1

2.9K 159 3
                                    

Senin, bagi kebanyakan orang dianggap sebagai hari paling berat dan menyebalkan, karena harus kembali bekerja, kuliah ataupun sekolah.

Begitu juga dengan Shani, biasanya ia menganggap hari senin adalah hari yang menyenangkan, bisa bertemu dengan teman-teman dan bercanda bersama mereka di sekolah. Tapi Senin kali ini berbeda.

Pindah sekolah, itulah yang dialami Shani. Dikarenakan ibunya yang baru-baru ini didiagnosa terkena kanker paru-paru dan harus dirawat intensif di rumah sakit. Membuat ia dititipkan pada adik perempuan sang ibu yang jauh dari tempat ia dan ibunya tinggal dulu.

Ayah? Sudah lama meninggal. 10 tahun lalu tepatnya, saat ayahnya terkena kecelakaan kerja di pabrik miliknya. Jadi tinggallah Shani dengan ibunya sekarang di kota yang asing baginya dan harus sekolah di tempat baru serta harus bertemu orang baru.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya Shani sampai ke sekolah barunya. Dengan berat hati ia melangkahkan kakinya keluar dari mobil, melihat ke arah gedung sekolah yang besar di depannya, sangat berbeda jauh dengan gedung sekolahnya yang dulu di kampung.

"Yuh Shan, aku anterin kamu ke ruang kepsek." ujar Shania.

Shania Junianatha, anak dari Deva Kinal Putra dan Jessica Veranda adik dari sang ibu. Anak yang baik dan rajin serta sangat menyayangi orang tua, tapi karena sikapnya yang sedikit jutek kepada orang yang kurang dekat dengannya, membuat orang-orang segan untuk mendekati.

Shani hanya menjawab dengan anggukan ajakan sepupunya itu.

"ini ruang kepseknya, kamu masuk gih, atau mau sekalian aku temenin?" tawar Shania, karena ia tau bahwa sepupunya ini sangat pemalu.

Mereka berdua memang sudah sangat dekat dari kecil, karena orang tua mereka sering menjenguk satu sama lain membuat kedua gadis ini sering bertemu dan bermain bersama.

Shani terlihat sedikit mempertimbangkan tawaran Shania, karena ia tidak mau merepotkan sepupunya itu.

"Udah yuk kita masuk." ajak Shania karena melihat gelagat Shani yang terlihat ragu.

"Tunggu-tunggu, aku masuk sendiri aja." ucap Shani.

"Kamu yakin?" tanya Shania.

"Iya aku yakin." Jawab Shani dengan penuh percaya diri.

"Okey, aku tungguin kamu di sini, sekalian nanti aku anterin kamu ke kelas."

Shani pun langsung memasuki ruang Kepala sekolah.

Tok tok tok

'Masuk.'  terdengar suara dari dalam ruangan.

"Permisi." ucap Shani sopan

"Silahkan duduk." ucap kepala sekolah sambil tersenyum. Setelah Shani duduk di hadapannya, Kepala sekolah mengambil dan membuka sebuah berkas yang ada di mejanya.

"Shani Indira Natio. Benar?" tanya Kepala sekolah memastikan.

"Benar Pak." Jawab Shani.

"Di sekolah kamu sebelumnya kamu cukup berprestasi, tidak pernah keluar dari 5 besar kelas dan pernah mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade kimia. Bapak harapkan kamu meningkatkan prestasi kamu itu di sekolah ini. Bisa?" tanya kepala sekolah tiba-tiba.

"Bi-bisa pak." Shani menjawab dengan sedikit terbata-bata.

"Hahaha, nggak perlu tegang gitu. Kamu bisa santai kok. Dari tadi bapak liatin kaku banget badan kamu."

"i-iya pak." Shani masih menjawab dengan gugup.

"Yasudah, kalau begitu bapak ucapkan selamat datang di SMA Cakrawala. Oh dan satu lagi, kelas kamu 11 IPA 2." ucap kepala sekolah.

Kesempurnaan RasaWhere stories live. Discover now