15. Rencana

600 80 0
                                    

"Ini." Maya menyerahkan buku harian Yuna ke tangan Sania dengan helaan berat.

Sania tersenyum, sangat tulus, "Makasih, makasih banyak buat ini semua, dan ... maaf juga untuk kakak kamu."

"Kenapa? Kenapa kamu minta maaf sama kak Yuna, San?" tanya Maya keheranan.

Sania menatap Maya dengan penuh perasaan resah, "Aku ... udah bikin adiknya berkhianat. Maaf, tolong sampein maaf aku buat dia."

"Nggak, San. Bukan berkhianat, aku cuma lagi nyadarin kakak aku--"

"Udah?" tanya Lucy yang datang entah darimana.

Keduanya langsung menoleh ke arah gadis itu, dan menganggukkan kepala mereka pelan.

"Udah, kok, sesuai yang kalian minta," Sahut Maya.

"Bagus, berarti langsung hari ini juga kita bongkar rahasia mereka--"

"Tunggu! Pokoknya kalian harus inget janji kalian ke aku pas kemaren! Aku mau nama kak Yuna segera bersih setelah ini, paham?"

Lucy menganggukkan kepalanya singkat, "Tenang aja, gua ini bukan seseorang yang suka mengingkari janji, dan ... Sania, dia juga bukan orang yang jahat. Lu bisa percaya sama kita, nama kakak lu bakal segera kita bersihin setelah ini, tapi untuk Bima ... gua rasa dialah yang bakal jadi pelaku utama di sini."

"Aku pegang ucapan kamu," Jawab Maya sembari bangkit dari duduknya, "Aku pergi dulu."

Sania dan Lucy hanya mengangguk sambil memperhatikan gadis itu yang makin lama makin menjauh, lalu kemudian menghilang.

"Cy, kita udah dapet ini. Kata kunci dari semuanya, terus ... kita mau apa?" tanya Sania.

Lucy nampak berpikir sebentar, "Emhh ... tunggu deh, sekarang lu jangan putusin dia, manis-manisin aja dulu si Bima sebelum lu jatohin."

Sania menatap Lucy yang mulai menyeruput es teh miliknya, "Hah? Kok?"

"Apa? Lu mau ngehindarin Bima? Mau mutusin Bima? Ya jangan lah! Lu itu harus bisa dia serasa terbang ke angkasa, setinggi langit ... dan baru deh, lu bisa jatohin dia ke tanah. Ini baru definisi sakit tak berdarah, sakit banget ... tapi nggak bisa diobatin pake obat apa pun," Ucap Lucy.

Sania menyimak dengan baik setiap perkataan Lucy.

"Kalo mau mutusin cowok itu ... harus yang berkesan gitu loh," Lanjutnya.

"Berkesan yang kaya gimana?" tanya Sania yang makin keheranan.

Lucy mendengus pelan, "Kapan anniversary lu sama Bima yang ke satu tahun?"

"Hah? Eh? Emh ... minggu depan," Jawab Sania.

"Oke, dengerin gua, ya? Jangan dulu putusin Bima setelah rahasia ini terbongkar! Biarin aja lu sindir-sindir dia dulu, nunggu waktu yang pas ... dan boom! Lu bisa ngeakhirin hubungan ini setelah dia berpikir kalo lu itu bisa maafin dia, gimana?"

Sania nampak mempertimbangkan usul Lucy tersebut, "Emh ... oke, deh. Gua coba, makasih ya, Cy. Gua bawa buku ini ke kelas dulu, bye!"

Lucy menatap punggung Sania yang makin menghilang, dia sedikit menguraikan senyumannya.

.

.

.

"Sebenernya gua nggak harus ikut campur sedalem ini, tapi ... setiap ngeliat cewek yang terlalu percaya sama cowoknya yang busuk itu rasanya pengen banget nunjukkin sifat asli cowok mereka. Dan ... dengan ini juga, gua kayanya berhasil ngelepas ikatan perbudakkan Bima ke Tama, dia emang gila manfaatin solidaritas persahabatan buat hal kaya gini!"







TBC

Melupakan Cintamu✔(TAMAT)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum