3. Tak Seharusnya Terdengar

4.7K 927 100
                                    

Pada akhirnya Hyunjae memakan bekalnya di atap. Bahkan meski ia sudah berada di atap, ia harus bertemu dengan Myoi Mina si gadis tarot. Tangan Mina membawa boneka voodoo berukuran kecil. "Kau bisa melihat Roseanne." Tembak Mina langsung.

Hyunjae berpura-pura tak mendengar dan fokus pada bekal miliknya. Jam istirahat hampir habis dan Hyunjae tak ingin masuk kelas dengan perut kosong. Mina duduk di samping Hyunjae, mengeluarkan kartu tarot dan mengambil satu. "Kamu memiliki kemampuan melihat yang tak terlihat, Lee Hyunjae. Lantas kenapa kamu tak mau membaginya? Setidaknya pada Lalisa."

Hyunjae masih tak peduli. Mina melirik, kesal. "Kamu bisa saja membantu untuk memecahkan kasus Roseanne."

"Dengan begitu tak akan ada korban lagi." Ujar Hyunjae memotong ucapan Mina. "Kamu lebih baik menonton banyak film misteri. Semakin banyak yang kamu tahu, kematianmu akan semakin mendekat."

Hyunjae menutup bekalnya. Lelaki itu menoleh pada Mina. "Jika kamu bisa melihat Roseanne apa yang akan kamu lakukan? Menuntut si pembunuh? Atau polisi yang tak menjalankan tugas? Atau apa? Memangnya kamu bisa melakukan itu, Mina? Bahkan meski kamu bisa melihat Roseanne atau bahkan mengetahui bagaimana ia mati dengan tarot-tarotmu, kamu tak melakukan apapun. Jadi berhenti bersikap menyebalkan."

Setelah mengatakan itu Hyunjae melangkah, meninggalkan Mina yang membiarkan tarot-tarotnya terbawa angin. Kata-kata Hyunjae masih terngiang. Sindiran tajam, bukan. Itu tamparan telak di wajahnya.

Saat Hyunjae kembali ke kelas, Kim Doyoung berada di depan kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat Hyunjae kembali ke kelas, Kim Doyoung berada di depan kelas. Sebuah pengumuman baru dipasang dan lelaki itu keluar setelahnya. Hyunjae tak berminat membacanya sekarang karena terlalu ramai. Saat ia menoleh Lalisa masuk ke dalam kelas dengan wajah yang pucat. Hyunjae tak paham kenapa sejak kemarin, Lalisa selalu masuk dengan wajah pucat.

Gadis itu tak menatap ke arahnya, melainkan pada kerumunan di depan kelas. Sosok Roseanne tiba-tiba muncul dan menunjuk ke arah Lalisa sambil menggeleng. Wajahnya terlihat khawatir. Hyunjae terlalu tak peduli untuk memahami maksud Roseanne. Lalisa berhasil menyeruak dan membaca pengumuman tersebut.

Pengumuman

Mulai hari ini, 05/03/19, ruang musik, tari, dan perpustakaan akan direnovasi hingga tenggat waktu yang belum ditentukan.

Terima kasih.

Mata Lalisa bergerak cepat kemudian menarik pengumuman tersebut dan berlari keluar kelas. Kelakuan Lalisa membuat yang belum sempat membaca pengumuman mengeluh kesal. Hyunjae menaikkan alisnya ketika Hwang Hyunjin ikut keluar dari kelas.

Lalisa manapaki tiap anak tangga menuju ruang guru. Dia hampir membuka pintu ruang guru ketika tangannya ditarik dan tubuhnya ikut tertarik menjauhi ruang guru. Hwang Hyunjin yang menariknya menjauh dari ruang guru hingga masuk ke ruang kelas yang kosong. Tangan Lalisa langsung dihempas dan keduanya hanya berjarak dua langkah. Hwang Hyunjin menatapnya, tajam. "Satu langkahmu menuju ruang guru, satu langkah juga menuju kematianmu. Satu kata yang kau ucapkan, satu langkah menuju kematian. Lalisa, kau seharusnya berkaca pada kejadian sahabatmu."

Hyunjin maju satu langkah, ia menatap Lalisa langsung pada matanya. "Ayahmu mati, sahabatmu menyusul kemudian. Tidakkah kau belajar? Apa kau kurang paham arti kehilangan?"

Matanya menatap Lalisa dingin. Lalisa hanya bisa menggertakkan giginya, terlalu marah. "Hwang Hyunjin, kau tahu sesuatu?"

Pertanyaan itu malah membuat Hyunjin tertawa geli. Setelah tertawa jari Hyunjin menaikkan dagu Lisa, "bahkan jika kau mengetahui apa yang aku ketahui kau tak akan bisa melakukan apapun. Percaya padaku, usahamu akan sia-sia."

Setelah mengatakan itu Hyunjin keluar dari kelas terlebih dahulu. Lalisa hanya bisa berteriak di dalam ruangan tersebut, mengeluarkan segala emosinya. Pintu yang terbuka membuat manik matanya bergerak cepat. Hwang Minhyun menatap ke arahnya khawatir. "Lalisa, kau baik-baik saja?"

Mual itu kembali datang dan Lalisa langsung berjalan melewati guru bahasa Inggrisnya. Di kamar mandi lantai dua, seluruh isi perutnya kembali ia muntahkan. Tubuhnya kembali bergetar dan gambaran yang ia lihat di malam itu kembali dalam ingatan.

 Tubuhnya kembali bergetar dan gambaran yang ia lihat di malam itu kembali dalam ingatan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lalisa tak masuk di jam pelajaran bahasa Inggris. Hanya Yoojung yang beberapa kali melirik ke bangku Lalisa dengan cemas. Ah, ada juga beberapa yang melirik sekilas. Sementara Hwang Yeji malah menatap ke punggung Hyunjin yang fokus pada ucapan Hwang Minhyun.

"Lalisa tidak masuk? Ada yang tahu dia ke mana?" Tanya Minhyun di akhir pertemuan.

"UKS. Dia tak enak badan, ssaem." Myoi Mina yang menjawab tanpa melirik ke arah Minhyun.

Lelaki itu mengangguk. "Baiklah, kalau begitu kita bertemu lagi minggu depan. Sampai jumpa."

Lalisa masuk ke kelas sebelum Bu Daesom masuk. Beberapa melirik sekilas kemudian kembali sibuk ke urusannya. Hyunjae kira Lalisa akan duduk di tempatnya, namun gadis itu malah menarik tasnya dan keluar dari kelas.

Alis Hyunjae naik, ekspresi Lalisa tadi seperti menahan mual dan jijik. Di sudut kelas, Roseanne hanya menatap Lalisa kemudian menghilang.

Hwang Hyunjin kembali menulis di bukunya, sementara Yeji hanya menunduk.

SCHOOL 2019

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SCHOOL 2019

JADI?
DAH PAHAM LAH YAAA EHEH
-amel

school 2019Where stories live. Discover now