itu. Ucapan yang keluar dari mulutnya setelah selama itu dia berpikir.

"Bisakah malam ini kau tidur denganku?" Tambahnya lagi

"H-huh?" Tanyaku tak percaya

---

Huhuu ga jelas yaaa :((


Aku gatau kalian bakalan suka cerita ini atau ngga:((

Tapi aku kek pengen tetep nulis ff yang ada jalan ceritanya gitu lho

Yorobun tlg kasih masukan dan saran yaaa mksh :((

Sekian dan terima-tae 💜💜💜



I CHOOSE U [M] ✔Where stories live. Discover now