"Kenapa?"

"Hime udah pulang."

"Mau gue anterin ke rumahnya?"

"Lo mau?"

"Nggak gratis."

"Matre. Yang tadi aja belum gue bayar."

"Gue nggak minta bayaran uang."

"Terus apa?"

"Mau gue kumpulin dulu kayak kupon. Jadi jangan tanya sekarang."

***

Kimi tak bisa konsentrasi belajar, dia pun duduk di teras dengan gelisah. Dia terus memegang ponselnya lantaran Hime masih belum bisa dia hubungi. Ke rumah Hime tapi cewek itu tidak ada. Sebuah panggilan masuk membuatnya terlonjak kaget. Panggilan dari Abizar.

"Halo."

"Halo. Ada apa?"

"Lo ngapain di depan rumah?"

"Kok lo tahu?" Kimi melongok ke depan dan melihat Abizar melambai-lambaikan tangan di luar pintu gerbang. Warna kaos yang mecolok membuat Kimi bisa menebak dengan pasti itu Abizar dengan kaos andalan yang bisa menyala dalam gelap. Kimi pun beranjak dan membukakan pintu gerbang.

"Lo ngapain begong di situ? Tumben nggak lagi belajar jam segini."

"Lo dari mana?" tanya Kimi balik tanpa membalas pertanyaan Abizar.

"Mini market," jawab Abizar seraya mengangkat belanjaannya yang berisi makanan ringan. "Lo mau?"

"Enggak, makasih."

"Ini kesukaan lo lho, es krim spongsbob." Abizar mengeluarkan es krim Campina dengan rasa pisang. "Gue boleh masuk kan?"

Belum disetujui Abizar sudah masuk dan duduk di kursi taman, memberikan es krim yang dia beli pada Kimi sementara dia minum teh kotak dingin kesukaannya.

"Lo kenapa?" tembak Abizar langsung.

"Harusnya gue yang marah tapi justru Hime yang sekarang marah sama gue."

"Oh, soal tragedi kantin?"

"Kok lo tau?" Kimi menoleh.

"Satu sekolah juga tahu kali. Jadi lo beneran pacaran sama bocah itu? Kata lo dulu boongan."

"Nggak tahu gue. Rasanya nggak rela aja dia bahagia. Habis putus terus deket sama cewek lain."

"Kalau gue punya pacar lo rela nggak?"

"Jadi lo punya pacar?"

"Gue nanya bukan minta ditanya," ucap Abizar setelah menyedot teh kotaknya.

"Asal lo bahagia, gue rela aja."

"Jawaban lo ngeselin." Abizar menjitak kepala Kimi.

"Ngeselin gimana?"

"Lo pinter tapi masalah perasaan bego."

"Kok lo jadi nyolot."

"Lo sadar nggak sih gue suka sama lo? Masa nggak paham-paham juga. Percuma lo juara olimpiade kalau soal perasaan gue aja nggak paham."

Seketika Kimi terdiam, matanya menatap Abizar dengan tatapan tak percaya. Tapi cowok yang baru menyatakan perasaan padanya hanya melirik sekilas lalu menatap langit.

"Nggak usah syok gitu. Sorry ya bikin lo kaget. Gue pengen diem tapi Varo selalu bisa 1 langkah di depan gue. Gue nggak rela. Kayak lo nggak rela Varo deket sama cewek lain."

Kimi menelan salivanya susah payah. Bukan karena pernyataan cinta Abizar tapi dia tak terima dengan pernyataan Abizar soal ketidakrelaan. Dia tak merasa jatuh cinta pada Varo.

"Enggak, enggak," seru Kimi tiba-tiba.

"Enggak apaan?"

"Enggak. Gue nggak mungkin suka Varo. Nggak mungkin."

"Ya udah lo sukanya sama gue aja."

"Lo pulang aja sana. Gue mau balik belajar."

Kimi langsung masuk rumah setelah mengusir Abizar tanpa basa-basi. Dia mengetuk-ngetuk kepalanya mencoba mengelak dari pikiran soal rasa suka pada Varo. Kimi benar-benar tak mau percaya dengan teori Abizar.

"Ngapain lo?" tanya Varo yang berpapasan dengan Kimi di tangga.

"Enggak, gue nggak suka sama lo." Kimi menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Gue juga nggak ngarep," balas Varo, bingung dengan jawaban Kimi yang aneh.

"Gue cuma nggak rela aja lo bahagia," ucap Kimi.

"Lo kenapa tahu-tahu ngomong nggak jelas gini?" Varo menyentuh kening Kimi. "Nggak panas."

"Gue nggak suka lho ya."

"Iya, Kimi. Lo udah ngomong berkali-kali."

"Tapi tadi Abizar bilang..." ucapan Kimi menggantung.

"Bilang apa?"

"Bilang nggak rela lihat gue sama lo karena dia suka sama gue."

Varo speechless dengan penuturan Kimi ditambah ekspresi Kimi yang kebingungan. Setelah menyadari maksud ucapan Kimi barulah Varo tertawa lepas hingga memegangi perutnya.

"Tunggu aja lo sadar," ucap Varo sembari menyentil kening Kimi.

***
Jumat berkah!!
Semoga kalian suka

Love, ainunufus

Love, ainunufus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
KozlesWhere stories live. Discover now