Chapter 4

15.4K 83 0
                                    

AUTHOR's POV

Sebuah Taxi Blue Bird berhenti di depan gerbang kontrakan bercat hitam. Selang berapa detik mobil Jazz putih berhenti tepat di belakang Taxi tersebut. Dari dalam Taxi keluar seorang wanita berjalan sempoyongan hanya dengan memakai sebelah stiletto di kaki kanannya.

"Mbak bayar dulu ongkos Taxi nya mbak !" Teriak sang sopir Taxi sambil berlari menghampiri Relly.

"Apaan sih dikit dikit minta bayaran. Dasar laki-laki bayaran ! Minta aja sana sama mamak loe heh ! Emang loe siapa heh minta-minta duit sama gue! Ngapain juga loe ngikutin gue. Loe om-om mesum mau macem-macem sama gue kan loe! Gue teriak nih! Gue teriak! Pergi loe! Gak usah ganggu gue anjing!" Relly hanya merancau tidak jelas.

Diperlakukan seperti itu sang sopir Taxi hanya mengelus dada memaklumi kelakuan gadis mabuk di depannya. Tak hanya kali ini dia mendapatkan penumpang mabuk. Berbagai kelakuan aneh dari orang-orang mabuk sudah pernah Ia dapatkan. Dari yang mengguyur seluruh tubuhnya dengan muntahan sampai wanita cantik yang minta di euwe.

"Mbak, maaf tadi mbak nya naik Taxi saya. Jadi saya minta bayarannya mbak." Dengan sabar sang sopir Taxi mencoba meminta hak nya kembali.

Alice yang dari tadi menyaksikan dari dalam mobil langsung menghampiri mereka.

"Aduh pak, maafkan teman saya yah pak. Sepertinya dia terlalu mabuk pak. Berapa tarifnya biar saya yang bayar." Tutur Alice dengan sopan.

"Iya mbak, nggak pa pa. Saya paham hehe. Tarifnya 68rb saja mbak." Jawab sang supir taxi bahagia karna sebentar lagi dia mendapatkan upahnya.

"Sebentar pak. Ini silahkan." Alice lantas memberikan selembar uang 100rb an kepada sang sopir Taxi dan langsung memapah Relly menuju ke kontrakan.

"Mbak ini kembaliannya." Teriak sang sopir Taxi yang di tinggalkan begitu saja.

"Ambil aja pak." Teriak Alice tanpa menoleh

Dengan gembira sang sopor Taxi kembali melanjutkan pekerjaannya mencari dan mengantar penumpang.

Sementara itu di dalam kontrakan...

"Relly kamu tuh kenapa keluar gak bilang-bilang aku sih. Kalo mau ngelampiasin patah hati dengan alkohol kan kamu bisa minta aku temenin! Dari mana kau ?! Keluar sama siapa ?!" Cerocos Alice sambil menghempaskan Alice di sofa ruang tamu kontrakan.

"Eh hai Alice sahabatku tercinta. Aku kangen banget sama kamu. Sini sini peluk haha. Aku tadii... Aku tadi habis... habis huhu..." Diambang kesadarannya Relly tiba-tiba menangis

"Kamu habis ngapain Relly ! Nagapin ?!" Bentak Alice yang tak sabar menghadapi Relly.

"A.. Aku .. " Relly tak kuasa melanjutkan kata-katanya. Relly hanya memeluk sahabatnya erat dan menangis semakin keras.

"Enggak! Hei lihat aku dulu! Jawab pertanyaanku! Keluar sama siapa kau malam ini ?! Sadar Rell sadar !"Alice terus memaksa dan mengguncang-guncang tubuh Relly

"Arya lis. Aku perempuan kotor lis. Aku kotor. Huhu" akhirnya Relly menceritakan kejadian yang telah dialami bersama arya sambil menangis sesegukan.

