Q17. Raden Miyu Maurasena

8.5K 932 784
                                    

Wah, bener-bener duplikat Ayah Ananda ya Dek Miyu ini. Bunda Raden gak kebagian apa-apa.

=======

"Menantu Mamak mana? Udah makan malam belum?"

Mingyu yang lagi sibuk menyeduh susu ibu hamil melirik Mamak Yuli, tersenyum manis dan mengangguk. "Nih, menantu kesayangannya minta dibikinin susu."

"Aduh, cucu Mamak pasti lagi haus ya minta dibikinin Ayahnya."

"Manja emang Raden Miyu."

"Manja juga anak kamu. Darah dagingnya kamu."

Sontak anak dan Ibu itu tersenyum, sama bahagianya setelah menyambut hari bahagia yang ramai dan sakral diselenggarakan hari ini yakni acara 7 bulanan. Berbeda dengan baby shower, keluarga sepakat untuk mengadakan syukuran dengan nuansa adat Jawa. Dimulai dari siraman hingga ritual lainnya demi kelangsungan dan kesehatan Ibu beserta bayinya.

Tentu menjadi tugas dan tanggungan Mingyu yang berubah menjadi suami siaga. Setelah resmi menganggur dan menghabiskan 24 jam waktunya untuk Wonwoo, Mingyu lebih banyak berdiam diri di rumah Bintaro. Meski beberapa kali dalam seminggu dia mengecek keadaan Griya GSM yang kini jadi miliknya.

Encang Ceye gak main-main soal warisan, buktinya gedung kost-kostan tingkat tiga itu kini berada di bawah kuasa Mingyu. Memang ya yang namanya rezeki wong Sholeh, Mingyu gak perlu bekerja full time lagi selama Wonwoo hamil tua.

Dia memilih menjadi suami yang bisa diandalkan aja, salah satunya seperti malam ini yang mana Mingyu mengobrak-abrik dapur untuk segelas susu permintaan Raden Wonwoo tercinta yang sedang mengandung anaknya. Dengan riang, Mingyu nikmati peran sebagai calon Ayah dan suami paling bahagia di dunia.

Gak kerasa loh, buktinya dua bulan lagi keluarga kecil mereka akan kedatangan kado paling dinanti kehadirannya. Hidup hanya sekali, Mingyu gak mau menyesal dalam menikmati hidupnya yang cuma sekali ini, memutuskan untuk mengorbankan pekerjaan demi senyum bahagia saat persalinan.

"Tapi Raden gak ngeluh sakit lagi kan perutnya?"

Mingyu menggeleng, meski jauh dalam hatinya merasa khawatir dengan masalah yang melanda sang istri. "Kadang-kadang, Miyu kalo nendang sekarang makin kuat. Radennya jadi makin manja, mau dielus terus punggungnya."

"Kasian menantu kesayangan Mamak. Besok deh Mamak cariin tukang pijit, kakinya pasti gampang pegel kan?"

"Gak papa Mak, Raden lebih seneng dipijit sama suaminya."

Mamak Yuli geleng-geleng kepala. "Heran Mamak tuh, sejak Raden hamil begini kok bisa nempel terus sama kamu? Bawaan Miyu atau gimana? Sampe resign segala. Mau sampe kapan ini rencananya kamu nyari kerjaan lagi?"

"Sampe Raden bisa urus semuanya sendiri, Mak. Gak tega Ananda ninggalin Raden kayak kemaren."

"Ya, tapi kan ada Mamak. Ada mertuamu juga toh. Ndak papa gak usah dikhawatirin."

"Susah, Mak. Kalo jauhan tuh bawaannya pengen bareng terus, khawatir terus."

"Halah, dasar kalian aja gak bisa dipisahin. Nempel macem prangko sama amplop. Ya udah, kelonin gih istrimu. Mamak mau maskeran dulu."

Setelah perbincangan ringan dengan sang Ibu, Mingyu melangkahkan kakinya menuju kamar. Manjanya sang istri kadang membuat dia jadi makin tenggelam dalam status bucin ekstrem. Sekarang, apa saja yang Wonwoo minta akan dengan mudahnya Mingyu turuti.

Rupanya menyandang nama Raden memiliki arti jika Wonwoo adalah Ratu di Istana rumah tangganya dengan Mingyu. Sedangkan si kecil Miyu adalah calon Putri yang super berkuasa, bahkan membuat kedua orang tuanya harus geleng-geleng kepala.

QuerenciaWhere stories live. Discover now