8. Myoi

3.6K 807 86
                                    

Malam malam di rumah keluarga Myoi tampak hangat. Hanya tampak karena Tuan Myoi sudah mengatakan agar keluarganya menjaga sikap di depan keluarga Hwang. Ya, Hwang. Malam ini Mina harus bertemu dengan Hyunjin dan Yeji di rumahnya. Setelah makan selesai, tiga remaja itu memisahkan diri. Lebih tepatnya disuruh untuk memisahkan diri karena Tuan Myoi dan Tuan Hwang ingin bicara pribadi, bahkan Nyonya Myoi dan Hwang melipir menuju ruang tengah untuk minum teh.

Hyunjin dan Yeji memilih sibuk dengan ponselnya sementara Mina tentu saja sibuk dengan tarotnya. Satu kartu ia ambil, satu yang bergambar dewa kematian. "Apa ini? Kartu ini tak pernah muncul sebelumnya."

Gumaman Mina membuat Yeji melirik, "apa?"

"Kartu dewa kematian." Mina berbalik dan menunjukkan kartu tersebut di depan wajah Yeji. Gadis itu langsung mundur dan raut wajahnya berubah dengan cepat. Satu alis Mina terangkat sementara Hyunjin langsung menarik kartu tersebut dan membuangnya.

"Berhenti bermain dengan kartu omong kosong." Ujar Hyunjin kemudian kembali memainkan ponselnya.

Mina langsung memutar manik matanya. Gadis itu berdiri dan mengambil kartu tarot milik Mina. "Entahlah, tapi omong kosong ini tak pernah berbohong padaku sebelumnya. Entah akan ada pembunuhan, atau kartu ini bisa mencium aroma pembunuh."

"Omong kosong." Balas Hyunjin sementara Yeji langsung menunduk dan memainkan kukunya.

"Kenapa? Kau sakit, Yeji?" Tanya Mina, khawatir. Dia tak pernah melihat Yeji seperti ini. Yeji biasanya tak peduli dan dingin, seperti Hyunjin.

Yeji langsung menggeleng dan berdiri. "Aku akan ke kamar mandi."

Hyunjin melirik sekilas ke arah saudara kembarnya kemudian kembali bermain ponselnya. Mina memilih berjalan mengikuti Yeji. Ada yang aneh dengan Yeji. Gadis itu menghentikan langkahnya di depan ruang kerja ayahnya. Pintu ruang kerja terbuka sedikit, mungkin karena pelayan yang keluar sebelumnya.

Niat Mina untuk menutup ruang kerja secara sempurna batal. "Aku berterima kasih karena kau bantu menutup masalah Roseanne. Aku dengar dari orangku, dia membawa Roseanne ke rumah sakitmu. Kamu menanganinya dengan baik."

Tuan Myoi tersenyum, "tentu harus diperlakukan baik. Pak Menteri sendiri yang memintaku, tentu harus dilakukan dengan baik dan aman."

Mina semakin merapatkan dirinya ke dinding. Apa yang ayahnya lakukan sebenarnya? Kenapa mereka menyebut nama Roseanne?

"Dia pasti memberikan sesuatu bukan padamu?" Tanya Tuan Hwang.

Tuan Myoi meminum tehnya, menahan senyum. "Rumah sakitku akan menjadi rumah sakit untuk presiden nantinya. Juga didanai untuk pembaruan. Mereka memberi cukup banyak."

Mina menutup mulutnya, tak percaya dengan apa yang ia dengar. Gadis itu langsung berlari menuju ruang santai. Hyunjin masih duduk di posisi yang sama dan Yeji pun sudah duduk di sisi saudaranya.

Mina kembali melihat kartu dewa kematian yang tadi diambilnya. Gadis itu tersenyum getir. "Kita ini menyedihkan."

"Hanya kau, aku tidak." Jawab Hyunjin cepat.

Mina terkekeh, "ya tentu saja begitu karena kau menyukai uang."

Hyunjin tak menjawab. Hanya membiarkan Mina terus berceloteh. "Tapi, Hyunjin, aku harap di masa depan kau tidak akan dibutakan oleh uang. Orang-orang di luar sana yang buta akan uang menjadi tamak dan lupa diri. Mereka orang-orang yang akan melakukan segalanya untuk uang, bahkan menghilangkan nyawa orang yang tak bersalah."

"Katakan itu pada orangtuamu." Balas Hyunjin telak dan Mina tak dapat membalas.

Mina benci pada kenyataan bahwa Hyunjin tahu apa yang terjadi sementara dia tidak. Mina benci dirinya merasa begitu suci sementara ia tak berdaya menolong temannya. Salah, Mina hanya pengecut yang berpura-pura menjadi pahlawan. Sebenarnya siapa yang dia bela? Teman sekelasnya yang tak bersalah? Atau orang-orang gila kekuasaan yang telah membunuh Roseanne?

school 2019Where stories live. Discover now