32

793 68 6
                                    

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
🌼🌼🌼🌼

"Suf kamu gak papa kan..?" tanya Arif pada Yusuf. Sekarang mereka ada di mobil Yusuf.

"Aku cengeng ya Rif." ucap Yusuf seraya menitihkan airmata. Ia rasa dada nya sesak.

"Kamu sudah lakuin yang terbaik kok Suf. " ucap Arif sambil menepuk-nepuk pundak Yusuf.

"Aku cuma gak bisa nahan ini semua Rif. Setelah tahu kalau wanita yang diperjuangin Jimin hyung itu Halwa,aku gak bisa untuk mengabaikannya."

"Lagipula aku tidak ingin dia menikah denganku hanya untuk menyatukan keluargaku dan keluarganya lagi setelah kakak kami meninggal."

"Dan aku tidak tahu bagaimana aku menyembuhkan rasa sakit dihatiku karena terlalu mengharapkannya."

"Istigfar Suf. Allah pasti akan mempertemukanmu dengan gadis yang insyaallah juga soleha."

__

Halwa
Pukul 21.00 wib

Malam ini kalau aku boleh jujur aku sangat-sangat gugup sekali. Apakah perasaan seperti ini yang dirasakan setiap pasangan yang baru menikah..? Atau hanya perasaanku saja. Ah entahlah.

Lamunanku buyar,saat aku mendengar derap langkah seseorang yang membuatku gugup. Ya Jimin keluar untuk mengantarkan umi pulang dan aku tidak menyangka dia sudah kembali.

"Assalamualaikum istriku." salam Jimin sembari tersenyum kemudian masuk kekamar kami.

"Waalaikumusalam." jawabku berusaha setenang mungkin walau sebenarnya aku cukup gugup saat ini. Dia kemudian duduk disampingku dengan jarak kurang lebih 20cm dariku.

"Sedang memikirkan apa..? Kau terlihat gelisah..?"
Ah aku memang sangat buruk dalam hal menyembunyikan perasaanku. Aku hanya menggeleng tidak mau jujur bahwa aku sangat gugup saat ini.

"Oh iya apa kau sudah mengantuk..?" tanyanya padaku.

"Belum."

"Syukurlah." ucapnya lega mendengar jawabanku.

" Hmm memangnya ada apa..?" tanyaku lagi.

"Aku ingin kita melakukan sesuatu." ucapnya yang sukses membuatku berpikir yang tidak-tidak.

"Me-melakukan apa...?" tanyaku sedikit gagap. Dia hanya tertawa,sepertinya dia tahu apa yang aku pikirkan. Tiba-tiba dia memegang kedua tanganku.

"Sederhana. Aku ingin kita saling mengenal lebih dekat." lalu tiba-tiba dia sudah berbaring ditempat tidur dan menepuk kasur disebelahnya mengisyaratkanku agar tidur disampingnya.

Kami memandang kelangit-langit kamar kami. Sudah hampir 5 menit namun dia tidak mengatakan apapun hanya menggenggam tanganku dengan erat.

"Jim."
"Wa." Panggil kami berbarengan.

Syahadat Cinta Untuk Halwa(Faith,Love,and Destiny)✔️Where stories live. Discover now