"Oh Relly ku. It's ok. It's ok. Gapapa yah. Udah. Sekarang kamu udah aman disini. Maafin aku gak ada di saat kamu butuh. Ini salahku. Bukan kamu yang kotor tapi arya ! Kurang ajar anak itu. Biar nanti aku yang kasih perhitungan sama dia yah. Kamu tenang aja."

"Gak perlu lis. Ini semua salahku. Aku yang terlalu gampangan jadi cewek. Aku yang gak bisa jaga diriku sendiri." Tegas Relly.

Tiba-tiba hp Alice berdering...

"Bentar ya Rell, aku angkat telpon dulu" Alice lantas mengangkat telpon dari nomor tak di kenal.

"Hallo. Siapa ini... Oh Om Agus. Iya om makasih banyak om... Ah om bisa aja hihi... Iya om. Oh besok yah. Gak ada sih.. Liat besok aja ya om. Oke besok Al kabarin lagi ya om. Bye."

" Siapa lis?" Tanya Relly.

"Biasa lah rell. Tamu ku." Jawab Alice simpel.

Relly tahu betul bahwa Alice adalah seorang pemandu lagu di tempat karaoke. Hal itu tidak membuat Relly merasa jijik. Bagianya, Alice adalah perempuan berhati baik yang tulus menyayangi dan melindungi Relly. Tidak seperti kebanyakan temannya yang sok alim sok baik tapi ternyata hatinya busuk. Lebih baik berteman dengan orang-orang brengsek tapi berhati malaikat. Daripada berteman dengan oraang yang terlihat baik tetapi munafik.

"Eh rell, kamu istirahat dulu yah. Aku mau telfon om David dulu. Biar dia yg kasih pelajaran ke Arya tuh." Tutur Alice

"Om David itu yang ketua perkumpulan preman se semarang itu yah lis? Ngapain ? Jangan-jangan Arya mau dibikin babak belur yah lis ?" Tanya Relly kaget

"Lah tuh tau. Biar tau rasa aja tu bocah. Macem-macem sama sahabat gue yg paling cantik ini." Jawab Alice sambil mencubit pipi Relly

"Lis beneran ini bukan salah Arya. Sebenernya emang aku yang pengen. Aku nangis karna aku gak nyangka aja aku bisa ML sama cowok selain Rio. Itu yang membuat ku merasa kotor. Tapi sesungguhnya aku menikmatinya. Aku hanya butuh waktu. Aku pikir dengan melakukannya sama cowok lain aku bakal cepet lupain Rio. Tapi ternyata gak semudah itu." Jelas Alice sambil menerawang mengingat kejadian di toilet tadi.

"Kamu. Hahaha hei sejak kapan kamu jadi cewek nakal begini." Tawa Alice tanpa di duga menganggap lucu kepolosan Relly.

"Iiiiiih jangan diketawain dong lis. Aku kan ngomong kayak gini karna itu kamu. Kalo sama orang lain mana berani aku." Semprot Relly sambil melempar bantal sofa ke muka Alice.

"Haha tapi gimana ? Enak kan main sama Arya ? Pistonnya gede boo" goda Relly.

"Lah kok kamu tau lis, jangan jangan kamu pernah ML sama dia ?" Tanya Relly penasaran.

" haha pernah lah. Laki-laki bajingan kaya dia mana tahan sih liat cewek montok kayak kita." Jawab Alice asal

" kok aku gak tahu ? Kapan?" Tanya Relly tambah penasaran

"Udah lama kali. Tapi biasa lah kamu tau sendiri prinsipku kan. Ada uang ayok ngamar. Tak ada uang ya say good bye! Haha"

" haha dasar perek kau !"

"EMANG! Haha"



PS: maap ya pemirsaaah. Authornya sibuk pacaran makanya lupa punya cerita yg harus di selesein muehehehe. Baca terus ya sayang sayang ku 😘😘. Jangan lupa voment loh !!

Kupu-Kupu KelabuWhere stories live. Discover now