That Dream,

41 5 0
                                    

Seoul, Korea Selatan
21 Maret 2016.

Aku terlalu lama tertidur. Bahkan ini sudah pagi. Aku mendudukkan diriku, sinar matahari itu menggangguku dari mimpi panjang yang aku alami. Ku lihat jam yang ada di atas nakas, 09:00 KST. Pantas saja

Aku pun beranjak dari tempat tidur ku, ya, tempat tidur ini sangatlah nyaman. Menuju ke kamar mandi, menyegarkan seluruh pikiran, badan dan hatiku.

  Menaiki tangga atas menuju Walk in Closet tempat dimana aku meletakkan baju. Memilih pakaian apa yang harus ku pakai dan berakhir dengan baju yang oversize  berwarna hitam dengan celana panjang joger yang warnanya juga senada.

  Aku pun keluar dari kamar, berjalan menuju dapur. Membuka lemari yang berada di atas tempat pencuci piring. Mengambil panci dan sebungkus mie instan yang kubawa dari China. Aku belum mau untuk mencoba makanan Korea, mungkin nanti akan kulakukan.

Mie instan ku sudah siap tersaji dan ku bawa ke meja makan. Keluargaku selalu mengajarkanku untuk tidak makan dalam keadaan berdiri. Kami memang banyak pantangannya, mau tidak mau, percaya ataupun tidak itu harus dipatuhi. Ajaran leluhur kami yang keras namun bermanfaat.

Mimpi itu.Aku bermimpi tentang masa kecil kami. Entah sudah berapa lama aku tidak memimpikan dia. Memimpikan hal-hal yang menyenangkan yang telah aku lalui bersama dengannya. Sekarang itu semua tidak bisa terulang lagi atau mungkin belum?

Aku menghela nafas, bukan karena aku kesal, menyerah atau apapun. Helaan ini adalah pesan untuknya yang entah ada dimana, memberitahukannya bahwa aku berada disini, di negaranya, aku ada di sekitarnya.

Kata menyerah tidak ada di diriku. Aku akan selalu mencarinya sampai aku menemukannya. Anggap saja aku bodoh, aku tidak akan peduli. Hanya dia satu-satunya sumber kehidupanku. Katakanlah aku berlebihan namun itu kebenarannya.

Telepon genggam ku bergetar panjang menandakan ada yang menelpon ku. Nomor tidak di kenal. Bolehkah aku berharap ini dia?

'Halo? Lizhe Shao disini'

'Astaga, akhirnya aku mendapatkan nomor teleponmu' , siapa ini? Suara nya tidak asing, tapi ini bukanlah suara orang yang ku harapkan.

'Maaf, saya sedang berbicara dengan siapa saat ini?'

'Apa kamu tidak ingat dengan ku? Kau tidak berubah selalu saja cuek terhadapku' , sepertinya aku tahu suara ini dan kecerewetannya.

'Min Yoongi?'

'Akhirnya kamu tahu. Kamu berada dimana sekarang?'

'Jauh dari rumahku. Ada apa?' , aku tidak mau berhubungan dengannya lagi. Aku masih kesal.

'Aku tahu, tapi ada dimana? Aku sedang pulang kampung' , jangan-jangan?

'Jangan bilang kau ada di Korea saat ini?'

'Tentu saja, memangnya kampungku ada dimana lagi? Apa kamu sedang berada di Korea juga?' , Aish.. Bagaimana ini?

'I-iya' , sial. Aku tidak pandai berbohong.

'Wow, ini sungguh kebetulan. Aku ingin bertemu denganmu kalau begitu, dimana rumahmu? Apa kamu ngekost? Atau tinggal di apartemen? Beritahu aku alamatmu, aku akan segera kesana. Ya ya ya'

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang