1-

57.6K 2.9K 110
                                    


Lisa menarik napasnya panjang, kemudian dihembuskannya kembali. Hari ini, dengan pakaian rapinya ia berdiri di depan sebuah gedung perusahaan bernama JG-Corp. Sejak tadi jantungnya berdegup kencang. Ya, hari ini ia akan interview. Kemarin Jennie bilang, CEO di perusahaan itu sedang mencari orang untuk menjadi asistennya. Sebab, asisten lamanya telah keluar entah kenapa. Dan Lisa, yang sedang menjadi pengangguran, pada akhirnya mau menerima pekerjaan itu. Tidak apalah. Daripada hanya di rumah saja kan? Meski sebetulnya, Lisa itu orang yang cukup berada. Papanya seorang chef di Thailand, sedangkan ibunya sudah meninggal saat Lisa SMP. Ya bisa dibilang Lisa itu anak rantau. Karena ibunya berdarah Korea dulu, jadilah Lisa bisa berbahasa Korea sekarang.

Kembali lagi pada Lisa yang sekarang hanya berdiri mematung di depan gedung perusahaan itu. Gedungnya bagus sekali. Kelihatannya sangat luas dan besar. Pasti CEO-nya bukan main-main. Tapi yang Lisa harap, CEO perusahaan ini bukan orang yang sudah beruban dengan kulit yang sudah berlipat. Karena Lisa mengharapkan CEO dengan model seperti artis-artis di drama yang sering ditontonnya. Saat sedang asyik-asyik memandang gedung itu..



TIIIIIINNNNNNN!!!!!!

Jantung Lisa hampir saja keluar dari dalam tubuhnya. Ia terlonjak. Siapa sih yang mengklakson mobil seperti itu?! Dengan emosi yang meluap-luap, ia membalikkan tubuhnya. "YAK! Tidak sopan sekali! Siapa kau?!"

Orang di dalam mobil itu belum juga keluar. Lisa tidak bisa melihat gerak orang di dalam mobil itu karena kaca filmnya yang terlalu gelap. Lisa mengernyit. "Yak! Keluarlah!"

Tak lama, pintu terbuka. Bukan dari pintu supir, tapi pintu belakang. Lisa memperhatikan sepatu hitam yang sudah menginjak aspal. Menunggu-nunggu, siapa orang yang sudah mengagetkannya barusan.

"Kenapa kau berdiri disitu? Sana minggir!" Seseorang dengan kaus putih dan celana panjang hitam menatap Lisa dengan tatapan dingin.

Cih! Angkuh sekali!

"Kau! Tak bisakah kau menekan klakson mobilmu itu dengan perlahan?! Kau tak tahu jantungku seperti apa hah?!" Seru Lisa sengit. "Ah! Aku tahu! Mentang-mentang kau memakai mobil, sedangkan aku jalan kaki, jadi kau seenaknya berbuat seperti itu!"

Laki-laki itu mengernyit, kemudian berjalan perlahan mendekati Lisa.

"Yak! M.. Mau apa kau?!" Lisa memundurkan tubuhnya perlahan.

"Aku memang tidak tahu." Ucap laki-laki itu. "Tapi kau tak sopan sekali." Laki-laki itu mengetukkan telunjuknya pada kening Lisa yang tertutup oleh poni.

Lisa hanya bisa mematung di tempatnya. Tatapan laki-laki itu, dan juga senyuman menyebalkannya, membuat emosi Lisa meluap-luap di dalam tubuhnya. Sudah mengagetkan orang, tidak minta maaf pula! Benar-benar tak sopan! Siapa sebenarnya orang ini?

Lisa menepis tangan orang itu. "Jangan menyentuhku! Dasar menyebalkan!"

Laki-laki itu terkekeh kecil. Kemudian, tanpa berkata apa-apa, ia membalikkan badannya dan pergi meninggalkan Lisa yang masih berdiri menatapnya dengan perasaan kesal.

"Huh! Dasar bodoh! Wajah saja sedikit tampan! Tapi menyebalkan! Laki-laki macam apa dia! Kenapa dia harus diterima bekerja disini?! Bosnya tidak tahu ya bagaimana sikap orang itu?" Umpat Lisa sambil menghentakkan kakinya dengan kesal.

.

.

.

.

.

"Eumm.. permisii. Ruangan... CEO Jeon dimana ya?" Tanya Lisa dengan malu-malu kepada salah satu laki-laki berjas yang sedang duduk di salah satu kursi.

"Oh? Ada perlu apa ya?"

"Saya.. kemarin teman saya bilang, CEO disini.. butuh asisten pribadi? Jadi, saya ingin.. interview."

"Ohhh! Anda.. Lalisa Manoban bukan?"

"E.. eh?! Iya! Benar!"

"Pas sekali! Saya tahu anda sudah mengirimkan berkasnya kan? Ayo mari saya antar."

"Ah! Baik! Terima kasih!" Lisa tersenyum manis, kemudian membungkuk. Laki-laki itu berdiri, kemudian berjalan mendahului Lisa memasuki lift. Lalu menekan tombol lantai tujuh.

"Ah, perkenalkan dulu. Nama saya Sehun Oh, sebagai general manager senior di perusahaan ini." Laki-laki bernama Sehun itu mengulurkan tangannya pada Lisa.

"Ah, baik." Lisa menjabat tangan Sehun.

"Omong-omong.. berapa umurmu?"

"Ngg.. 21 tahun!"

"Benarkah? Berarti kau beda tiga tahun dengan CEO-nya."

"APA?!" Pekik Lisa. Namun beberapa detik kemudian, ia menutup mulutnya karena ekspresi terkejut Sehun. "Ma.. maaf. T.. tapi.. beda tiga tahun? Berarti.. dia umur 24 ya?"

"Ekhm. Benar."

"Berarti.. masih muda?! Heol! Daebak!"

Sehun tersenyum kecil. "Benar. CEO Jeon memang sehebat itu. Dia memang kelihatan main-main. Yah mungkin karena memang umurnya yang masih terbilang muda. Tapi kalau sudah saatnya dia harus serius. Benar-benar serius."

Lisa hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Sehun. Keren juga. Apa CEO-nya tampan? Batin Lisa sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Nah, ini ruangannya." Ucap Sehun setelah lift terbuka.

"Eh?! Persis di depan lift ya?"

Sehun mengangguk. "Dan di lantai ini, hanya ada ruangan CEO Jeon." Sehun berjalan keluar lift, diikuti Lisa dibelakangnya.

Lisa menoleh. Ah, benar. Tidak ada lorong, apalagi ruangan lainnya. Benar-benar langsung didepan ruangannya.

"Sebentar." Sehun mengetuk pintu bercat putih dengan name plat bertuliskan CEO berwarna emas.

"Ya, masuk."

"Oh, sudah datang. Silahkan, Lalisa."

"Ah, baik! Terima kasih manager! Sudah repot-repot mengantarku!" Lisa membungkukkan badannya.

"Tidak apa-apa." Sehun tersenyum. Ia membukakan pintu tersebut dan masuk ke dalam ruangan. "Depyeonim ada yang ingin bertemu denganmu.

"Siapa?"

"Dia. Orang yang ingin menjadi asistenmu."

"Annyeonghaseyo nama saya Li—" Lisa yang baru saja habis membungkuk, terpaku di tempatnya ketika melihat siapa yang duduk di kursi besar itu. Matanya melebar, tubuhnya kaku. Senyuman manis yang disunggingkannya tadi seketika hilang. Bahkan untuk menggerakkan bibirnya pun rasanya sulit. "I.. itu.."

"Ne, annyeonghaseyo, gadis tak sopan." Laki-laki di kursi besar itu tersenyum miring, menatap Lisa yang berdiri kaku di pintu.

















📎📎📎

Halloow ketemu lagi kita wkwkwkwk
Ujianku sudah selesai ku rindu komen komen kalian semua:((

Btw gimana ceritanya?
Next?

ANNOYING CEO ; liskook ✔️Where stories live. Discover now