Prolog

5.3K 179 3
                                    

"Kamu mau gak jadi pacar aku?" ucap Vinny dan Gracia bersamaan.

Shani terkejut mendengar kalimat itu, bagaimana bisa dua cewek most wanted di SMA Cakrawala menyatakan perasaan mereka secara bersamaan untuknya.

Vinny terkejut dan memberikan tatapan tajam pada Gracia yang sudah mengganggu momen ia menyatakan cinta. Begitupula dengan Gracia yang merasa terganggu dengan kehadiran Vinny, memberikan tatapan tak kalah tajam pada sahabatnya.

"Maksud lo apa sih Vin?! Ngapain lo nyatain perasaan ke Shani segala?!" tanya Gracia.

"Eh yang nanya gitu seharusnya gue, ngapain lo nembak Shani?! Kemaren kan lo bilangnya nggak suka sama dia." Vinny balik bertanya.

"Itu kan kemaren, sekarang udah beda lah." Jawab Gracia.

"Ya nggak bisa gitu dong, lo tu harus konsisten jadi orang." Ucap Vinny.

Vinny dan Gracia tidak sadar bahwa mereka sudah menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak, soalnya mereka menyatakan perasaan pada saat jam pulang sekolah dan di tengah lapangan pula, dengan sangat mudah orang-orang yang lalu lalang melihat aksi mereka.

Tapi tidak dengan Shani, ia menyadari bahwa mereka sudah menjadi pusat perhatian, wajahnya mulai memerah karena malu dan dengan sengaja menundukkan kepala untuk menyembunyikan wajahnya.

"Minggir deh lo, gue duluan yang mau nembak Shani." Usir Vinny.

"Nggak bisa gitu, gue duluan yang mau nembak Shani." Tolak Gracia.

Perdebatan kedua sahabat itu tidak berhenti meski orang-orang di sekitar sudah sangat ramai membicarakan mereka.

"Ehem, maaf nih Vin, Gre, lo berdua sadar nggak kalo ini udah rame banget? Jadi, daripada kalian makin malu-maluin Shani, Shaninya gue bawa, yuk Shan." ajak Beby langsung menarik Shani menjauhi keramaian.

Sebenarnya dari tadi Beby hanya menyaksikan adegan yang terjadi di hadapannya, tapi karena sadar akan Shani yang terlihat tidak nyaman menjadi pusat perhatian, dengan gagahnya dia menyelamatkan Shani.

"Eh Beb, Shani mau dibawa ke mana?!" tanya kedua sahabat itu saat melihat Beby dengan santainya menarik pujaan hati mereka keluar dari orang-orang yang mengerumuni.
.
.
.

Sekarang Shani dan Beby sudah berada di parkiran, Beby memperhatikan wajah Shani yang masih terlihat merah, sepertinya ia sangat malu menjadi pusat perhatian seperti tadi.

"Udah sekarang kamu nggak apa-apa, nggak perlu malu gitu di sini nggak rame kok." ucap Beby mencoba untuk menenangkan.

"Makasih ya Beb udah ngeluarin aku dari sana, aku malu banget diliatin orang banyak gitu." Ucap Shani.

"Nggak perlu sungkan, ini udah menjadi kewajibanku untuk ngejagain adik ipar aku." Beby berkata dengan percaya diri.

"Adik ipar? Emang kalian udah jadian ya?" tanya Shani polos.

"Ya belum sih, tapi pasti bakalan jadian kok, Shania Junianatha pasti akan jatuh pada diriku Beby Chaesara Anadila." Ucap Beby penuh percaya diri.

"Hihihi, iya aku doain semoga nanti diterima." Ucap Shani.

Saat sedang asik berbicara, dengan cepat seseorang memeluk Shani.

"Kamu nggak apa-apa kan? Nggak ada yang sakit kan?" tanya orang itu khawatir.

"Shaninya nggak apa-apa kok Nju." jawab Beby.

"Gue nggak nanya sama lo ya." ucap Shania dingin.

"Jutek amat mbak, ntar makin tua loh, eh maksudnya cepet tua." Beby keceplosan.

"APA LO BILANG?!!!" Shania sudah melotot ke arah Beby, Beby yang tau bahwa dirinya dalam posisi berbahaya langsung tersenyum  dan mengacungkan dua jarinya sebagai tanda damai.

Baru satu langkah Shania ingin menghampiri Beby untuk memukulnya, Beby sudah kabur menuju mobilnya.

Shania berniat untuk mengejar tapi belum sempat ia melangkah tangannya sudah ditahan oleh Shani.

"Jangan Nju, tadi Beby yang nyelamatin aku." ujar Shani.

"Beneran dia yang nyelamatin kamu?" tanya Shania tidak percaya, yang hanya dijawab dengan anggukan oleh shani.

"Yaudah kalo emang gitu, tapi kenapa bisa kamu dikerumunin banyak orang tadi, kalo bukan karena Anin chat aku ngasih tau soal ini, aku pasti masih di ruang osis sampe sekarang." jelas Shania.

"Nanti aja deh di rumah aku jelasinnya." wajah Shani masih terlihat kurang nyaman karena setiap orang yang berjalan di parkiran selalu melirik atau bahkan melihat Shani sambil berbisik-bisik membicarakannya. Shania yang menyadari itu langsung menyetujui permintaan sepupunya.

"Yaudah, sekarang kita pulang."

***

Terimakasih sudah membaca

Jangan lupa vote dan komennya 😊

Kesempurnaan RasaWhere stories live. Discover now