,

,

Tak terasa malam sudah menyapa. Sepertinya rasa kantuk sedang tidak berpihak padaku. Aku tidak bisa tidur. Padahal ini sudah pukul 11 malam. Dari pada melihat teman-temanku yang tertidur pulas,lebih baik aku keluar saja mencari udara segar.

Aku segera duduk di gazebo pondok ini. Disini sangat sejuk. Ah kenapa aku kepikiran dengan Alya ya. Apa gadis itu tengah tertidur pulas atau tengah insom karena tidak tahu mau ngapain seperti diriku..?

Sepertinya malam ini aku haru bersahabat dengan buku novel ini.

"Aduh Nadira kamu mau kemana sih..? Nanti dimarahi ummi." suara yang mengejutkan kufikir malam-malam begini hanya aku yang terjaga ternyata ada orang lain juga toh. Terlihat dua orang gadis yang saling berkejaran. Sepertinya mau kabur.

"Sudahlah Naila aku mau kabur aja. Gak betah disini."

"Hei-hei siapa disana...?" teriakku.

"Ah gawat ketahuan."ucap gadis itu. Aku pun segera menghampirinya. Tidak bisa dibiarkan.

"Kalian mau kemana..? Mau kabur ya..?"Aku menegur kedua gadis itu. Salah seorang dari mereka sudah menaiki pagar yang membatasi daerah santriwan dan santriwati disini. Astagfirullah sungguh keterlaluan gadis ini.

"Aduh maafkan teman saya akhi. Saya juga sudah berusaha menasehatinya."

"Siapa sih lo..? Emang masalah kalau gue mau kabur...?"

"Saya sepupunya Gus Jimin. Ya sudah sini ikut saya kerumahnya ummi. Biar dapat hukuman yang setimpal."aku mencoba mengancam gadis itu. Dan sepertinya itu berhasil, karena sekarang dia mengikutiku kerumah ummi.

***

Didalam rumah Ummi.

"Kenapa Nadira mau kabur, nak..?"

"Nadira gak betah ummi, gak suka disini." ucap gadis itu sembari menangis. Kalau dilihat-lihat umurnya tidak beda jauh dengan Rara adikku.

"Saya mohon ummi maafkan Nadira ya ummi." ucap gadis yang baru ketahui bernama Naila.

"Ya tidak bisa dong. Hal semacam itu jika dibiarkan saja pasti akan diulangi lagi. Beri hukuman setimpal ummi, supaya dia bisa jera." usulku yang kemudian mengundang pelototan dari gadis tadi.

"Baiklah ummi akan memberi hukuman kepada Nadira untuk menhafal surat Yasin selama sebulan ini."

"Baiklah ummi." ucap Nadira.

"Tuh rasain."aku tertawa dengan keras mendengar itu semua. Aku yakin gadis itu akan memiliki dendam padaku. Tapi siapa perduli..?

"Awas kau ya..!" Ancam gadis yang bernama Nadira tadi.

"Yasudah ummi terimakasih. Maaf sudah membuat keributan. Assalamualaikum." pamit Naila.

"Waalaikumusalam."

"Saya juga pamit ummi." pamitku pada ummi dan segera kembali ke kamarku."

***

Seoul

Member Bangtan Boys sedang berlatih dance untuk konser terakhir mereka. Istri-istri dan anak-anak mereka hari ini hadir hanya untuk mengantarkan makanan.Sedangkan Taehyung dan Jungkook hanya duduk dipojokan sembari memandang keluarga bahagia para hyungnya.

"Hyung sebentar lagi acara konser kita akan dilaksanakan. Apa hyung masih tidak bisa meyakinkan Jimin hyung agar datang diacara kita nanti..?" tanya Jungkook pada Taehyung.

"Jungkook-ah sudah berulang kali aku meyakinkanya tapi dia masih keukeuh dengan pendiriannya." ucap Taehyung sembari mengelap keringatnya sehabis berlatih. Konser akan dilaksanakan 4 bulan lagi. Tapi, Taehyung masih belum bisa meyakinkan Jimin.

"Coba bujuk Halwa eonni agar dia bisa membantu kita." Saran Jungkook pada Taehyung.

"Apa kau gila..? Aku tidak yakin Halwa mau melakukannya untuk kita." Kesal Tehyung.

"Ayolah hyung yakinkan mereka."

"Ya..ya baiklah." pasrah Taehyung.

***

Seminggu kemudian

Sudah seminggu Hyun dan Alya tinggal di pondok pesantren ini. Mereka sudah mulai terbiasa dengan berbagai aktifitas para santri disini. Namun ada satu hal yang membuat Hyun geleng-geleng kepala, hanya gara-gara ulah santriwati yang bernama Nadira. Mereka berdua layaknya kucing dan tikus. Selalu berantem pas lagi ketemu.

"Hey oppa-oppa korea." Teriak Nadira pada Hyun. Sekarang Nadira tengah piket memasak di rumah ummi.

"Apaan sih bawel...?"Teriak Hyun pada Nadira.

"Ish...ish dasar jadi orang kok mudah marah sih..? Kak Alya kok bisa sih dijodohin sama tuh oppa-oppa." ucap Nadira jutek sembari menyenggol lengan Alya. Sementara Alya hanya menanggapinya dengan tersenyum."

" Masih mending mudah marah dari pada kamu cengeng, manja. Baru beberapa hari disini aja udah mau kabur. Dasar cewek manja."

"Awas lo ya. Dasar oppa-oppa gak jelas." marah Nadira sambil mengambil segenggam tepung yang akan dilemparkan pada Hyun. Tapi Alya mencegahnya agar tidak menimbulkan keributan lagi.

"Eh Al. Jangan berteman sama dia nanti kamu jadi nyebelin kayak nih bocah." ucap Hyun sambil berlalu.

"Udah-udah Nad jangan dengerin dia. Katanya mau latihan bersabar..?"

" Iya kak Al.Maafin ya heheh." ucap Nadira salah tingkah.

***

"Beneran kamu suka sama kak Hyun..?"

"Hem..aku..aku bingung. Tapi aku senang jika ada kak Hyun. "

"Itu berarti kamu suka sama dia kan..?"

"Bener ya kayak gitu..?"

"Mungkin."

"Menurutmu apa yang kamu sukai dari kak Hyun..?"

"Sikapnya yang cuek tapi perhatian. Terus dia juga soleh, tampan lagi. Haduh tapi sikap nyebelinnya itu lho kadang bikin sebel sendiri."

"Tapi dia kan sebentar lagi jadi suaminya mbak Alya. Terus perasaanmu itu gimana..?"

"Aku tikung aja disepertiga malam aja. Aku yakin masih bisa kalau aku memang benar-benar memintanya pada Allah. Gitu kan kata ustadzah."

Alya yang tak sengaja mendengar percakapan kedua gadis yang sangat ia kenal itu hanya bisa menundukkan kepala. Tidak tahu apa yang sedang ia rasakan.

"Ada seorang gadis yang begitu menginginkan Hyun menjadi imamnya. Sementara aku..? Kenapa masih ada ragu dihatiku. Kenapa aku belum bisa melihat semua sisi baik dari dirinya..?"batin Alya sembari berjalan menuju mushola.

,

,

,

,

tbc



Syahadat Cinta Untuk Halwa(Faith,Love,and Destiny)✔️Where stories live. Discover now